Sedekah bisa menjadi obat bagi penyakit Anda! Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda :
دَاوُوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ
“Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” (HR. Baihaqi)
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَ مَالِهِ وَ نَفْسِهِ وَ وَلَدِهِ
وَ جَارِهِ يُكَفِّرُهَا الصِّيَامُ وَالصَّلاَةُ وَالصَّدَقَةُ
وَاْلأَمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ
“Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak,
dan tetangganya bisa dihapus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar
makruf nahi munkar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah kisah-kisah nyata yang akan membuat semua orang beriman terpana. Betapa sedekah memiliki keajaiban tiada tara. Namun, mengapa masih banyak orang yang tidak gemar melakukannya?
Inilah kisah-kisah nyata yang akan membuat semua orang beriman terpana. Betapa sedekah memiliki keajaiban tiada tara. Namun, mengapa masih banyak orang yang tidak gemar melakukannya?
Baca dulu kisahnya, dan semoga akan segera tergugah jiwa Anda. Bagi saudaraku yang masih terbaring sakit, walaupun Anda mungkin masih menjalani pengobatan medis, tak mengapa, tetaplah bersedekah. Dengan keikhlasan niat dan kemantapan iman, sedekah yang Anda keluarkan itu insya’ Allah akan mempercepat kesembuhan Anda. Simak baik-baik kumpulan kisah nyata di bawah ini!
Bisul di Wajahnya Sirna
Disebutkan di dalam kitab Shahihut Targhib wat Tarhib 964 M, dari
Imam Baihaqi rahimahullah, bahwa ia berkata, “Ada kisah Syaikh Hakim Abi ‘Abdillah rahimahullah, bahwa ia memiliki bisul di wajah dan telah diobati dengan berbagai
macam obat, tapi tak kunjung sembuh juga. Sudah hampir satu tahun
lamanya bisul tersebut menghinggapi wajahnya. Kemudian ia meminta kepada
Ustadz Imam Abu ‘Utsman Ash-Shobuni untuk mendoakannya di majelis
beliau pada hari Jumat. Beliau pun mendoakannya dan diamini oleh banyak
orang.
Pada hari Jumat berikutnya ada seorang wanita yang menyampaikan
selembar surat yang mengatakan bahwa sesampainya di rumah, ia kemudian
bersungguh-sungguh dalam mendoakan Hakim Abu ‘Abdillah pada malam
harinya. Lalu dalam tidurnya, ia bermimpi bertemu dengan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam
yang seakan-akan bersabda kepadanya, “Katakan kepada Abu ‘Abdillah agar
melapangkan air bagi kaum muslimin.” Kemudian aku membawa surat tersebut
kepada Hakim. Lalu Hakim memerintahkan agar membuat galian di depan
pintu rumahnya. Setelah galian tersebut selesai dikerjakan, beliau
memerintahkan agar memenuhi galian tersebut dengan air dan kerikil.
Orang-orang pun mulai mengambil air tersebut untuk minum. Tidak sampai
satu pekan, tanda-tanda kesembuhan telah nampak pada Abu ‘Abdillah. Maka
wajahnya telah kembali tampan seperti sedia kala. Setelah peristiwa itu
beliau masih hidup selama beberapa tahun.[1]
Galilah Sumur, dan Sakitmu Akan Sembuh
Di dalam Siyar A’lamin Nubala’ 8/407 disebutkan bahwa ada seorang
laki-laki yang bertanya kepada ‘Abdullah bin Mubarak rahimahullah tentang luka
bernanah (bisul) yang keluar dari lututnya sejak tujuh tahun yang lalu.
Ia telah mengobatinya dengan berbagai macam obat dan banyak bertanya
kepada para dokter, tetapi belum sembuh juga. Maka beliau pun menjawab,
“Pulanglah, lalu galilah sumur di tempat orang-orang yang membutuhkan
air. Sesungguhnya aku berharap akan keluar mata air di sana, dan darahmu
akan berhenti.” Lelaki itu pun melaksanakan perintah Ibnul Mubarok,
maka ia pun sembuh.[2]
Penyakit Kanker Sembuh Dengan Sedekah
Disebutkan bahwa ada seorang laki-laki yang mengidap penyakit kanker.
Ia sudah berkeliling dunia untuk mencari obat, namun ia belum
mendapatkannya. Maka, ia pun bersedekah kepada ibu anak yatim, sehingga
Allah memberikan kesembuhan kepadanya.[3]
Sembuh Karena Berinfak kepada Anak Yatim
Ada seorang wanita yang tinggal di Arab Saudi bercerita, “Aku
menderita penyakit kanker beberapa tahun, dan aku yakin maut telah
mendekat. Aku menginfakkan penghasilanku dari menjadi tukang bordir
kepada anak-anak yatim. Setiap harta yang aku infakkan kepada mereka,
maka Allah membalasku dengan berlipat ganda, dan akhirnya Dia memberikan
kesembuhan dari penyakitku, karena disebabkan infakku kepada anak-anak
yatim.”[4]
Wanita Mandul Itu Bisa Hamil
Ada seorang wanita yang mendapat cobaan dengan kemandulan, ia tak
dikaruniai anak. Para dokter telah berputus asa dari kemungkinan ia bisa
hamil, dan bahwa penyakit itu memang tidak ada obatnya. Maka, Allah
Ta’ala memberikan taufik kepadanya agar ia bersedekah kepada seorang
wanita fakir. Sesudah ia bersedekah kepada wanita itu, ia meminta
kepadanya agar mendoakan dirinya dikaruniai anak shalih. Setelah berlalu
tiga bulan, wanita itu pun mengandung dua anak kembar!![5]
Penglihatannya Kembali Normal Seperti Sedia Kala
Seorang anak kecil bermain bersama saudaranya, tangannya membawa
pisau. Tiba-tiba saja, ia memukulkan pisau tersebut ke mata saudarinya.
Dengan cepat saudarinya tersebut dilarikan ke rumah sakit. Kemudian ia
dipindahkan ke Riyadh. Setelah diperiksa dan dirongent, tim dokter
memutuskan bahwa harapan kornea matanya bisa kembali normal amat tipis,
sehingga sangat mustahil ia bisa melihat kembali seperti sedia kala.
Suatu hari sang ibu yang menemani anak perempuannya (yang sedang
sakit) tersebut teringat tentang keutamaan sedekah. Maka, ia meminta
kepada suaminya agar membawakan batangan emas yang dimilikinya, di mana
ia tidak memiliki kekayaan selain barang tersebut. Ia ingin
mensedekahkannya, meski sebenarnya secara materi ia juga kekurangan. Ia
berdoa kepada Allah seraya berucap, “Wahai Robbku, Engkau tahu bahwa aku
tidak memiliki harta selain barang itu, maka jadikanlah sedekahku ini
sebagai sarana kesembuhan anak putriku ini.”
Keesokan harinya dokter datang untuk kembali memeriksa anak tersebut,
ternyata perkataan dokter tetap seperti kemarin, anaknya tidak ada
harapan sembuh. Beberapa hari kemudian, datang dokter lain dan
memeriksanya, ia berpikir dan memperhatikan dengan cermat. Tiba-tiba
saja, dokter itu menginstruksikan untuk mengadakan operasi. Ternyata
operasi itu berhasil, semata-mata karena karunia Allah. Alhamdulillah,
akhirnya sang anak perempuan itu bisa kembali ke rumahnya dengan
selamat, tanpa ada sedikit pun bekas luka di wajahnya, dan
penglihatannya kembali normal seperti sedia kala.[6]
Putrinya Sembuh Lantaran Sedekah
Ada sebuah kisah yang disampaikan oleh Syaikh Sulaiman Al-Mufarraj
–semoga Allah memberinya taufik–, bahwa seseorang telah bercerita
kepada Syaikh perihal kisah ajaib yang dialaminya, ia mengatakan, “Aku
memiliki anak perempuan yang masih kecil, yang terkena penyakit di
tenggorokannya. Aku telah pergi bersamanya ke beberapa rumah sakit dan
telah membeberkan jenis penyakit yang dialami anakku kepada banyak
dokter, namun semuanya tidak bermanfaat. Sakitnya menjadi semakin
bandel. Aku hampir saja ikut sakit lantaran memikirkan sakit anakku,
yang menjadikan semua anggota keluarga tak bisa tidur. Kami telah
menempuh langkah-langkah untuk meringankan sakitnya, hingga akhirnya
kami merasa putus asa dari semua itu, kecuali dari rahmat Allah Ta’ala.
Sampai suatu ketika datanglah secercah harapan dan terbukalah pintu
solusi. Ada seorang yang shalih menghubungiku dan mengingatkanku akan
hadits Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam :
دَوُّوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ
“Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Aku berkata kepadanya, “Sungguh, aku telah banyak bersedekah.” Ia
kembali berkata, “Bersedekahlah saat ini dengan niat agar putrimu
mendapatkan kesembuhan.” Akhirnya, aku pun bersedekah dengan dilandasi
kerendahan hati kepada salah seorang fakir, namun segala sesuatunya tak
ada perubahan. Aku menginformasikan hal ini kepada orang shalih itu, dan
ia berkata, “Anda termasuk orang yang memiliki banyak harta. Hendaklah
sedekahmu seukuran dengan hartamu.”
Aku pun pergi untuk kedua kalinya, dan mobilku kupenuhi dengan beras,
ayam dan barang yang baik-baik dalam jumlah yang besar, lalu kubagikan
kepada orang-orang yang membutuhkan. Mereka pun bergembira dengan
sedekahku. Dan subhanallah, tiba-tiba putriku menjadi sembuh total,
alhamdulillah.
Aku yakin bahwa sedekah merupakan faktor penyebab kesembuhan yang
terbesar. Sekarang, berkat anugerah Allah, putriku selama tiga tahun ini
tidak pernah terkena penyakit apa pun. Sejak itulah aku memperbanyak
sedekahku, khususnya pada waktu-waktu yang baik. Dan, aku setiap hari
merasakan kenikmatan, keberkahan dan kesehatan dalam hal harta dan
keluargaku. Aku pun menasihati setiap orang yang sakit agar bersedekah
dengan harta yang paling berharga yang ia miliki. Hendaknya ia ulangi
sedekahnya itu, niscaya Allah Ta’ala pasti akan menyembuhkannya. Allah
tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.”[7]
Emas yang Disedekahkan Membawa Kesembuhan Anaknya
Seorang pemuda masuk ke rumah sakit karena penyakit parah yang
dideritanya -–semoga Allah memberikan keselamatan dan kesehatan kepada
kita dan menyembuhkan kaum muslimin yang sedang sakit-–. Setelah
diperiksa, tim dokter menetapkan bahwa harapannya untuk sembuh sangat
tipis. Dokter berkata kepada sang ibu yang menemaninya, “Penuhilah
keinginan-keinginannya, sepertinya ia tidak mempunyai harapan sembuh
lagi, namun Alloh-lah yang paling mengetahui.”
Sang ibu sangat terpukul dengan informasi tersebut. Ia teringat
dengan belahan hatinya, ia khawatir jangan-jangan harus berpisah
dengannya selama-lamanya. Maka, ia pun menjual semua emas yang
dimilikinya, kemudian mensedekahkan seluruh uang hasil penjualannya.
Beberapa hari kemudian, dokter memberitahukan kepada sang ibu bahwa
anaknya ada harapan untuk sembuh, dan keadaannya membaik sedikit demi
sedikit. Akhirnya beberapa hari kemudian, keluarlah pemuda itu dari
rumah sakit dalam keadaan sehat wal afiat. Semuanya memuji kepada Allah Subhanahu wa ta'ala
atas kesembuhan dan kasih sayang-Nya.[8]
Terkena ‘Ain, Sembuh Dengan Sedekah
Syaikh Sulaiman Al-Mufarraj mengatakan bahwa ada seseorang bercerita
kepadanya, orang itu berkata, “Saudaraku pergi ke suatu tempat, lalu
berhenti di salah satu jalan. Tatkala sampai di tempat itu, ia tidak
mengeluhkan apa pun, namun tiba-tiba ia jatuh pingsan, seperti terkena
tembakan senapan di kepalanya. Kami memprediksi bahwa ia terkena
penyakit ‘ain atau mengidap penyakit tumor atau terjadi pembekuan pada
pembuluh darah di otak.
Kami segera pergi ke beberapa rumah sakit dan klinik pengobatan, lalu
ia diperiksa dan dirontgen. Hasil pemeriksaan mengatakan bahwa
kepalanya sehat, namun ia terus mengeluhkan rasa sakit di saat akan
tidur, sehingga ia sering memilih untuk tidak tidur. Namun, di saat yang
lain ia merasa sehat.
Apabila sakitnya kambuh, ia tak mampu bernafas dan berbicara. Syaikh
Sulaiman pun berkata, “Apakah Anda memiliki harta yang bisa kami
sedekahkan untukmu, semoga Allah menyembuhkanmu!” Ia menjawab, “Ya. Saya
memiliki harta kira-kira jumlahnya 7.000 riyal.” Maka, sang Syaikh
segera menghubungi seorang yang shalih yang mengetahui keadaan
orang-orang miskin, untuk membagi-bagikan sedekah itu kepada mereka.
Orang itu berkata, “Aku bersumpah demi Allah yang Maha Agung, bahwa
saudaraku itu sembuh dari sakitnya pada hari yang sama sebelum harta itu
sampai ke tangan orang-orang miskin!! Dan, aku benar-benar tahu bahwa
sedekah memang memiliki pengaruh yang besar dalam pengobatan berbagai
penyakit.”[9]
Penyakit Demam Tak Berdaya Melawan Sedekah
Syaikh Sulaiman Al-Mufarraj mengatakan bahwa kisah ini diceritakan
oleh pelakunya sendiri, orang itu berkata kepada Syaikh, “Anakku
mengeluhkan penyakit demam dan panas, serta ia tak mau makan. Aku pun
pergi bersamanya ke beberapa klinik pengobatan, namun panasnya tak
kunjung turun dan keadaannya semakin memburuk.
Aku masuk ke dalam rumah disertai perasaan gelisah, tidak tahu apa yang
harus aku perbuat. Isteriku berkata kepadaku, “Hendaklah kita bersedekah
untuknya.” Aku pun segera menghubungi via telepon seseorang yang
memiliki jalinan hubungan dengan orang-orang miskin, aku berkata
kepadanya, “Aku berharap Anda mau shalat ‘Ashar di masjid, dan mau
mengambil dari tempatku 20 kantong beras dan 20 boks ayam, lalu
hendaklah Anda membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan.”
Aku bersumpah demi Allah, tidak sampai lima menit sesudah aku menutup
gagang telepon, tiba-tiba anakku telah berlari-lari, bermain-main,
berlompatan di atas sofa, dan makan-makan hingga kenyang, serta ia telah
sembuh total berkat karunia Allah dan selanjutnya berkat keutamaan
sedekah. Dan, aku berpesan kepada orang banyak agar memberikan perhatian
kepada sedekah, saat terkena berbagai penyakit.”[10]
Sedekah Mengobati Penyakit Jiwa
Ada seorang wanita yang menderita penyakit jiwa yang parah. Salah
seorang kerabatnya bangkit dan segera bersedekah dengan meniatkan
kesembuhan untuknya kepada seorang yang shalih namun fakir yang
menanggung beban hidup dua keluarga, dan ia meminta agar orang shalih
itu mendoakan saudaranya. Maka, Allah pun menyelamatkan wanita itu dari
bala’, dan sedekah itu menjadi penyebab kesembuhannya.
Saudara yang bersedekah itu mengatakan, “Demi Allah, tidak ada
seorang pun dari keluargaku yang tahu tentang sedekahku. Sesungguhnya
aku ingin menjadikan sedekah itu ikhlas untuk menggapai keridhaan Allah
Ta’ala.” Segala puji bagi Allah, yang telah menyembuhkan kerabatnya dari
penyakit jiwa yang dideritanya.[11]
Sakitnya Hilang Tanpa Bekas
Ada seorang wanita yang mengalami gagal ginjal –kita memohon kepada
Allah, semoga Dia memberikan keselamatan, kesehatan, dan kesembuhan bagi
kaum muslimin yang sakit–. Ia sudah berulang kali memeriksakan dan
mengobatkan sakit yang dideritanya tersebut. Akhirnya, ia mencari-cari
sekiranya ada orang yang mau merelakan ginjalnya untuk disumbangkan
kepada dirinya, ia siap membayar dengan uang sejumlah 20.000 riyal.
Tersebarlah berita tersebut di kalangan orang-orang ketika itu,
hingga ada salah seorang wanita yang mendengar kabar tersebut yang
akhirnya langsung menuju ke rumah sakit untuk mendonorkan ginjalnya. Ia
menyetujui seluruh ketentuan-ketentuan yang diajukan kepadanya sebelum
menjalani operasi. Di hari yang telah ditentukan, perempuan yang sakit
tersebut menemui sang pendonor, ternyata ia sedang menangis. Karena
heran melihat keadaannya, ia pun bertanya, “Apakah Anda merasa terpaksa
dan keberatan dengan operasi yang akan Anda jalani?” Wanita pendonor itu
berkata, “Sebenarnya tidak ada yang mendorongku untuk mendonorkan
ginjalku selain kemiskinan yang menimpa diriku dan karena aku sangat
membutuhkan uang.”
Wanita pendonor itu kembali menangis tersedu-sedu, maka wanita yang
sedang sakit itu menenangkannya dengan mengatakan, “Silahkan engkau
ambil uang ini, dan aku tidak menghendaki sesuatu pun darimu…”. Beberapa
hari kemudian perempuan yang sakit tersebut kembali ke rumah sakit.
Ketika tim dokter memeriksa penyakitnya, begitu terkejutnya mereka,
karena tidak mendapati sedikit pun bekas sakit pada dirinya.
Alhamdulillah, ternyata Allah Subhanahu wa ta'ala telah menyembuhkannya.[12]
Sudah Masuk Ruang ICU, Mendadak Sembuh
Ada seorang wanita masuk ruang ICU (unit gawat darurat) karena
penyakit parah yang dideritanya. Beberapa muhsinin (orang-orang yang
suka berbuat kebaikan) mengetahui keadaannya, maka mereka pun
menyembelih seekor unta dan meniatkan pahalanya untuk si wanita
tersebut. Setelah itu, mereka mensedekahkan daging unta tersebut kepada
para keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhannya dengan mengharap pahala
dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Beberapa hari kemudian, akhirnya Allah memberikan
kesembuhan kepada wanita tersebut. Hanya bagi Allah-lah segala pujian dan
karunia.[13]
Sedekah Menolak Gangguan Sihir
Dikisahkan, ada beberapa wanita yang berbincang-bincang tentang
keajaiban sedekah. Dan belum selesai para wanita itu membicarakan
tentang keutamaan sedekah, tiba-tiba salah seorang wanita yang ada di
antara mereka –yang sedang terkena sihir– melepas kalungnya yang mahal
harganya. Kalung itu kemudian ia berikan kepada salah seorang temannya
agar dijual dan uangnya diberikan kepada para keluarga miskin.
Ketika temannya tersebut pergi ke tempat penjual emas dan sang
penjual ingin menimbangnya, maka sang penjual mengeluarkan mata batu
yang terletak di tengah kalung tersebut. Sang penjual begitu
terheran-heran dan kebingungan dengan apa yang dilihatnya. Karena ia
menyaksikan ada buhul sihir di dalam mata batu kalung itu. Sang penjual
kemudian mengeluarkannya, dan alhamdulillah, akhirnya sembuhlah
perempuan pemilik kalung tersebut dari penyakit yang selama ini
dideritanya.[14]
Suami Bersedekah Emas, Isterinya Sembuh Seketika
Seorang dokter menelepon suami seorang wanita yang sedang terbaring
sakit di sebuah rumah sakit. Dokter itu memberitahukan bahwa istrinya
sedang mengalami masa kritis, dan dari tinjaun medis harapan untuk
sembuh sangatlah tipis. Sang suami sangat terpukul dengan berita
tersebut. Maka ia segera bergegas mengeluarkan sedekah berupa emas milik
istrinya. Setelah itu, ia pergi ke rumah sakit. Beberapa saat kemudian,
sang dokter memberitahukan kepadanya bahwa beberapa saat yang lalu
(yakni saat bersamaan waktu sang suami bersedekah), nampak tanda-tanda
membaik dan kesembuhan pada diri sang istri. Kemudian ia dipindahkan
dari ruang ICU ke kamar perawatan biasa. Beberapa hari kemudian, ia
telah keluar dari rumah sakit tersebut. Segala puji bagi Allah, Pemilik
Keutamaan dan Kebaikan.
Gigi Gerahamnya Sembuh Total
Seorang juru dakwah wanita yang terkenal bercerita, “Aku berada di
Al-Haram sejak beberapa tahun yang lalu. Suatu ketika gigi gerahamku
sakit, yang aku agak terlambat dalam mengobatinya. Aku bahagia dengan
keberadaanku di Al-Haram dan aku ingin menyibukkan diri dengan Al-Quran.
Akan tetapi, jikalau penyakit itu terus terjadi, maka aku akan pergi ke
dokter dan aku akan meluangkan waktuku.
Terlintas dalam benakku sebuah pikiran untuk menolak penyakit ini
dengan sedekah. Akhirnya, aku pun bersedekah kepada seorang anak
perempuan di Al-Haram. Demi Allah, hanya dalam waktu singkat, penyakitku
menjadi sembuh. Dan sejak itu hingga waktu ini, aku tidak lagi
membutuhkan dokter untuk mengobati penyakitku ini, karena penyakit itu
tidak pernah lagi menyerangku.[15]
Diprediksi Mati, Allah Menyelamatkannya Dengan Sekedah
Syaikh ‘Abdul Hadi Badlah, Imam Masjid Jami’ur Ridhwan di Halab
Syiria, pernah bercerita, “Di awal pernikahanku, Allah telah
menganugerahkan kepadaku anak yang pertama. Kami sangat bergembira
dengan anugerah ini. Akan tetapi, Allah 'Azza wa jalla berkehendak menimpakan
penyakit yang keras kepada anakku. Pengobatan seakan tak berdaya untuk
menyembuhkannya, keadaan sang anak semakin memburuk, dan keadaan kami
pun menjadi buruk karena sangat bersedih memikirkan keadaan buah hati
kami dan cahaya mata kami. Kalian tentu tahu, apakah artinya anak bagi
kedua orang tuanya, terutama ia adalah anak yang pertama!!
Perasaan buruk itu menyeruak di dalam hati, karena kami merasa tak berdaya memberikan pengobatan bagi penderitaan anak kami!!
Sehatnya kita memang merupakan perintah Allah dan ketentuan-Nya, namun
kita memang harus mengambil langkah-langkah pengobatan dan tidak
meninggalkan kesempatan atau sarana apa pun untuk mengobatinya.
Seorang yang baik menunjukkan kepada kami adanya seorang dokter yang
berpengalaman dan terkenal, maka aku pun pergi bersama anakku kepadanya.
Anakku mengeluhkam demam yang sangat tinggi, dan dokter itu berkata
kepada kami, “Apabila panas anak Anda tidak turun malam ini, maka ia
akan meninggal esok hari!!”
Aku kembali bersama sang anak dengan kegelisahan yang memuncak. Sakit
menyerang hatiku, hingga kelopak mataku tak mampu terpejam tidur. Aku
pun mengerjakan shalat, lalu pergi dengan wajah muram durja meninggalkan
isteriku yang menangis sedih di dekat kepala anakku.
Aku terus berjalan di jalanan, dan tidak tahu apa yang harus aku
perbuat untuk anakku!! Tiba-tiba aku teringat dengan sedekah, dan ingat
dengan hadits Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam tatkala beliau bersabda, “Obatilah orang
yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” Namun, siapa yang akan aku
temui di waktu malam seperti ini. Aku bisa saja mengetuk pintu seseorang
dan bersedekah kepadanya, tapi apa yang akan ia katakan kepadaku jika
aku melakukan hal itu?
Tatkala aku berada dalam kondisi bimbang seperti itu, tiba-tiba ada
seekor kucing lapar yang mengeong di kegelapan malam. Aku menjadi ingat
dengan sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam tatkala ditanya oleh seorang sahabat, “Apakah
berbuat baik kepada binatang bagi kami ada pahalanya?” Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam
menjawab, “Di dalam setiap apa yang bernyawa ada pahalanya”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Aku pun segera masuk ke rumahku,
mengambil sepotong daging, dan memberi makan kucing itu.
Aku menutup pintu belakang rumahku, dan suara pintu itu bercampur
dengan suara istriku yang bertanya, “Apakah engkau telah kembali
kepadaku dengan cepat?” Aku pun bergegas menuju ke arahnya. Dan, aku
mendapatkan wajah isteriku telah berubah, dari permukaan wajahnya telah
menyiratkan kegembiraan!
Ia berkata, “Sesudah engkau pergi, aku tertidur sebentar masih dalam
keadaan duduk. Maka, aku melihat sebuah pemandangan yang menakjubkan!!”
Dalam tidurku, aku melihat diriku mendekap anakku. Tiba-tiba ada seekor
burung hitam yang besar dari langit yang terbang hendak menyambar anak
kita, untuk mengambilnya dariku. Aku menjadi sangat ketakutan, dan tidak
tahu apa yang harus aku perbuat? Tiba-tiba muncul kepadaku seekor
kucing yang menyerang secara dahsyat burung itu, dan keduanya pun saling
bertempur. Aku tidak melihat kucing itu lebih kuat daripada burung itu,
karena si burung badannya gemuk. Namun akhirnya, burung elang itu pun
pergi menjauh. Aku terbangun mendengar suaramu ketika datang tadi.
Syaikh ‘Abdul Hadi berkata, “Aku tersenyum dan merasa gembira dengan
kebaikan ini. Melihat aku tersenyum, isteriku menatap ke arahku dengan
terheran-heran.”
Aku berkata kepadanya, “Semoga semuanya menjadi baik.”
Kami bergegas mendekati anak kami. Kami tak tahu siapa yang sampai
terlebih dulu, tatkala penyakit demam itu sirna dan sang anak mulai
membuka matanya. Dan, pada pagi hari berikutnya, sang anak telah
bermain-main bersama anak-anak yang lain di desa ini, alhamdulillah.
Sesudah Syaikh menyebutkan kisah menakjubkan ini, anak tadi –yang
telah menjadi pemuda berumur 17 tahun, serta telah sempurna menghafalkan
Al-Quran dan menekuni ilmu syar’i–, ia menyampaikan nasihat yang
mendalam kepada kaum muslimin di masjid orang tuanya, Masjid Ar-Ridhwan
di Halb, di salah satu malam dari sepuluh hari terakhir di bulan
Ramadhan yang penuh berkah.[16]
Baca artikel sebelumnya: Adab-adab Bersedekah
Baca artikel sebelumnya: Adab-adab Bersedekah
_____________
Sumber : Buku “Berobat Dengan Sedekah”, karya Muhammad Albani, Penerbit Insan Kamil, Solo, Cet. X, Juni 2009
Footnote :
[1] Min ‘Ajaibish Shadaqah, hal. 41-42.
[2] Ibid, hal. 36-37.
[3] Min ‘Ajaibil ‘Ilaj bish Shadaqah.
[4] Min ‘Ajaibil ‘Ilaj bish Shadaqah, dengan beberapa perubahan redaksional.
[5] Min ‘Ajaibil ‘Ilaj bish Shadaqah.
[6] Min ‘Ajaibish Shadaqah, hal. 48-49.
[7] Min ‘Ajaibil ‘Ilaj bish Shadaqah.
[8] Min ‘Ajaibish Shadaqah, hal. 53.
[9] Min ‘Ajaibil ‘Ilaj bish Shadaqah.
[10] Min ‘Ajaibil ‘Ilaj bish Shadaqah.
[11] Min ‘Ajaibil ‘Ilaj bish Shadaqah.
[12] Min ‘Ajaibish Shadaqah, hal. 56.
[13] Min ‘Ajaibish Shadaqah, hal. 56.
[14] Min ‘Ajaibish Shadaqah, hal. 57.
[15] Min ‘Ajaibil ‘Ilaj bish Shadaqah.
[16] Min ‘Ajaibil ‘Ilaj bish Shadaqah.
Sumber : http://pembinaanpribadi.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar