Imam Abu Hanifah rahimahullah berkata,
Demikianlah para ulama menerangkan bahwa terkadang membaca kisah-kisah para nabi, orang shalih dan ulama lebih disukai daripada mempelajari teori, karena mereka adalah praktek nyata dari teori yang dipelajari. Kemudian jika kira merasa futur/sedang tidak semangat dalam beragama maka salah satu cara agar semangat lagi adalah dengan melihat dan membaca kembali kisah-kisah mereka.
‘Ali bin Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib – Zainul ‘Abidin- berkata,
Allah Ta’ala berfirman,
Kemudian kami bawakan kisah-kisah para ulama, karena mereka adalah manusia biasa seperti kita untuk menghilangkan komentar yang terkadang terlintas di hati kita yang lemah seperti,
“Mereka kan nabi dan Rasul, pantesan bisa seperti itu”
berikut ringkasan kisah mereka, semoga bisa menambah semangat kita
Seseorang jika ingin mendapatkan ilmu maka ia harus keluar dari rumahnya dan mencari ilmu. Imam Bukhari berkata dalam shahihnya,
Seorang tabi’in terkenal Sa’id bin Al-Musayyab rahimahullah berkata,
Ibnul Jauziy berkata,
Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah bercerita sendiri,
Dari Abdurrahman, aku mendengar Ubai berkata,
Ibnu mandah berkata,
Lombok, pulau seribu masjid
5 Sya’banl 1433 H, Bertepatan 25 Juni 2012
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Bersusah payah dan Berletih-letih menuntut ilmu
Para ulama sering menyebutkan hal ini salah satunya adalah Yahya bin Abi Katsir rahimahullah, beliau berkata,
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
Abu ‘Amr bin Ash-Shalah menceritakan biografi Imam Muslim rahimahullah, beliau berkata,
Yahya Abu zakaria berkata,
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
Maka bandingkanlah dengan upaya kita menuntut ilmu sekarang?
Abdurrahman bin Abu Zur’ah berkata, saya mendengar ayahku berkata,
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani rahimahullah berkata,
Ibrahim bin Ya’qub berkata,
Sufyan bin ‘uyainah berkata,
Lombok, pulau seribu masjid
5 Sya’banl 1433 H, Bertepatan 25 Juni 2012
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Mengorbankan harta yang tidak sedikit
Pununtut ilmu agama harus siap jauh dari dunia dan ketenarannya, hidup sederhana dan bisa jadi mereka adalah orang yang miskin karena mengorbankan harta mereka.
Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata,
Yang cukup terkenal adalah kisah ulama menuntut ilmu sampai-sampai harus menjual atap rumah mereka.
Ibnu Al-Qasim berkata,
Al-Khatib al-Baghdadi membawakan riwayat,
Muhammad bin Salam berkata,
Dan sebuah kisah nyata terkenal di mana Ibu dari Rabi’ah Ar-ra’yi guru Imam Malik menghabiskan 30.000 dinar untuk pendidikan anaknya, tatkala suaminya pulang dan menagih harta yang di titip terjadi perbincangan,
Para ulama mencurahkan segalanya begitu juga harta mereka, sampai-sampai ada ungkapan dari beberapa orang ulama salah satunya yaitu Syu’bah, beliau berkata,
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
Ibnu Sa’ad berkata, aku mendengar Musa bin Dawud berkata,
Ibnu ‘Adi berkata mengisahkan tentang Yahya Ibnu Ma’in,
Abdurrahman bin Abu Zur’ah berkata, saya mendengar ayahku berkata,
Lombok, pulau seribu masjid
5 Sya’banl 1433 H, Bertepatan 25 Juni 2012
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
[Bagian keempat]
Berlajar kepada banyak guru
Kita selayaknya tidak mencukupkan diri dengan satu guru saja, karena ilmu itu sangat luas, sampai-sampai ulama berkata, salah satunya adalah Hammad bin Zaid rahimahullah berkata,
Dari Abdurrahman bin Abi Abdillah bin Mandah berkata,
Ibnu An-Najjar berkata,
Ibnu As-Sa’iy berkata tentang Ibnu An-Najjar,
Imam Syafi’i rahimahullahu, berkata,
Akan aku kabarkan padamu perinciannya degan jelas
Kecerdasan, kemauan keras, semangat, bekal cukup
Bimbingan ustadz dan waktu yang lama [Diwan Syafi’i]
Ibnul Mubarak pernah di tanya,
Abu ‘Amr Ibnul ‘Ala’ pernah ditanya,
Kemudian kisah Abu Zur’ah yang masih bergelut dengan ilmu sampai ketika dekat dengan kematian sakratul maut. Abu Ja’far Muhammad bin Ali As- Saawi menceritakan,
“saya mendatangi Abu Zur’ah yang sedang dalam keadaan sakaratul maut, ada bersamanya abu hatim, Muhammad bin Muslim bin Warah, Al-Mundzir bin Syadzan dan sekelompok ulama lainnya. Kemudian mereka membicarakan hadits,
Kemudian mereka merasa malu terhadap Abu Zur’ah. Lalu mereka berkata, “mari kita bicarakan hadits ini”.
Abdullah bin Warah berkata, “kami dapatkan hadits ini dari Adh-Dhahak bin Mukhlad Abu Ashim, dari Abdul Hamid bin Ja’far dari Shalih, namun dia tidak bisa meneruskan perawi selanjutnya. Sedangkan ulama yang lain terdiam.
Maka berkata Abu Zur’ah dan beliau dalam keadaan sakaratul maut , “Kami mendapati riwayat ini dari Bundaar dari Abu Ashim dari Abdul Hamid bin Ja’far dari Shalih bin Abi ‘Ariib dari Kutsair bin Murrah Al-Hadhrami dari Mu’adz bin Jabal berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Kemudian beliau rahimahullahu meninggal dunia[7]
Dan masih sangat banyak kisah para ulama yang mencengangkan dan seakan-akan adalah dongeng, akan tetapi inilah kenyataannya. Kisah lainnya semisal:
- Ibnu Thahir al-Maqdisy yang dua kali kencing darah dalam menuntut ilmu hadits, sekali di Baghdad dan sekali di Mekkah.
- Al-Imam anNawawy setiap hari membaca 12 jenis ilmu yang berbeda
- Ibnul Jahm membaca kitab jika beliau mengantuk, pada saat yang bukan semestinya. Sehingga beliau bisa segar kembali.
- Majduddin Ibn Taimiyyah (Kakek Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah) jika akan masuk kamar mandi berkata kepada orang yang ada di sekitarnya: Bacalah kitab ini dengan suara keras agar aku bisa mendengarnya di kamar mandi.
- Al-Hasan alLu’lu-i selama 40 tahun tidaklah tidur kecuali kitab berada di atas dadanya.
- Al-Hafidz alKhathib tidaklah berjalan kecuali bersamanya kitab yang dibaca, demikian juga Abu Nu’aim al Asbahaany (penulis kitab Hilyatul Awliyaa’)
- Al-Hafidz Abul ‘Alaa a-Hamadzaaniy menjual rumahnya seharga 60 dinar untuk membeli kitab-kitab Ibnul Jawaaliiqy
- Ibnul Jauzy sepanjang hidupnya telah membaca lebih dari 20.000 jilid kitab
- Al-Khothib al-Baghdady membaca Shahih al-Bukhari dalam 3 majelis ( 3 malam), setiap malam mulai ba’da Maghrib hingga Subuh (jeda sholat)
- Al-Hafidz Zainuddin al-Iraqy membaca Musnad Ahmad dalam 30 majelis (pertemuan)
- Al-‘Izz bin Abdissalaam membaca kitab Nihaayatul Mathlab 40 jilid dalam tiga hari (Rabu, Kamis, dan Jumat) di masjid.
- Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany rata-rata menghabiskan waktu selama 12 jam sehari untuk membaca buku-buku hadits di perpustakaan.
- Gholib bin Abdirrahman bin Gholib al-Muhaariby telah membaca Shahih alBukhari sebanyak 700 kali.
- Ismail bin Zaid dalam semalam menulis 90 kertas dengan tulisan yang rapi.
- Ahmad bin Abdid Da-im al-Maqdisiy telah menulis / menyalin lebih dari 2000 jilid kitab-kitab. Jika senggang, dalam sehari bisa menyelesaikan salinan 9 buku. Jika sibuk dalam sehari menyalin 2 buku.
- Ibnu Thahir berkata: saya menyalin Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan Sunan Abi Dawud 7 kali dengan upah, dan Sunan Ibn Majah 10 kali
- Ibnul Jauzy dalam setahun rata-rata menyalin 50-60 jilid buku
Disempurnakan di Lombok, pulau seribu masjid
13 Sya’ban 1433 H, Bertepatan 3 Juli2012
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
[Bagian Lima - Tambahan]
Baqi bin Mikhlad Al Andalusy -rahimahullah- yang pernah berkeliling ke berbagai negara di dunia dengan hanya berjalan kaki !!!, Beliau berkata,”Sungguh , saya mengetahui seseorang yang ketika menuntut ilmu lewat berhari-hari tidak memiliki makanan, kecuali daun kubis yang sudah terbuang.” [ lihat Tadzkiratul Huffadzh, Imam Adz Dzahabi -rahimahullah- 2/630]
Ibnu Kharras -rahimahullah- berkata, ”Saya minum kencing saya sendiri ketika saya dalam perjalanan menuntut ilmu, hal ini terjadi lima kali !! (seseorang tidak akan meminum kencingnya sendiri kecuali dalam keadaan sangat haus yang haus ini dapat mengakibatkan kematian)”. [lihat Al Ibar Khoiri Man Ghabar, Imam Adz Dzahabi -rahimahullah- 2/70].
Abu Ali Al Hasan bin Ali Al Balkhi -rahimahullah- berkata, ”Aku pernah tinggal di Asqolan untuk belajar dari Ibnu Mushahhih -rahimahullah- dan lainnya. Bekal nafkah saya semakin menipis hingga beberapa hari saya tidak bisa makan. Saya ingin menulis pelajaran, namun tidak bisa (karena perut sangat lapar). Saya kemudian pergi ke toko roti dan duduk di dekat roti tersebut hingga mencium aromanya agar saya punya tenaga. Kemudian Alloh Azza wa Jalla membantu saya.” [lihat Tadzkiratul Huffadzh, Imam Adz Dzahabi -rahimahullah- 4/1173]
Penuturan dari Imam Muhammad bin Thahir Al Maqdisi -rahimahullah- , yang menceritakan tentang perjalanan menuntut ilmu dan kesulitan yang beliau alami, beliau berkata,” Saya tinggal di Tunis bersama Abu Muhammad bin Al Haddad -rahimahullah- , bekal saya semakin menipis hingga tersisa hanya satu dirham. Saat itu saya butuh roti dan kertas untuk menulis pelajaran. Jika dipakai beli kertas maka saya tidak akan makan roti. Kebingungan ini berlanjut hingga tiga hari (beli roti atau beli kertas –red), selama itu pula Saya tidak merasakan makanan sama sekali. Pada hari keempat, dalam hati saya berkata,”Kalau saya punya kertas, maka saya tidak akan bisa menulis karena sangat lapar. Saya taruh uang satu dirham tersebut di mulut dan saya putuskan untuk keluar dan membeli roti. Tiba-tiba tanpa terasa uang satu dirham tersebut tertelan oleh mulut ke dalam perut, kemudian saya tertawa. Abu Thahir -rahimahullah- mendatangi saya dan bertanya,”Apa yang membuatmu tertawa? Saya menjawab,”Khoir (sesuatu yang baik).” Beliau meminta saya untuk menceritakannya , namun saya tolak. Ia terus memaksa sehingga saya ceritakan kejadiannya, lalu Beliau mengajak saya ke rumahnya dan memberi saya makanan.” [lihat Tadzkiratul Huffadh, Imam Adz Dzahabi -rahimahullah- 4/1246]
Imam Al Bukhori -rahimahullah- berkata,”Saya menemui Adam bin Abi Iyyas di Asqolan untuk belajar darinya. Bekal saya semakin berkurang hingga saya makan rerumputan.”
Imam Ibnu Rajab Al Hambali -rahimahullah- ketika menulis biografi Ibnu Uqoil berkata, ”Ibnu Uqail memilki banyak karya tulis dalam berbagai disiplin ilmu. lebih dari 20 karya tulis. Karyanya yang paling besar adalah kitab “ Al Funun” yaitu kitab yang besar sekali.” Al Hafidz Adz Dzahabi -rahimahullah- berkata,” Tidak pernah ditulis di dunia ini yang lebih besar dari kitab “Al Funun”, Saya diberitahu oleh orang yang pernah melihatnya milik seseorang, kitab ini lebih dari 400 jilid !!..” Ibnu Rajab -rahimahullah- menambahkan,” Sebagian orang menyebutkan kitab Al Funun terdiri dari 800 jilid !!”
Al Khatib Al Baghdadi -rahimahullah- berkata, ”Saya mendengar As Samsami menceritakan bahwa Imam Ibnu Jarir At Thabari -rahimahullah- tinggal selama 40 tahun dan setiap harinya menulis 40 lembar. Muridnya, Abu Muhammad Al Farghani -rahimahullah- bercerita bahwa beberapa murid Ibnu Jarir menghitung hari-hari dari hidup beliau semenjak baligh hingga wafat dalam usia 86 tahun. Kemudian mereka membagi karyanya dengan usianya, hingga berjumlah 14 lembar setiap hari. Ini sesuatu yang tidak akan mungkin dilakukan oleh seseorang makhluk tanpa bimbingan yang baik dari Alloh Azza wa Jalla .” [lihat : Tarikh Baghdad, Al Baghdadi 2/162]
Imam Ibnul Jauzi -rahimahullah- berkata, ”Saya telah menulis dengan tangan saya ini 2000 jilid kitab. Dan orang-orang yang bertaubat melalui tangan saya ini mencapai 100.000 orang." [lihat: Tadzkiratul Huffadh, Adz Dzahabi -rahimahullah- 4/1242]
Angka yang fantastis !! ini berarti kita memperkirakan jumlah lembaran setiap jilidnya ada 100 lembar. Dengan demikian jika diperkirakan jumlah yang ditulisnya sendiri sekitar 200.000 lembar atau sama dengan 400.000 halaman karena setiap lembar terdiri atas 2 halaman..
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah- berkata, ”Syaikh Abul Faraj (yakni Imam Ibnul Jauzi ) seorang mufti yang banyak menulis. Beliau memiliki karya tulis dalam tema-tema beragam. Saya mencoba menghitungnya dan saya melihatnya lebih dari 1.000 karya tulis.”[lihat : Tadzkiratul Huffadzh, Adz Dzahabi -rahimahullah- 1/415]
Imam Ibnu Rajab Al Hambali ketika menulis biografi Imam Ibnul Jauzi -rahimahullah- berkata, ”Tidak ada disiplin ilmu yang ada kecuali beliau memiliki karangan seputarnya. beliau (Ibnul Jauzi) ditanya tentang jumlah karangannya, beliau menjawabnya lebih dari 340 Kitab .”
Al Muwaffaq Abdul latif -rahimahullah- berkata “Ibnul Jauzi tidak pernah menyia-nyiakan waktunya sedikitpun, Beliau menulis dalam sehari empat buah buku tulis, dan setiap tahunnya karya tulis beliau dicetak 50-60 Jilid.”
Syaikh Al Qummi -rahimahullah- menyebutkan bahwa serbuk pena Imam Ibnul jauzi” (yakni apa yang jatuh dari pensil ketika di raut digunakan untuk menulis hadits, dikumpulkan hingga banyak sekali. Ibnu jauzi mewasiatkan agar digunakan untuk memanasi air yang akan dipakai kelak untuk memandikan mayatnya. Kemudian wasiat itu ditunaikan dan cukup (untuk memanaskan air) dan masih ada yang tersisa darinya.” [lihat : Dzail Thabaqotil Hanabilah , Imam Ibnu rajab -rahimahullah- 1/412]
Imam Yahya bin Ma’in -rahimahullah- berkata, ”Saya telah menulis dengan tangan saya ini satu juta hadits,” kemudian Adz Dzahabi mengomentari dan berkata,” yaitu jumlah ini untuk satu hadits.” [lihat Al Kuna Wal Qaab, Al Qummy 1/242]
Al Kautsari berkata,” Tafsir Abu Yusuf Al Qozwaini yang berjudul “ Hadaaiq Dzaata bahjah” dikatakan paling kurang ada 300 jilid. Al hafidz Ibnu Syahin juga memilki tafsir sebanyak 1.000 Jilid. Al Qadli Abu Bakar Ibnul Arabi -rahimahullah- (catatan: Beliau bukanlah Ibnu Arabi –sufi sesat- red ) memiliki kitab Anwaarul Fajr dalam bidang tafisr sebanyak 80.000 lembar, dan Ibnu An Nuqaib Al Maqdisi memiliki tafsir sekitar 100 Jilid.” [lihat : Maqalatul Kautsari]
Profesor Muhammad Al hajawi berkata, ”Imam Abid Dunya -rahimahullah- meninggalkan 1.000 Kitab, Imam Ibnu Asakir -rahimahullah- menuliskan kitabnya’ Tarikh Al Dimasqi” dalam 80 Jilid. Imam Abu Abdillah Al Hakam Al Naisaburi -rahimahullah- menulis 1.500 juz. Sementara Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah- menulis 300 Kitab dalam berbagai disiplin ilmu yang dimuat dalam 500 Jilid. Muridnya yaitu Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyah -rahimahullah- menulis 500 Kitab, Imam Al Baihaqi -rahimahullah- menulis 1.000 Jilid hadits , Imam Abu bakar Ibnul Arabi Al maliki -rahimahullah- menulis tafsirnya yang besar dalam 80 Juz. Imam Abu Ja’far Ath Thahawi -rahimahullah- menulis 1.000 lembar hanya membahas satu masalah yaitu apakah Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam melaksanakan haji Qiran, Tamattu atau Ifrad ?, kemudian Imam Abdul malik bin Habib -rahimahullah- seorang ulama Andalusia memiliki karangan 1.000 Kitab .” [Lihat : Al Fikrus Sami’ fi Tarikhil Fiqhil Islamy oleh Muhammad Al Hajwi].
___________
Disalin dari sebagian artikel: Nasehat Bagi Penuntut Ilmu Dari http://al-aisar.com/
0 komentar:
Posting Komentar