Allah
menjadikan dunia sebagai ladang akherat dan memberikan kesempatan
kepada semua orang untuk menggunakan dunia sebagai ladang khusus
baginya. Menanam dan menabur benih-benih yang disukainya kemudian
memanennya didunia dan akherat semua yang telah ditaburnya tersebut.
Apabila menanam benih keburukan maka pohon dan buahnyapun buruk. Dan
bila menabur benih kebaikan maka akan tumbuh pohon dan hasil yang baik.
Demikianlah balasan sesuai dengan jenis amalannya dan buah pun dari
jenis pohonnya. Sebagai permisalan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam pernah bersabda,
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ
“Siapa yang mengucapkan Subhanallah Al-‘Azhim wa bihamdihi maka ditanamkan uintuknya satu pohon kurma disyurga.” (H.r. At-tirmidzi dan dishahihkan Al-Albani dalm shahih sunan At-Tirmidzi no. 2757)
Demikianlah pahala dan balasan diakherat sesuai dengan amalan yang dikerjakan seseorang didunia. Untuk itulah Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,
الْيَوْمَ تُجْزَي كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ لاَظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi Balasan dengan apa yang
diusahakannya. tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya
Allah Amat cepat hisabnya.” (QS. Mu’min: 17).
Semua amalan kita telah tertulis dalam satu kitab yang Allah tidak berbuat zhalim pada seorangpun. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى
الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فَيهِ وَيَقُولُونَ يَاوَيْلَتَنَا
مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لاَيُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلاَكَبِيرَةً إِلآ
أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَاعَمِلُوا حَاضِرًا وَلاَيَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang
bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka
berkata: “Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak meninggalkan
yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya;
dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan
Tuhanmu tidak Menganiaya seorang juapun.” ( QS. Al-Kahfi: 49)
Tidak ada satupun amalan baik yang kecil maupun yang besar kecuali
telah tertulis dalam kitab tersebut yang akan dibaca setiap orang
masing-masing kitabnya. Allah jelaskan hal ini dalam firman-Nya:
وَكُلُّ إِنسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ
طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا
يَلْقَاهُ مَنشُورًا {13} اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ
عَلَيْكَ حَسِيبًا
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya
(sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan Kami keluarkan baginya
pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. “Bacalah
kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab
terhadapmu.” (QS. Al-Isra’ :13-14).
Demikian juga Allah jelaskan bahwa setiap amalan kita akan kita lihat nanti diakherat dalam firman-Nya,
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ {7} وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شّرًّا يَرَهُ {8}
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya
pula.” (QS. Al-Zalzalah:7-8).
Amalan ini bukan sekedar dilihat saja namun akan dibalas dengan sempurna semuanya, seperti dijelaskan dalam firman-Nya:
ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَّاكَسَبَتْ وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ
“Kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang
ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.” (QS. Alimran:161).
Baginda yang mulia Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam pernah bersabda menyampaikan hadits Qudsi yang berbunyi:
يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ
أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ
وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا
يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ
Wahai hambaKu semua itu adalah amalan kalian yang Aku hitung
untuk kalian, kemudian aku sempurnakan balasannya. Siapa yang
mendapatkan kebaikan maka pujilah Allah dan yang mendapatkan selainnya
maka jangan menyesal.” (HR. Muslim).
Barang siapa yang menggunakan hartanya yang halal dijalan Allah maka
balasannya dihari kiamat nanti adalah kebaikan dan pahala. Allah
Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَمَاتُنفِقُونَ إِلاَّ ابْتِغَآءَ وَجْهِ اللهِ وَمَا تُنفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ
Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah),
Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. dan janganlah kamu membelanjakan
sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. dan apa saja harta
yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan
cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS.
Al-Baqarah :272)
Sebaliknya orang yang mengumpulkan harta yang haram dan
menggunakannya dalam larangan Allah dan RasulNya, maka balasannya dihari
kiamat adalah keburukan dan siksaan.
Oleh karena itu marilah kita jadikan harta kita menjadi sebab kebahagian dunia dan akherat kita.
Lihatlah bagaimana pahala harta yang digunakan dijalan Allah!
Pahala Harta Yang Digunakan di Jalan Allah
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,
الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُم بِالَّيْلِ
وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ
وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari
secara tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di
sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 274)
Dalam ayat ini Allah menganjurkan kita untuk segera menginfakkan
harta dijalan kebaikan, baik dipagi, siang dan malam hari, baik secara
terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. Lalu menjanjikan 3 hal: pahala
dari Allah, keamanan dan kebahagian.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam pernah menyampaikan pahala infak dijalan Allah ini dalam satu hadits yang berbunyi,
جَاءَ رَجُلٌ بِنَاقَةٍ مَخْطُومَةٍ فَقَالَ هَذِهِ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَبْعُ مِائَةِ نَاقَةٍ كُلُّهَا
مَخْطُومَةٌ
“Datang seorang membawa onta yang sudah ada tali kekangnya, lalu
berkata: Ini untuk dipergunakan dijalan Allah. Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam menjawab:
Kamu mendapatkannya di hari kiamat berupa tujuh ratus onta semuanya ada
tali kekangnya.” (HR. Muslim).
Imam an-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menyatakan: “Ada
yang menyatakan bahwa maksudnya adalah pahala tujuh ratus onta dan bisa
jadi sesuai zhahirnya sehingga ia mendapatkan tujuh ratus onta bertali
kekang yang setiap ontanya dapat ia kendarai untuk tamasya di surga.” (Syarah Shahih Muslim 13/38).
2. Pahala orang yang berjihad dijalan Allah dengan hartanya.
Allah Ta'ala mengkhabarkan dan menunjukkan kaum mukminin kepada perniagaan yang
pasti untung diakherat dan didunia juga dan mensifatkannya sebagai
perniagaan terbaik, yaitu Jihad fi sabilillah.
Allah berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى
تِجَارَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ {10} تُؤْمِنُونَ بِاللهِ
وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ بِأَمْوَالِكُمْ
وَأَنفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرُُ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ {11}
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ {12} وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرُُ مِّنَ اللهِ
وَفَتْحُُ قَرِيبُُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ {13
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?. (yaitu)
kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah
dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu
ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan
kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah
keberuntungan yang besar. dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu
sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat
(waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
beriman.” (QS. Ash-Shaf 10-13).
Demikianlah Allah berikan pahalanya sampai-sampai orang yang hanya
membiayai perlengkapannya mendapatkan pahala yang berperang dijalan
Allah. Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam pernah bersabda dalam hal ini,
مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فَقَدْ غَزَا وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي أَهْلِهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا
“Siapa yang menyiapkan perlengkapan orang yang berperang maka ia
telah berperang dan siapa yang mengurusi keluarga yang ditinggal orang
yang berperang maka telah berperang.” (HR Al-Bukhari). Dalam riwayat lainnya,
مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِ الْغَازِي شَيْئًا
“Siapa yang memperlengkapi orang yang berperang dijalan Allah
maka ia mendapatkan pahala seperti pahalanya tanpa mengurangi pahalanya
sedikitpun.” (HR. ibnu Majah).
Alangkah beruntungnya orang yang memiliki harta lalu dipergunakan
untuk membiayai orang yang berjihad dijalan Allah! Pahala yang besar
seperti pahala orang yang berperang dijalan Allah yang dijanjikan dalam
sabda beliau,
تَكَفَّلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِمَنْ جَاهَدَ فِي
سَبِيلِهِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِهِ وَتَصْدِيقُ
كَلِمَتِهِ بِأَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ يَرُدَّهُ إِلَى مَسْكَنِهِ
الَّذِي خَرَجَ مِنْهُ مَعَ مَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيمَةٍ
“Allah bertanggung jawab memberi kepada orang yang berjihad di
jalanNya yang tidak mengeluarkannya kecuali jihad dijalan Allah dan
membenarkan kalimatNya dengan memasukkannya kedalam syurga atau
mengembalikannya ketempat tinggalnya yang ia keluar darinya dengan
membawa pahala dan rampasan perang yang diperolehnya.” (HR. Muslim).
3. Pahala orang yang bersedakah dijalan Allah.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam pernah menceritakan bahwa seorang hamba menemui Allah 'Azza wa jalla di hari
kiamat nanti tanpa ada antaranya dengan Allah penterjemah dan Allah
berfirman kepada hambaNya tersebut,
أَلَمْ أُعْطِكَ مَالًا وَأُفْضِلْ عَلَيْكَ فَيَقُولُ
بَلَى فَيَنْظُرُ عَنْ يَمِينِهِ فَلَا يَرَى إِلَّا جَهَنَّمَ وَيَنْظُرُ
عَنْ يَسَارِهِ فَلَا يَرَى إِلَّا جَهَنَّمَ قَالَ عَدِيٌّ سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اتَّقُوا النَّارَ
وَلَوْ بِشِقَّةِ تَمْرَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ شِقَّةَ تَمْرَةٍ
فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
Bukankah aku telah berikan kepadamu harta dan aku utamakan kamu?
Maka hamba tersebut menjawab: Iya. Lalu ia melihat kesebelah kanannya,
ternyata tidak melihat kecuali neraka jahannam dan melihat kekiri,
ternyata tidak melihat kecuali neraka jahannam. Sahabat ‘Adi berkata:
Aku mendengar Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: Bertakwalah dari neraka walaupun dengan
setengah kurma. Siapa yang tidak mendapatkan separuh kurma maka dengan
perkataan baik. (HR. Al-Bukhari).
Disini jelaslah Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa orang yang akan dilindungi
dari neraka adalah orang yang bersedekah dengan sedikit atau banyak
hartanya. Sebab Allah melipat gandakan pahala sedekah hingga sedekah
yang sedikit menjadi banyak seperti gunung. Hal ini dijelaskan dalam
sabda beliau,
مَا تَصَدَّقَ أَحَدٌ بِصَدَقَةٍ مِنْ طَيِّبٍ – وَلاَ
يَقْبَلُ اللَّهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ – إِلاَّ أَخَذَهَا الرَّحْمَنُ
بِيَمِينِهِ وَإِنْ كَانَتْ تَمْرَةً فَتَرْبُو فِى كَفِّ الرَّحْمَنِ
حَتَّى تَكُونَ أَعْظَمَ مِنَ الْجَبَلِ
“Tidaklah seorang bershadaqah dari sesuatu yang baik –Allah tidak
menerima kecuali yang baik- kecuali Allah akan mengambilnya dengan
tangan kananNya. Apabila berbentuk korma maka akan berlipat ganda di
tangan Allah hingga lebih besar dari gunung.” (HR. Muslim).
Siapa yang Allah lindungi dari neraka dengan sebab sedekahnya didunia
yang Allah lipat gandakan pahalanya dengan sebab diinfaqkan dalam
mencari keridhaanNya atau dengan sebab shodaqah jariyahnya, maka Allah
yang akan menyiapkan tempatnya disyurga. Inilah yang Allah firmankan,
وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ
وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا
وَعَلاَنِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُوْلَئِكَ لَهُمْ
عُقْبَى الدَّارِ {22} جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَن صَلَحَ مِنْ
ءَابَآئِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلاَئِكَةُ
يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ {23} سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا
صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya,
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan
kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak
kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat
kesudahan (yang baik), (yaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya
bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya,
isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke
tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun
‘alaikum bima shabartum.” Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d : 22-24)
4. Pahala Orang yang mengeluarkan harta yang dicintainya.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,
وَءَاتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى
وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي
الرِّقَابِ وَأَقاَمَ الصَّلَوةَ وَءَاتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ
بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَآءِ
وَالضَّرَّآءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا
وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang
yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah:177)
5. Pahala Orang yang sabar atas ujian hartanya.
Orang-orang yang Allah uji dalam harta mereka di kehidupan dunia ini,
lalu bersabar dan bertakwa kepada Allah maka Allah akan membalasnya
dengan sempurna tanpa hitungan. seperti Allah firmankan,
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ
وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ
الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًىكَثِيرًا وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ
ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلأُمُور
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan
(juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi
kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah,
gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan
bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk urusan yang patut
diutamakan.” (QS. Ali Imran: 186)
6. Pahala orang yang mendahulukan ibadah atas hartanya
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا نُودِيَ
لِلصَّلاَةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللهِ
وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرُُ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah
jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jum’ah : 9).
Orang-orang yang taat dengan meninggalkan jual beli dan bersegera
beribadah kepada Allah, akan Allah balas dengan yang lebih baik dari
perniagaan mereka tersebut. Allah berfirman,
قُلْ مَاعِندَ اللهِ خَيْرُُ مِّنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik pemberi rizki.” (QS. Al-Jum’ah : 11).
7. Pahala orang yang menangguhkan penagihan hutan dan memaafkan hutang.
Allah telah perintahkan kita semua untuk bersabar pada orang yang pailit
yang tidak mampu membayar hutang dan memperpanjang tempo pembayaran
seperti dalam firman Allah,
وَإِن كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرُُ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka
berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian
atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:280) Bahkan menyatakan bahwa memaafkan hutang-hutang itu lebih baik lagi.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam pernah menjelaskan pahala orang yang berbuat demikian dalam sabdanya,
مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ لَهُ أَظَلَّهُ
اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ
إِلَّا ظِلُّهُ
Siapa yang menangguhkan pembayaran hutang orang yang tidak mampu
membayar atau memaafkan hutangnya maka Allah akan naungi dia di hari
kiamat dibawah naungan arsyNya di hari yang tidak ada naungan kecuali
naunganNya. (HR At-Tirmidzi dan dishahihkan Al-Albani dalam shahih At-Tirmidzi no. 1052)
Bahkan sikap ini bisa menjadi sebab masuk syurga seperti dijelaskan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dalam sabdanya,
إِنَّ رَجُلًا كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ أَتَاهُ
الْمَلَكُ لِيَقْبِضَ رُوحَهُ فَقِيلَ لَهُ هَلْ عَمِلْتَ مِنْ خَيْرٍ
قَالَ مَا أَعْلَمُ قِيلَ لَهُ انْظُرْ قَالَ مَا أَعْلَمُ شَيْئًا غَيْرَ
أَنِّي كُنْتُ أُبَايِعُ النَّاسَ فِي الدُّنْيَا وَأُجَازِيهِمْ
فَأُنْظِرُ الْمُوسِرَ وَأَتَجَاوَزُ عَنْ الْمُعْسِرِ فَأَدْخَلَهُ
اللَّهُ الْجَنَّةَ
“Sesungguhnya seorang dari umat sebelum kalian telah didatangi
malaikat untuk mencabut ruhnya. Lalu ia ditanya: Apakah kau telah
mengamalkan satu kebaikan? Ia menjawab: aku tidak tahu. Ia berkata:
Lihatlah! Ia menjawab: Tidaklah aku mengetahui sesuatu kecuali aku
pernah berjualan kepada orang didunia dan aku membalas mereka (dengan
kebaikan), aku tangguhkan hutang orang yang mampu membayar dan aku maafkan hutangku dari orang yang tidak mampu membayar. Lalu Allah memasukkannya kedalam syurga.”
Demikianlah beberapa perkara yang penting diketahui tentang amalan
berupa harta yang dapat dijadikan sebab kebaikan dunia dan akherat.
Semoga bermanfaat.
Penulis Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
Artikel www.UstadzKholid.com
0 komentar:
Posting Komentar