إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ)
“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.” (HR. At-Tirmidzi no. 3334, Ibnu Majah no. 4244, dan Ahmad (II/297). Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al Albani).
Hudzaifah radhiyallahu anhu berkata: “Iman membuat hati nampak putih bersih. Jika seorang hamba bertambah imannya, hatinya akan semakin putih. Jika kalian membelah hati orang beriman, kalian akan melihatnya putih bercahaya. Sedangkan kemunafikan membuat hati tampak hitam kelam. Jika seorang hamba bertambah kemunafikannya, hatinya pun akan semakin gelap. Jika kalian membelah hati orang munafik, maka kalian akan melihatnya hitam mencekam.” (Majmu’ Al Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah XV/283).
Al Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah dosa di atas tumpukan dosa sehingga bisa membuat hati itu gelap dan lama kelamaan pun mati.” Demikian pula yang dikatakan oleh Mujahid, Qotadah, Ibnu Zaid dan selainnya.(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir XIV/268).
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Jika hati sudah semakin gelap, maka amat sulit untuk mengenal petunjuk kebenaran.”(Al-Jawab Al-Kafy Liman Sa’ala ‘AnAd-Dawa’ Asy-Syafy , hal. 107).
Ya Allah, anugerahkanlah kpd kami bimbingan dan taufiq-Mu utk selalu menjauhi segala dosa dan maksiat kpda-Mu, dan agar kami senantiasa istiqomah dlm memegang teguh ajaran agama-Mu hingga akhir hayat. Amin ya Robbal ‘Alamin
_____________
Sumber: http://m.salamdakwah.com/artikel/ustadz-m-wasitho.html
0 komentar:
Posting Komentar