إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ
فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ
وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ
مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ
“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap.
Karenanya apabila salah seorang dari kalian bersin lalu dia memuji
Allah, maka kewajiban atas setiap muslim yang mendengarnya untuk
mentasymitnya (mengucapkan yarhamukallah). Adapun
menguap, maka dia tidaklah datang kecuali dari setan. Karenanya
hendaklah menahan menguap semampunya. Jika dia sampai mengucapkan
‘haaah’, maka setan akan menertawainya.” (HR. Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Bila salah seorang dari kalian menguap maka hendaklah dia menahan mulutnya dengan tangannya karena sesungguhnya setan akan masuk.” (HR. Muslim no. 2995)Imam Ibnu Hajar berkata, "Imam Al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang. Ini berbeda dengan orang yang menguap. Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan, dan badan terasa berat untuk beraktivitas, hal ini karena banyaknya makan . Bersin bisa menggerakkan orang untuk bisa beribadah, sedangkan menguap menjadikan orang itu malas (Fathul Baari, 10/607)
Adapun mengenai bersin, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar orang yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
إِذَا
عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ
أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ
فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
“Ababila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya dia mengucapkan,
“alhamdulillah” sedangkan saudaranya atau temannya hendaklah
mengucapkan, “yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu). Jika saudaranya
berkata ‘yarhamukallah’ maka hendaknya dia berkata, “yahdikumullah wa
yushlih baalakum (Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki
hatimu).” (HR. Bukhari no. 6224 dan Muslim no. 5033)Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu anhu, beliau berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتُوهُ فَإِنْ لَمْ يَحْمَدْ اللَّهَ فَلَا تُشَمِّتُوهُ
“Bila salah seorang dari kalian bersin lalu memuji Allah maka
tasymitlah dia. Tapi bila dia tidak memuji Allah, maka jangan kamu
tasymit dia.” (HR. Muslim no. 2992). Tasymit adalah mengucapkan ‘yarhamukallah’.Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata:
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا عَطَسَ غَطَّى
وَجْهَهُ بِيَدِهِ أَوْ بِثَوْبِهِ وَغَضَّ بِهَا صَوْتَهُ
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya.” (HR. Abu Daud no. 5029, At-Tirmizi no. 2745, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 4755)
Para
dokter di zaman sekarang mengatakan, "Menguap adalah gejala yang
menunjukkan bahwa otak dan tubuh orang tersebut membutuhkan oksigen dan
nutrisi; dan karena organ pernafasan kurang dalam menyuplai oksigen
kepada otak dan tubuh. Dan hal ini terjadi ketika kita sedang kantuk
atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian. Dan
menguap adalah aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut dan
bukan mulut dengan cara biasa menarik nafas dalam-dalam. Karena mulut
bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung.
Apabila mulut tetap dalam keadaan terbuka ketika menguap, maka masuk
juga berbagai jenis mikroba dan debu, atau kutu bersamaan dengan
masuknya udara ke dalam tubuh. Oleh karena itu, datang petunjuk nabawi
yang mulia agar kita melawan "menguap" ini sekuat kemampuan kita, atau
pun menutup mulut saat menguap dengan tangan kanan atau pun dengan
punggung tangan kiri.
Bersin
adalah lawan dari menguap yaitu keluarnya udara dengan keras, kuat
disertai hentakan melalui dua lubang: hidung dan mulut. Maka akan
terkuras dari badan bersamaan dengan bersin ini sejumlah hal seperti
debu, haba' (sesuatu yang sangat kecil, di udara, yang hanya terlihat
ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba yang terkadang masuk
ke dalam organ pernafasan. Oleh karena itu, secara tabiat, bersin
datang dari Yang Maha Rahman (Pengasih), sebab padanya terdapat manfaat
yang besar bagi tubuh. Dan menguap datang dari syaithan sebab ia
mendatangkan bahaya bagi tubuh. Dan atas setiap orang hendaklah memuji
Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ketika dia bersin, dan agar
meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk ketika
sedang menguap
(Lihat Al-Haqa'iq Al-Thabiyah fii Al-Islam: hal 155,
dinukil dari web www.alsofwah.or.id)
Subhanallah ... Sungguh luar biasa mukjizat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
memerintahkan kita berbagai adab ketika bersin dan menguap. Amalkanlah
adab bersin dan menguap seperti yang diperintahkan dalam berbagai hadits
di atas sehingga kita pun bisa raih barokahnya.
Wallahu waliyyut taufiq.
@ Ummul Hamam, Riyadh KSA
13 Dzulqo’dah 1432 H (11/10/2011)
www.rumaysho.com
0 komentar:
Posting Komentar