728x90 AdSpace

Pos Terbaru

Perumpamaan Orang Munafik Dalam Al-Qur'an - 1


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لا يُبْصِرُونَ صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لا يَرْجِعُونَ أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


"Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (kejalan yang benar), atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinga dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan dibawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (Qs. Al-Baqarah : 17-20)

Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah berkata: 

Dalam ayat-ayat tersebut Allah Subhanahu wa ta'ala menerangkan dua perumpamaan gambaran orang munafik: Sebuah perumpamaan dengan api dan yang lain dengan air disebabkan adanya sifat penerangan, pencahayaan serta memberikan kehidupan pada air dan api. Sebagaimana api adalah elemen yang menyediakan cahaya dan air elemen kehidupan.

Allah Subhanahu wa ta'ala menganugerahkan kedalam wahyu (al-Qur'an) yang turun dari langit, kehidupan dan penerangan bagi hati, sebab itu Dia menyebut "Ruh" (jiwa) dan "Nur" (cahaya). Siapa yang menerimanya, akan bahagia hidup dalam cahayanya dan yang mengabaikannya mati (secara spiritual) dalam kegelapan.

Dia Yang Maha Tinggi sudah menjelaskan karakteristik orang munafik -berkenaan dengan yang mereka peroleh dari wahyu tersebut-; bahwa mereka orang yang berusaha menyalakan api untuk menerangi sekelilingnya dan dapat memperoleh keuntungan darinya (disebabkan) masuknya mereka kedalam Islam. Oleh karena itu mereka menikmati dan memperoleh kabaikan dari cahayanya lalu mereka meyakininya dan bercampur dengan orang beriman akan tetapi ketika hubungan yang mereka bangun (dengan orang beriman) tidak terdapat "cahaya Islam", yang merupakan esensi dari hati mereka. Alasan menggunakan kata "cahaya mereka" bukan "api mereka" dalam perumpamaan ini karena api menghasilkan pembakaran dan dan pencahayaan darinya dan meninggalkan mereka sifat pembakaran dan kegelapan. Ini menyerupai mereka yang dikaruniai indera penglihatan kemudian menjadi buta, dan mereka yang mengetahui (kebenaran) lalu menafikannya, dan mereka yang menerima Islam dan mengabaikannya dalam hati.

Allah Subhanahu wa ta'ala kemudian menyebutkan kondisi mereka dengan perumpamaan air, sebagai teman (Sayyib), yaitu hujan yang tertuang atau turun dari langit dalam kegelapan ditemani petir dan kilat. Peringatan, teguran, perintah, larangan, konsekuensi kejahatan yang mengerikan serta ancaman yang di ekspresikan darinya serta bentuk penyampaian yang menyerupai kilatan petir menjadi terlalu berat bagi mereka disebabkan kelemahan pandangan dan pikirannya. Oleh sebab itu kondisi mereka adalah kondisi orang yang tertimpa hujan dalam kegelapan dengan petir dan kilat. Karena lemah dan takut kemudian meletakkan jari-jari kedalam telinga takut akan kilatan petir mengenai mereka.

Air yang Menyelamatkan dan Menghidupkan Seseorang
Disebabkan oleh keyakinan politeisme, hati mereka (orang munafik) penuh dengan kebencian dan ketakutan. Panggilan Tauhid terasa berat bagi mereka. Jika mereka dapat menemukan cara untuk menutup telinga mereka dari mendengar (kebenaran) maka mereka akan melakukannya. Ini adalah keadaan musuh-musuh Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam yang merasakan panggilan Tauhid sangat berat dan membebani, oleh karena itu hati mereka menolaknya. Dalam semua ini terdapat persamaan yang jelas dan perumpaman yang tegas dari kakak beradik diantara orang munafik berkenaan dengan perumpamaan air yang disebutkan Allah Subhanahu wa ta'ala; hal ini disebabkan ketika hati mereka serupa (dalam keraguan) begitu juga perbuatan mereka.

(Al-Amtsal Fi Al-Qur'an, Oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

Pengertian dari perumpamaan ini bahwa pembelian kesesatan dengan petunjuk, dan perubahan orang-orang munafik dari melihat menjadi buta, diserupakan Allah dengan orang yang menyalakan api. Tatkala api itu itu menerangi sekitarnya dan ia dapat melihat apa yang ada disebelah kanan dan kirinya serta merasa gembira karenanya, tiba-tiba api itu padam sehingga ia benar-benar berada dalam kegelapan. Ia tidak dapat melihat ataupun mendapat petunjuk. keadaan ini diperparah dengan keadaan dirinya yang tuli sehingga dia tidak dapat mendengar, bisu sehingga tidak dapat berbicara, dan buta sehingga tidak dapat melihat. Akibatnya ia tidak dapat kembali kepada keadaan sebelumnya. Begitu pula keadaan orang-orang munafik yang menukar kesesatan dengan petunjuk, dan lebih mencintai kesesatan daripada jalan yang lurus. Dalam perumpamaan ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa orang-orang munafik itu awalnya beriman, tetapi kemudian kafir. Mereka tidak dapat kembali seperti semula, yaitu keadaan ketika mereka mendapatkan hidayah yang telah mereka jual dengan kesesatan.

(Tafsir Ibnu katsir Jilid I hal. 154-155. Penerbit Pustaka Ibnu Katsir, dengan ringkas)

Faisal Choir Blog :

Blog ini merupakan kumpulan Artikel dan Ebook Islami dari berbagai sumber. Silahkan jika ingin menyalin atau menyebarkan isi dari Blog ini dengan mencantumkan sumbernya, semoga bermanfaat. “Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR. Muslim). Twitter | Facebook | Google Plus

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Perumpamaan Orang Munafik Dalam Al-Qur'an - 1 Description: Rating: 5 Reviewed By: samudera ilmu
Scroll to Top