728x90 AdSpace

Pos Terbaru

Berita Duka, “Amanda Aulia Pangastuti”

Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun, telah meninggal dunia putri kakak kami “Amanda Aulia Pangastuti” (2 tahun). Setelah beberapa pekan menginap dirumah sakit dan dilakukan operasi tumor yang dideritanya di rumah sakit Adi Sucipto, jakarta. Atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala ia harus kembali menghadap-Nya. Semoga Allah berikan tempat yang baik buatnya, ditabahkan orang tuanya dan kedua orang tua kami dalam menjalani musibah ini. Amin.. Insya Allah akan dikebumikan hari ini di Pesing, Tangerang.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" -Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah, dan kami juga akan kembali kepada-Nya-. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". (Al Baqarah:155-157)

Allah Ta'ala juga berfirman:
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu..” (At-Taghabun: 11).

Imam Ibnu Katsir -rahimahullah- dalam menafsirkan ayat diatas (At-Taghabun:11), beliau berkata:
“Maknanya: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah Ta’ala, kemudian dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allâh Ta’ala tersebut, maka Allah Ta’ala akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allah Ta’ala akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik baginya.” [Tafsir Ibnu Katsir (8/137)]

Hal ini selaras dengan firman Allah 'Azza wa Jalla :
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (Al Baqarah: 216)

Berikut ini sedikit saya menukilkan untuk menasehati diri saya sendiri, dan yang membacanya agar kita tersadar bahwa perjalanan hidup ini adalah menuju kematian, yang ia tidak mengenal usia, waktu dan tempat. Sehingga kita tidak dilupakan akan hakikat tujuan manusia diciptakan dan agar kita tidak disilaukan dengan banyaknya gemerlap kehidupan pada zaman sekarang ini.

Akhir Perjalanan Hidup Ini

Untaian Syair Zainal Abidin -rohimahulloh-

لَيْس الغرِِيبُ غرِيبَ الشَّامِ وَاليمنِ إنَّ الغَريب غَريبُ اللحْد والكَفَنِ

Orang asing bukanlah orang yg merantau ke negeri syam atau yaman
Tapi orang asing adalah, orang yang asing dalam liang lahad bersama kain kafan

إنَّ الغريبَ لَهُ حَق لِغُربَتِهِ علَى المُقِيمينَ فى الأوْطَانِ والسَّكَنِ

Sungguh orang yang terasing memiliki hak yang harus dipenuhi
Oleh penduduk daerah yang sedang dilaluinya

لاَ تَنْهَرَنّ غَرِيْباً حَالَ غُرْبَتِهِ الدَّهْرُ يَنْهَرُهُ بِالذُّلِّ وَالْمِحَنِ

Janganlah kau hardik orang asing ketika sedang dalam perantauan
Karena masa telah menghardiknya dengan kehinaan dan berbagai cobaan

سَفْرِي بَعِيْدٌ وَزَادِي لَنْ يُبَلِّغَنِي وَقُوَّتِي ضَعُفَتْ وَالْمَوْتُ يَطْلُبُنِي

Perantauanku jauh… padahal bekalku tidak mencukupi
Kekuatanku semakin rapuh… sedang kematian terus mencariku

وَلِي بَقَايَا ذُنُوْبٌ لَسْتُ أَعْلَمُهَا اللهُ يَعْلَمُهَا فِي السِّرِّ وَالْعَلَنِ

Aku tentu punya banyak sisa dosa, yang aku tak mengetahuinya
Allah mengetahui dosa-dosaku yang tersembunyi di saat bersendirian atau yang nampak

مَا أَحْلَمَ اللهَ عَنِّي حَيْثُ أَمْهَلَنِي وَقَدْ تَمَادَيْتُ فِى ذَنْبِي وَيَسْتُرُنِي

Betapa sayangnya Alloh padaku… karena telah menangguhkan hukuman-Nya
Bahkan Dia tetap menutupi dosaku… meski aku terus melakukannya

تَمُرُّ سَاعَاتُ أَيَّامِي بِلاَ نَدَمِ وَلاَ بُكَاءٍ وَلاَ خَوْفٍ وَلاَ حَزَنِ

Hari-hariku terus berjalan (dan aku terus melakukan dos-dosa)
Tanpa ada rasa penyesalan, tangisan, ketakutan, ataupun kesedihan

أَنَا الَّذِى أَغْلَقَ الأَبِوَابَ مُجْتَهِدًا عَلَى الْمَعَاصِي وَعَيْنُ اللهِ تَنْظُرُنِي

Akulah orang telah menutup pintu
Untuk giat dalam maksiat, padahal Mata Alloh selalu mengawasiku

يَا زَلَّة كُتِبَتْ فِي غَفْلَةٍ ذَهَبَتْ يَا حَسْرَة بَقِيَتْ فِي الْقَلْبِ تُحْرِقُنِي

Salah sudah tercatat, dalam kelalaian yang telah lewat
Dan sekarang, tinggal penyesalan di hati yang terus membakar diriku

دَعْنِي أَنُوْحُ عَلَى نَفْسِي وَأَنْدُبُهَا وَأَقْطَعُ الدَّهْرَ بِالتَّذْكِيْرِ وَالْحَزَنِ

Biarkanlah aku tangisi jiwaku dan meratapinya
Dan aku isi masa hidupku dengan muhasabah dan kesedihan

دَعْ عَنْكَ عَذْلِي يَا مَنْ كَانَ يَعْذُلُنِي لَوْ كُنْتَ تَعْلَمُ مَا بِي كُنْتَ تَعْذُرُنِي

Wahai orang yang selalu menghinaku, tinggalkan hinaanmu!
karena jika kau tahu keadaanku, tentu kau memberi udzur kepadaku

دعني أسِحّ دموعا لا انقطاع لها فهل عسى عبرة منها تخلصني

Biarkanlah ku usap linangan air mata, yang tak mau berhenti ini
Maka adakah tetesan air mata ini, dapat menyelamatkan diri?!

كأنني بين كل الأهل منطرحا على الفراش وأيديهم تقلبني

Dan seakan-akan aku sekarang
tergeletak tak berdaya diatas ranjang
di hadapan seluruh sanak keluarga
yang membolak-balikkan tubuhku dengan tangan mereka

وقد تجمع حولي من ينوح ومن يبكي عَلَيّ وينعاني ويندبني

Lalu berkumpullah di sekelilingku, orang yang meratapiku dan menangisiku

وقد أتوا بطبيب كي يعالجني ولم أرى الطب هذا اليومَ ينفعني

Mereka telah mendatangkan tabib untuk mengobatiku
Tapi aku yakin, saat ini ia takkan mampu menyembuhkanku

واشتد نزعي وصار الموت يجذبها من كل عرق بلا رفق ولا وهن

Selanjutnya nafasku semakin tak karuan
Ajal mulai merenggutku, dari setiap urat nadi, dengan tanpa keramahan dan kehalusan

واستخرج الروح مني في تغرغرها وصار ريقي مريراً حين غرغرني

Kemudian kematian mengeluarkan nyawaku dariku yang pada saat nyawaku
dikerongkongan saat itu ludahku menjadi terasa pahit

وغمضوني وراح الكل وانصرفوا بعد الإياس وجَدُّوا في شرا الكفن

Mereka pun menutup mataku lalu pergilah mereka seluruhnya
Tatkala mereka putus asa maka merekapun berpaling dariku untuk membeli kafan

وقام من كان حِبَّ الناس في عجل نحو المغسل يأتيني يغسلني

Orang yang dulunya paling ku kasihi
Segera mencari pemandi mayat untuk memandikan mayatku

وقال يا قومُ نبغي غاسلاً حذقاً حراً أديباً أريباً عارفاً فطن

Dia mengatakan: Wahai kaumku, kami ingin pemandi mayat yang lihai
merdeka, ahli syair, cerdas, mengerti, dan pandai

فجاءني رجل منهم فجردني من الثياب وأعراني وأفردني

Akhirnya datanglah seorang dari mereka menghampiriku
ia melepas pakaianku, menelanjangiku, dan menyendirikanku

وأودعوني على الألواح منطرخا وصار فوقي خرير الماء يُنظِفُني

Dengan terlentang di gerabah, ia membiarkanku
sedang pancuran air yang akan membersihkan ada di atasku

وأسكب الماء من فوقي وغسلني غسلا ثلاثا ونادى القومَ بالكفن

Ia pun mengucurkan air dari atasku, dan membilasku dengan tiga bilasan
Setelah itu, ia meminta orang-orang agar mendatangkan kain kafan

وألبسوني ثياباً لا كمام لها وصار زادي حنوطي حين حنطني

Orang-orang itu memakaikan padaku pakaian yang tanpa lengan
Dan jadilah bekalku hanya parfum kematian, saat mereka memarfumiku

وأخرجوني من الدنيا فوا أسفاه على رحيل بلا زاد يبلغني

Mereka kini telah mengeluarkanku dari dunia… Duhai malangnya aku
Sebagai seorang perantau tanpa bekal yang dapat mengantarkanku

وحملوني على الأكتاف أربعة من الرجال وخلفي من يشيعني

Mulailah 4 lelaki mengangkat jasadku di atas pundak
Dan di belakangku terlihat para pelayat yang mengarak

وقدموني إلى المحراب وانصرفوا خلف الامام فصلى ثم ودعني

Mereka lalu meletakkanku di mihrob depan
Lalu ke belakang imam untuk sholat dan mengucapkan kata perpisahan

صلوا عليّ صلاة لا ركوع لها ولا سجود لعل الله يرحمني

Mereka menyolatiku, dengan sholat yang tanpa ada ruku’ dan sujudnya
Dengan iringan doa semoga Alloh mencurahkan padaku rahmat-Nya

وأنزلوني إلى قبري على مَهَل وقدموا واحدا منهم يلحدني

(Sampai di kuburan), mereka menurunkanku ke kuburan dengan perlahan
Dan mulailah salah satu dari mereka memasukan aku ke liang lahat

وكشّف الثوب عن وجهي لينظرني وأسبل الدمع من عينيه أغرقني

Dia membuka kain yang menutupi wajahku untuk melihatku
Hingga mengucur dari kedua matanya, air yang mampu menenggelamkanku

فقام محترما بالعزم مشتملاً وصفّف اللَبْن من فوقي وفارقني

Ia lalu berdiri dengan penuh hormat… Dan dengan tekad yang bulat…
ia menata bata di atasku… lalu meninggalkanku…

وقال هُلُّوا عليه الترب واغنتموا حسن الثواب من الرحمن ذي المنن

Ia mengatakan: “Uruklah dia dengan tanah kuburan
Dan raihlah pahala kebaikan dari Ar-Rohman, yang memiliki banyak pemberian!

فى ظلمة القبر لا أمٌّ هناك ولا أب شفيق ولا أخ يؤنسني

Di liang kubur yang gelap itu, tak ada bapak yang penyayang
Tak ada ibu, atau pun saudara yang dapat membuatmu senang

وهالني صورة فى العين إذ نظرت من هول مطلع ما قد كان أدهشني

(Setelah itu) datanglah sosok yang membuatku gemetar, saat mata ini menatapnya
Karena tampang yang sangat menakutkan orang yang melihatnya

من منكر ونكير ما أقول لهم قد هالني أمرهم جداً فأفزعني

Itulah malaikat Munkar dan Nakir… Apa yang akan ku katakan pada mereka?!
Di saat mereka benar-benar telah membuatku sangat takut dan kaget tiada tara

وأقعدوني وجَدُّوا في سؤالهم مالي سواك إلهي من يخلصني

Mereka mulai mendudukkanku, dan mengintrogasiku
Sungguh ya Tuhan, tiada seorang pun selain Engkau yang dapat menyelamatkanku

فامنن عليّ بعفوٍ منك يا أملي فإنني موثق بالذنب مرتَهَن

Maka berikanlah maaf-Mu padaku, wahai Harapanku
Sungguh aku sekarang terjerat dan tergadai oleh dosa-dosaku

تقاسم الأهل مالي بعدما انصرفوا وصار وزري على ظهري فأثقلني

Adapun keluargaku… setelah pulang, mereka membagi-bagi hartaku
Di lain sisi, dosa-dosaku menjadi semakin terasa berat di pundakku

واستبدلت زوجتي بعلاً لها بعدني وحكمته على الأموال والسكن

Sedang istriku… ia mencari suami lain yang menjadi pengganti sepeninggalku
Lalu menyerahkan kekuasaan harta dan rumah padanya (yang dulunya adalah milikku)

وصيرت ولدي عبداً ليخدمها وصار مالي لهم حلاّ بلا ثمن

Adapun anakku… mereka berubah menjadi budaknya yang harus melayaninya
Sedang hartaku… sekarang semuanya menjadi halal dan barang gratis untuk mereka

فلا تغرنك الدنيا وزينتها وانظر إلى فعلها في الأهل والوطن

Oleh karena itu, janganlah engkau terkecoh dengan dunia dan perhiasannya!
Lihatlah apa yang diperbuat dunia kepada tempat tinggal dan penghuninya

وانظر إلى من حوى الدنيا بأجمعها هل راح منها بغير الحنط والكفن

Lihatlah orang yang berhasil mengumpulkan dunia seisinya
Apakah ia akan pergi dari dunia dengan selain hanuth dan kafannya?!

خذ القناعة من دنياك وارض بها لو لم يكن لك إلا راحة البدن

Bersikaplah qona’ah dan rela terhadap dunia!
walau kau hanya memiliki badan yang sehat (dan hidup sederhana)

يا زارع الخير تحصد بعده ثمراً يا زارع الشر موقوف على الوهن

Wahai penanam kebaikan… pasti kau nanti akan memanen buahnya
Wahai penanam keburukan… pasti kau akan dimintai tanggung jawabnya

يا نفس كفي عن العصيان واكتسبي فعلا جميلا لعل الله يرحمني

Wahai jiwa ini, berhentilah menjalani maksiatmu
Dan mulailah beramal yang baik, semoga Alloh merahmatimu

يا نفس ويحك توبي واعملي حسنا عسى تجازَيْن بعد الموت بالحسن

Wahai jiwa ini, segeralah bertaubat dan lakukanlah kebaikan
Semoga engkau raih balasan kebaikan, saat melewati kematian

ثم الصلاة على المختار سيدنا ما وضَّأَ البرق فى شام وفي يمن

Semoga sholawat tercurahkan kepada Nabi yang terpilih dan mulia
Selama kilat masih menerangi negeri Syam dan dataran Yaman

والحمد لله ممسينا ومصبحنا بالخير والعفو والإحسان والمنن

Segala puji bagi Alloh, yang ketika pagi dan sore selalu memberi kita kebaikan
Juga maaf, ke-ihsan-an, dan banyak lagi pemberian
_____________________

Alih bahasa oleh: Musyaffa' Addariny, Lc di Madinah, 21 /11/1430 H (dengan sedikit editan oleh Firanda)
http://www.firanda.com/index.php/artikel/renungan/149-akhir-perjalanan-hidup-ini


Nasihat Imam Asy-Syafi'i kepada Muridnya Imam Al-Muzany


Imam Muzany bercerita, ”Aku menemui Imam Asy-Syafi’iy menjelang wafatnya, lalu aku berkata, ”bagaimana keadaanmu pagi ini, wahai ustadzku?”

beliau menjawab,
“Pagi ini aku akan melakukan parjalanan meninggalkan dunia, akan berpisah dengan kawan-kawanku, akan meneguk gelas kematian, akan menghadap kepada Allah dan akan menjumpai kejelekan amalanku. Aku tidak tau; apakah diriku berjalan ke syurga sehingga aku memberinya ucapan kegembiraan , atau berjalan ke neraka sehingga aku menghibur kesedihannya.”

Aku (Al-Muzany) berkata,“Nasihatilah aku”.

Asy-Syafi’iy berpesan kepadaku,“Bertaqwalah kepada Allah, parmisalkanlah akhirat dalam hatimu, jadikanlah kematian antara kedua matamu dan jangan lupa engkau akan berdiri di hadapan Allah. Takutlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla, jauhilah apa-apa yang Dia haramkan, laksanakanlah segala yang Dia wajibkan, hendaknya engkau bersama Allah di manapun engkau berada. Jadikanlah diammu sebagai tafakkur, pembicaraanmu sebagai Dzikir dan pandanganmu sebagai pelajaran. Maafkanlah orang yang mendzolimimu, sambunglah orang yang memutus silaturrahmi kepadamu, berbuat baiklah kepada siapa yang bebuat jelek kepadamu, bersabarlah terhadap segala musibah, berlindunglah kepada Allah dari api neraka dengan ketaqwaan.”

Aku (Al-Muzany) berkata“Tambahkanlah (nasihatmu) kepadaku.”

Beliau melanjutkan,“Hendaknya kejujuran adalah lisanmu, menepati janji adalah tiang tonggakmu, rahmat adalah buahmu, kesyukuran sebagai thaharahmu, kebenaran sebagai perniagaanmu, kasih sayang adalah perhiasanmu, kecerdikan adalah daya tangkapmu, ketaatan sebagai mata pencaharianmu, ridha sebagai amanahmu, pemahaman adalah penglihatanmu, rasa harap adalah kesabaranmu, rasa takut sebagai jilbabmu, shadaqoh sebagai pelindungmu dan zakat sebagai bentengmu. Jadikanlah rasa malu sebagai pemimpinmu, sifat tidak tegesa-gesa sebagai menterimu, tawakkal sebagai baju tamengmu, dunia sebagai penjaramu dan kefakiran sebagai pembaringanmu. Jadikanlah kebenaran sebagai pemandumu, haji dan jihad sebagai tujuanmu, Al-Qur’an sebagai pembicaramu dengan kejelasan, jadikanlah Allah sebagai penyejukmu. Siapa yang sifatnya seperti ini maka syurga adalah tempat tinggalnya.”

Kemudian Asy-Syafi’i mengangkat pandangannya ke arah langit seraya menghadirkan susunan ta’bir. Lalu beliau bersyair:

Kepada-Mu -wahai Ilah segenap makhluq, wahai pemilik anugerah dan kebaikan-,

kuangkat harapanku, walaupun aku ini seorang yang bergelimang dosa.

Tatkala hati telah membatu dan sempit segala jalanku,

kujadikan harapan pengampunan-Mu sebagai tangga bagiku

Kurasa dosaku teramatlah besar,

namun tatkala dosa-dosa itu kubandingkan dengan maaf-Mu -wahai Rabb-ku-, ternyata maaf-Mu lebihlah besar

Terus menerus Engkau Maha Pemaaf dosa, dan terus-menerus Engkau memberi derma dan maaf sebagai nikmat dan pemuliaan.

Andaikata bukan karena-Mu, tidak seorang pun ahli ibadah yang tersesat oleh iblis

bagaimana tidak, sedang dia pernah menyesatkan kesayangan-Mu, Adam.

Kalaulah Engkau memaafkan aku, maka Engkau telah memaafkan seorang yang congkak, zholim lagi sewenang-wenang, yang masih terus berbuat dosa.

Andai kata Engkau menyiksaku, tidaklah aku berputus asa,

walaupun diriku telah Engkau masukkan ke dalam Jahannam lantaran dosaku.

Dosaku sangatlah besar, dahulu dan sekarang, namun maaf-Mu -wahai Maha Pemaaf- lebih tinggi dan lebih besar.”

[Tarikh Ibnu Asâkir juz 51 hal. 430-431] Sumber: Majalah An-Nashihah vol.13 thn 1429 H/2008 M
http://www.muslim-sunni.co.cc/2011/01/nasihat-imam-asy-syafii-kepada-muridnya.html


Anjuran Mengingat Kematian

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian"(HR Ibnu Majah, no. 4.258; Tirmidzi; Nasai; Ahmad).

Dalam riwayat Ath Thabrani dan Al Hakim terdapat tambahan:"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup atas orang itu"(Shahih Al Jami’ush Shaghir, no. 1.222; Shahih At Targhib, no. 3.333)

Syumaith bin ‘Ajlan berkata:"Barangsiapa menjadikan maut di hadapan kedua matanya, dia tidak peduli dengan kesempitan dunia atau keluasannya." (Mukhtashar Minhajul Qashidin, hlm. 483, tahqiq Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi)

Dari Ibnu Umar, dia berkata: Aku bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada Beliau, kemudian mengucapkan salam kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu dia bertanya:“Wahai, Rasulullah. Manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?”Beliau menjawab,”Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.”Dia bertanya lagi: “Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdik?”Beliau menjawab,”Yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik.”(HR Ibnu Majah, no. 4.259. Hadits hasan. Lihat Ash Shahihah, no. 1.384)

Dari Al Bara’, dia berkata: Kami bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu jenazah, lalu Beliau duduk di tepi kubur, kemudian Beliau menangis sehingga tanah menjadi basah, lalu Beliau bersabda:“Wahai, saudara-saudaraku! Maka persiapkanlah untuk yang seperti ini !” (HR Ibnu Majah, no. 4.190)

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (Al Hasyr:18)

Wahai orang-orang kuat …

Wahai orang-orang kuat, nan muda usia …

Wahai orang-orang cerdas dan jenius …

Wahai pemimpin, pembesar …

Wahai orang fakir dan rakyat jelata …

Semua orang yang menangis (karena kematian orang yang dicintai),

dia juga akan membuat orang lain menangis (ketika dia mati) …

Semua pembawa berita kematian, dia juga akan diberitakan kematiannya…

Semua harta simpanan akan binasa …

Semua yang disebut-sebut akan dilupakan …

Tidak ada yang kekal selain Allah...

Jika ada orang yang merasa tinggi, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih tinggi.


Ya Allah.. bukakan hati kami, ketuklah hati kami dari setiap kejadian hidup yang kami alami,
agar kami bisa mengenal apa yang Engkau peringatkan dan beritakan kepada kami..
Ya Rabb Yang Maha Menghidupkan dan Yang Maha Mematikan.. janganlah Engkau kunci hati kami lalu mengeras bagaikan batu, sehingga membutakan mata hati kami..
Ampunilah dosa-dosa kami.. terimalah amal ibadah kami... Wafatkanlah kami dalam keadaan husnul khatimah, dalam keadaan islam, diatas tuntunan sunnah Rasul-Mu shallallu’alaihi wa sallam. Amin..

Faisal Choir Blog :

Blog ini merupakan kumpulan Artikel dan Ebook Islami dari berbagai sumber. Silahkan jika ingin menyalin atau menyebarkan isi dari Blog ini dengan mencantumkan sumbernya, semoga bermanfaat. “Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR. Muslim). Twitter | Facebook | Google Plus

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Berita Duka, “Amanda Aulia Pangastuti” Description: Rating: 5 Reviewed By: samudera ilmu
Scroll to Top