Ada seorang muhaddits yang mengajak murid-muridnya untuk sholat jenazah dan memakamkan jenazah. Ketika berjalan sampai di sebuah tempat, di sana ada sekawanan anjing yang nampak saling bercengkrama.Allohu a’lam
Lalu muhaddits dan murid-muridnya tadi sampai ke tempat jenazah, setelah jenazah tadi selesai dishalatkan dan dimakamkan, kemudian mereka pun pulang.
Setelah sampai di tempat tadi, ternyata anjing-anjing yang tadinya bercengkrama, berubah menjadi saling menggonggong, saling berebut. Ternyata di tengah-tengah anjing itu ada bangkai yang dilemparkan, makanan lezat bagi anjing-anjing tadi, akhirnya mereka saling berebut bangkai tadi.
Maka sang muhaddits berhenti sejenak memberikan pelajaran kepada murid-muridnya :
“Wahai saudaraku perhatikanlah anjing-anjing ini, mereka sebelumnya saling mencinta ketika dunia tidak ada di tengah-tengah mereka. Maka ketika dilemparkan bangkai di tengah-tengah mereka, mereka saling berebut. Begitu pula dunia ketika dilemparkan di tengah-tengah kalian.” [1]
________________
[1] Penjelasan dari Al Ustadz Afifuddin.\
Kajian Merajut Ukhuwah Menepis Perpecahan bersama Ust Afifuddin As Sidawy. [link download]
(Sumber: http://farisna.wordpress.com)
[1] Penjelasan dari Al Ustadz Afifuddin.\
Kajian Merajut Ukhuwah Menepis Perpecahan bersama Ust Afifuddin As Sidawy. [link download]
(Sumber: http://farisna.wordpress.com)
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkisah, “Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati pasar sementara orang-orang ada
di sekitar beliau. Beliau melintasi bangkai seekor anak kambing yang
kecil atau terputus telinganya (cacat). Beliau memegang telinga bangkai
tersebut seraya berkata:
أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟ فَقَالُوا: مَا نُحِبُّ
أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ: أَتُحِبُّوْنَ أَنَّهُ
لَكُمْ؟ قَالُوا: وَاللهِ، لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيْهِ
لِأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟ فَقَالَ: فَوَاللهِ
لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
“Siapa di antara kalian yang suka memiliki anak kambing ini dengan
membayar seharga satu dirham?” Mereka menjawab, “Kami tidak ingin
memilikinya dengan harga semurah apapun. Apa yang dapat kami perbuat
dengan bangkai ini?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian
berkata, “Apakah kalian suka bangkai anak kambing ini menjadi milik
kalian?” “Demi Allah, seandainya pun anak kambing ini masih hidup,
tetaplah ada cacat, kecil/terputus telinganya. Apatah lagi ia telah
menjadi seonggok bangkai,” jawab mereka. Beliau pun bersabda setelahnya,
“Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah
daripada hinanya bangkai ini bagi kalian.” (HR. Muslim no.7344)
0 komentar:
Posting Komentar