Seringkali,
orang kufar mencoba mengganggu iman kita dengan bertanya: Mengapa
Qur'an sering menggunakan kata KAMI untuk ALLAH? Bukankah kami itu banyak?
Apakah itu bermakna Qur'an pun mengakui Tuhan itu lebih dari 1?
Bagaimana kita menjelaskannya? Mungkin kita juga pernah bertanya
demikian?
MAKNA KATA "KAMI" DALAM QUR'AN
السلام عليكم . بِسْــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم.لا إله إلاَّ الله.محمد رسو ل الله
الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام على رسو ل الله.اما بعد
Paling kurang ada 3 jawaban, apa sajakah itu?
Bagi yang belum tahu, mari kita sama-sama berbagi ilmu:
Jawaban 1: Kata KAMI sebagai penghormatan
Bahasa Arab ialah bahasa paling
sukar didunia. Sedang bahasa paling sukar nomor 2 ialah Bahasa China.
Hal ini disebabkan kerana dalam 1 kata, bahasa arab memiliki banyak
makna.
Contoh: Sebuah gender, dalam suatu daerah boleh bermakna lelaki, tapi dalam daerah lain boleh bermakna perempuan.
Dalam bahasa Arab, dhamir 'NAHNU'
ialah dalam bentuk jamak yang berarti kita atau kami. Tapi dalam ilmu
'NAHWU', maknanya tak cuma kami, tapi aku, saya dan lainnya.
Terkadang kita sering terjebak
dengan pertanyaan sejenis ini. Pertanyaan diatas muncul karena ketidak
tahuan meraka, namun banyak pula para kufar yang berusaha untuk
membodohi umat Islam yang tak faham dengan bahasa arab. Pertanyaan
seperti ini sering dijadikan senjata melawan umat Islam yang kurang
ilmunya.
Tapi bagi mereka yang faham bahasa
Arab sebagai bahasa yang kaya dengan makna dan kandungan seni serta
balaghah dan fashohahnya, Pertanyaan ini terlihat lucu dan jenaka.
Bagaimana mungkin aqidah Islam yang
sangat logis dan kuat itu mau ditumbangkan cuma dengan bekal logika
bahasa yang setengah-setengah?
JIKA MEMANG "KAMI" DALAM QUR'AN
DIARTIKAN SEBAGAI LEBIH DARI 1, LALU MENGAPA ORANG ARAB TIDAK MENYEMBAH
ALLAH LEBIH DARI 1? MENGAPA TETAP 1 ALLAH SAJA? TENTU KARENA MEREKA
PAHAM TATA BAHASA MEREKA SENDIRI.
Dalam ilmu bahasa arab, penggunaan
banyak istilah dan kata itu tidak selalu bermakna zahir dan apa adanya.
Sedangkan Al-Quran adalah kitab yang penuh dengan muatan nilai sastra
tingkat tinggi.
Selain kata 'Nahnu", ada juga kata
'antum' yang sering digunakan untuk menyapa lawan bicara meski hanya
satu orang. Padahal makna 'antum' adalah kalian (jamak).
Secara rasa bahasa, bila kita
menyapa lawan bicara kita dengan panggilan 'antum', maka ada kesan
sopan dan ramah serta penghormatan ketimbang menggunakan sapaan 'anta'.
Kata 'Nahnu' tidak harus bermakna arti banyak, tetapi menunjukkan keagungan Allah Subhanahu wa ta'ala Ini dipelajari dalam ilmu balaghah.
Contoh: Dalam bahasa kita ada juga
penggunaan kata "Kami" tapi bermakna tunggal. Misalnya seorang
berpidato sambutan berkata,"Kami merasa berterimakasih sekali . . . "
Padahal orang yang berpidato Cuma
sendiri dan tidak beramai-ramai, tapi dia bilang "Kami". Lalu apakah
kalimat itu bermakna jika orang yang berpidato sebenarnya ada banyak
atau hanya satu ?
Kata kami dalam hal ini digunakan
sebagai sebuah rasa bahasa dengan tujuan nilai kesopanan. Tapi rasa
bahasa ini mungkin tidak bisa dicerap oleh orang asing yang tidak
mengerti rasa bahasa. Atau mungkin juga karena di barat tidak lazim
digunakan kata-kata seperti itu.
Kalau kawan diskusi kita yang
christian itu tak paham rasa bahasa ini, harap maklum saja, karena
alkitab bible mereka memang telah kehilangan rasa bahasa. Bahkan bukan
hanya kehilangan rasa bahasa, tapi pun kehilangan kesucian sebuah kitab
suci.
Sebagai contoh dari rasa bahasa Kitab tetangga yang sudah "Hancur Lebur" menuliskan dalam Kitab Yehezkiel
23:20 Ia birahi kepada kawan-kawannya bersundal (berzina), yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda.
23:21 Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu.
Ini hanya salah satu contoh dari 500an lebih ayat porno dalam kitab tetangga.
Seperti yang sudah diketahui banyak
orang, alkitab christian merupakan terjemahan dari terjemahan yang
telah diterjemahkan dari terjemahan sebelumnya.
Ada sekian ribu versi bible yang
antara satu dan lainnya bukan sekedar tidak sama tapi juga bertolak
belakang. Jadi wajar bila alkitab christian mereka itu tidak punya
balaghoh, logika, rasa dan gaya bahasa. Dia adalah tulisan karya
manusia yang kering dari nilai sakral.
Di dalam Al-Quran ada penggunaan
yang kalau kita pahami secara harfiyah akan berbeda dengan
kenyataannya. Misalnya penggunaan kata 'ummat'.
Biasanya kita memahami bahwa makna
ummat adalah kumpulan dari orang-orang. Minimal menunjukkan sesuatu
yang banyak. Namun Al-Quran ketika menyebut Nabi Ibrahim yang saat itu
hanya sendiri saja, tetap disebut dengan ummat.
QS.16 An-Nahl :120 Sesungguhnya Ibrahim adalah "UMMATAN
" yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan
sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan.
Dalam tata bahasa Arab, ada kata
ganti pertama singular [anâ], dan ada kata ganti pertama plural
[nahnu]. Sama dengan tata bahasa lainnya. Akan tetapi, dalam bahasa
Arab, kata ganti pertama plural dapat, dan sering, difungsikan sebagai
singular.
Dalam grammer Arab [nahwu-sharaf],
hal demikian ini disebut "al-Mutakallim al-Mu'adzdzim li Nafsih-i",
kata ganti pertama yang mengagungkan dirinya sendiri.
Permasalahan menjadi membingungkan
setelah al-Quran yang berbahasa Arab, dengan kekhasan gramernya,
diterjemahkan ke dalam bahasa lain, termasuk Indonesia, yang tak
mengenal "al-Mutakallim al-Mu'adzdzim li Nafsih-i" tersebut.
Jawaban ke 2: Ada peran makhluk lain atas kehendak ALLAH
Contoh penggunaan kata KAMI dalam
Qur'an:Qs. 15 Hijr: 66. Dan telah Kami wahyukan kepadanya perkara itu,
yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.
"Kami wahyukan..." Maka disini berarti ada peran makhluk lain yaitu Malaikat Jibril sebagai pembawa atas perintah Allah.
Contoh penggunaan kata AKU dalam Qur'an:
11. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.
12. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.
13. Dan Aku telah mmilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan.
14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
15. Segungguhnya hari kiamat itu
akan datang Aku merahasiakan agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas
dengan apa yang ia usahakan.
16. Maka sekali-kali janganlah kamu
dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan
oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi
binasa".Qs.20 Thaaha:11-16
Pada ayat-ayat di atas, kata AKU
digunakan karena Allah sendiri berfirman langsung kepada Nabi Musa 'Alaihis salam
tanpa perantara Malaikat Jibril....
Contoh penggunaan kata KAMI dan AKU yang bersamaan dalam Qur'an:
Qs.21 Anbiyaa: 25. Dan Kami tidak
mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku".
Kata KAMI digunakan saat Allah
mewahyukan dengan perantara Malaikat Jibril, & kata AKU digunakan
sebagai perintah menyembah Allah saja.
Qs.23 Mu'minuun: 27. Lalu Kami
wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk
Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah
memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari
setiapnya, dan keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu
ditetapkan di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku
tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan
ditenggelamkan.
Kata KAMI digunakan saat mewahyukan
kepada Nabi Nuh 'Alaihis salam dengan perantara Malaikat Jibril, & kata AKU
digunakan saat tidak ada malaikat. Contoh peran makhluk lain dalam kata
KAMI ialah peran sepasang suami istri dalam peran penciptaan manusia.
Jawaban ke 3: Kata KAMI pun digunakan dalam kitab terdahulu
Bahasa Arab sedikit banyak memiliki
persamaan dengan saudara 1 rumpunnya yaitu Bani Israil. Ini saya
maksudkan dalam kitab "Taurat" masa sekarang pun, dalam bahasa aslinya
kata yang digunakan ialah KAMI, tapi orang yahudi tidak pernah
menganggap Tuhan itu lebih dari 1.
Sebagai Contoh ialah dalam Alkitab Kristen:
Kejadian 1:1 Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi. (BAHASA SEKARANG)Padahal dalam bahasa
ibrani aslinya ialah menggunakan kata KAMI....
Tapi yahudi tidak ada yang menyembah Tuhan 2 tapi 1,,, atau Tuhan 3 tapi 1,,, atau Tuhan 4 tapi 1....
____________
Sumber: http://islamterbuktibenar.net/?pg=articles&article=11380
Seringkali dalam perdebatan muncul syubhat tentang Al Quran, kenapa kadang kadang memakai kata Aku (tunggal) dan kadang kadang memakai kata Kami (jamak), hal ini selalu digunakan oleh kaum nashrani dan kaum kufar lainnya untuk menyerang dan menyebarkan syubhat (kerancuan), serta keraguan atas kebenaran Kitabullah pada kaum muslimin, lalu….sebenarnya bagaimanakah jawaban atas syubhat tersebut ?? berikut adalah jawaban dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullahu:
……………….. salah satu sebab turunnya ayat tersebut adalah perdebatan orang-orang nashrani
mengenai yang kabur bagi mereka. Seperti FirmanNya أنا (Ana = Aku) dan نحن (Nahnu = Kami).
Para Ulama mengetahui bahwa makna نحن (Nahnu = Kami) disini adalah salah satu yang diagungkan dan memiliki pembantu-pembantu. Dia tidak memaksudkannya dengan makna tiga illah. Takwil kata ini yang merupakan penafsiran yang sebenarnya, hanya diketahui oleh orang-orang yang mantap keilmuannya, yang bisa membedakan antara siapa yang dimaksud dalam kata
إِيَّا (iyya = hanya kepada) dan siapa yang dimaksud dengan kata إِنَّ (inna = sesungguhnya kami ), karena ikut sertanya para malaikat dalam tugas yang mereka diutus untuk menyampaikannya, sebab mereka adalah para utusanNya.
Adapun berkenaan dengan satu-satunya illah yang berhak di ibadahi, maka berlaku bagi-Nya saja.
Karena itu Allahu ta’ala tidak pernah berfirman فإىّن فعبد ( faiyyana fa’budu = hanya kepada kami, maka beribadahlah).
Setiap kali memerintahkan ibadah, takwa, takut dan tawakal, Dia menyebut diri Nya sendiri dengan nama khususNya. Adapun bila menyebut perbuatan perbuatan yang dia mengutus para malaikat untuk melakukannya maka Dia berfirman :
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا
sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata (Al Fath : 1)
dan…
فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaanya itu (Al Qiyamah : 18)
dan ayat ayat semisalnya
Ini, meskipun hakekat makna yang dikandungnya yaitu para malaikat, sifat-sifat mereka dan cara cara Rabb mengutus mereka tidak diketahui kecuali oleh Allah ta’ala sebagaimana telah dijelaskan ditempat lain………….
Wallahu ‘alam
Bahan bacaan :
……………….. salah satu sebab turunnya ayat tersebut adalah perdebatan orang-orang nashrani
mengenai yang kabur bagi mereka. Seperti FirmanNya أنا (Ana = Aku) dan نحن (Nahnu = Kami).
Para Ulama mengetahui bahwa makna نحن (Nahnu = Kami) disini adalah salah satu yang diagungkan dan memiliki pembantu-pembantu. Dia tidak memaksudkannya dengan makna tiga illah. Takwil kata ini yang merupakan penafsiran yang sebenarnya, hanya diketahui oleh orang-orang yang mantap keilmuannya, yang bisa membedakan antara siapa yang dimaksud dalam kata
إِيَّا (iyya = hanya kepada) dan siapa yang dimaksud dengan kata إِنَّ (inna = sesungguhnya kami ), karena ikut sertanya para malaikat dalam tugas yang mereka diutus untuk menyampaikannya, sebab mereka adalah para utusanNya.
Adapun berkenaan dengan satu-satunya illah yang berhak di ibadahi, maka berlaku bagi-Nya saja.
Karena itu Allahu ta’ala tidak pernah berfirman فإىّن فعبد ( faiyyana fa’budu = hanya kepada kami, maka beribadahlah).
Setiap kali memerintahkan ibadah, takwa, takut dan tawakal, Dia menyebut diri Nya sendiri dengan nama khususNya. Adapun bila menyebut perbuatan perbuatan yang dia mengutus para malaikat untuk melakukannya maka Dia berfirman :
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا
sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata (Al Fath : 1)
dan…
فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaanya itu (Al Qiyamah : 18)
dan ayat ayat semisalnya
Ini, meskipun hakekat makna yang dikandungnya yaitu para malaikat, sifat-sifat mereka dan cara cara Rabb mengutus mereka tidak diketahui kecuali oleh Allah ta’ala sebagaimana telah dijelaskan ditempat lain………….
Wallahu ‘alam
Bahan bacaan :
- Al Furqon Baina ‘l Haq wa ‘l Bathil, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah , penerbit Dar Ihyai’t Turotsi ‘l Arabi
____________
Sumber: http://adiabdullah.wordpress.com/2008/12/02/kata-aku-dan-kami-dalam-al-quran/
Islam islam..!!
BalasHapusAlhamdulillahirabbil'aalamiin.. sy dapat ilmu yg benar2 bermanfaat.
BalasHapusQuote :
BalasHapus"Contoh: Dalam bahasa kita ada juga penggunaan kata "Kami" tapi bermakna tunggal. Misalnya seorang berpidato sambutan berkata,"Kami merasa berterimakasih sekali . . . "
Padahal orang yang berpidato Cuma sendiri dan tidak beramai-ramai, tapi dia bilang "Kami". Lalu apakah kalimat itu bermakna jika orang yang berpidato sebenarnya ada banyak atau hanya satu ?"
Analogi yg ini malah bisa menjadi batu sandungan...
Kalau orang Indonesia berpidato sendirian dan menggunakan kata "kami" sudah pasti dia (satu orang itu) mewakili suatu kumpulan orang.
Misal : Pak Lurah...Pidato...menggunakan kata "kami", yg dia maksud ya dia dan seluruh Instansinya. Udah reflek...
semoga Tuhan memberkati anda atas tindakan yang anda lakukan, amin
BalasHapusCukup membantu saya dalam memperkuat iman....
BalasHapusApapun itu karena alquranul kariem tidak ada celah sedikitpun maka kita sendiri
BalasHapusWajib percaya bahwa setiap kata dan kalimatnya adalah haq,,karena yg menciptakan kata atau kalimat itu adalah allah swt maka sdh tentu tdk akan salah sedikitpun,,
terimakasih atas pencerahanya,,
BalasHapusMakna dalam penggunaan kata “Kami”, sebagai kata yang mewakili nama negara yang dimiliki-Nya, bahwa ketika Allah berfirman adalah atas nama Kerajaan Langit dan Bumi bukan atas nama pribadi. Perumpamaan dalam memaknai hal ini seperti halnya ketika menyimak dan memahami isi pembicaraan dari seorang kepala negara yang sedang berbicara atau berpidato. Ketika kepala negara tersebut berbicara atas nama pribadinya maka akan menggunakan kata ganti “Aku” atau “Saya”. Dan ketika kepala negara tersebut berbicara atas nama negara yang dipimpinnya maka dia akan menggunakan kata ganti “Kami”.
BalasHapus2:107 Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong. (QS. Al-Baqarah. 2:107).
5:120 Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Maidah. 5:120).
23:116 Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia. (QS. Al-Mu’minun. 23:116).
114:1 Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. (QS. An-Nas. 144: 1-3).
18:65 Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba diantara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. (QS. Al-Kahfi. 18:65).
51:56 Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Ad-Dzariat. 51: 56).
19:93 Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. (QS. Maryam. 19: 93).