Dibalik Proyek Amerika Yang Menghabiskan 100 Milyar U$ Ternyata Kebenaran Islam Yang Terungkap
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَØ©ُ ÙˆَانْØ´َÙ‚َّ الْÙ‚َÙ…َرُ
“Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan”. (QS al Qomar: 1)
Yang menarik adalah ayat diatas menjadi sebab Islamnya seseorang yang
nantinya akan menjadi ketua Hizib Islami Britani. Bagaimanakah
ceritanya? Ikuti ulasan berikut ini.
Dalam wawancara televisi dengan seorang pakar geologi muslim Prof.
Dr. Zaqhlul An-Najar, pembawa acara bertanya kepada beliau tentang ayat
diatas: “Apakah terdapat i’jaz ilmi (kemukjizatan yang bersifat
sains) yang terkandung didalam ayat diatas?
Dr. Zaqhlul memberikan
jawaban dengan mengatakan: “Berkenaan dengan ayat ini, aku mempunyai
sebuah cerita. Sejak beberapa waktu lamanya aku menjadi tenaga pengajar
di Universitas Chardif di bagian barat Inggris. Yang datang mengikuti
perkuliahaanku terdiri dari muslim dan non muslim. Pernah suatu ketika
terjadi diskusi yang menarik tentang i’jaz ilmi dalam
al-Qur`an. Ditengah-tengah diskusi, ada seorang pemuda muslim berdiri
dan mengatakan: “Tuan, apakah anda melihat bahwa didalam firman Allah “Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan” terdapat isyarat i’jaz ilmi dalam al-Qur`an?”
Dr. Zaqhlul mengatakan: “Tidak, karena i’jaz ilmi
ditafsiri oleh ilmu (sains). Sedangkan mukjizat, ilmu (sains) itu tidak
mampu menafsirinya, karena mukjizat adalah suatu perkara luar biasa
yang tidak dapat ditafsiri oleh hukum alam (hukum kausalitas).
Terbelahnya rembulan adalah mukjizat, yang terjadi untuk Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan bersaksi tentang kenabian dan
kerasulannya. Mukjizat visual adalah bukti nyata bagi orang yang
menyaksikannya. Seandainya hal itu tidak datang dalam kitab Allah dan
sunnah Rarul-Nya tentu kita umat Islam di abad ini tidak wajib
mengimaninya. Akan tetapi kita mengimaninya karena telah datang
keterangannya didalam kitab Allah dan didalam sunnah Rasul-Nya dan
karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Mukjizat Kenabian
Dr. Zaqhlul kemudian menyampaikan terbelahnya rembulan sebagaimana
yang terdapat dalam kitab-kitab hadits. Dia mengatakan lima tahun
sebelum Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berhijrah dari Makkah ke
Madinah, ada sekelompok orang Quraisy yang datang menemui beliau dan
mengatakan: “Hai Muhammad, jika engkau benar-benar seorang Nabi dan
Rasul maka datangkanlah bukti yang menunjukkan bahwa engkau memang
benar-benar seorang Nabi dan Rasul.” Maka Nabi bertanya kepada mereka:
“Apa yang kalian inginkan?” Mereka berkata dengan tujuan melemahkan dan
menantang: “Belahlah untuk kami rembulan itu!” Nabi lantas berdiri
beberapa saat. Beliau berdoa kepada Allah agar memberikan pertolongan
untuknya dalam situasi ini. Allah lantas memberikan ilham kepada beliau
untuk berisyarat dengan menggunakan jari tangan beliau kearah rembulan.
Tiba-tiba rembulan tersebut terbelah menjadi dua bagian. Satu bagian
menjauh dari bagian yang lain selama beberapa jam kemudian menyatu
kembali.
Maka orang kafir berkomentar: “Muhammad telah menyihir kita.” Akan
tetapi orang-orang yang cerdas diantara mereka mengatakan: “Sesungguhnya
sihir itu terkadang dapat mempengaruhi orang-orang yang menyaksikannya
dan tidak dapat mempengaruhi seluruh manusia. Maka tunggulah rombongan
yang akan datang dari perjalanan.” Maka orang-orang kafir bergegas
keluar menuju tempat-tempat keluarnya kota Makkah untuk menunggu
orang-orang yang datang dari perjalanan. Ketika rombongan pertama datang
orang kafir menanyakan kepada mereka: “Apakah kalian membuat sesuatu
yang aneh telah terjadi pada rembulan itu?” Mereka menjawab: “Ya, benar.
Pada malam fulaniah kami melihat rembulan itu telah terbelah menjadi
dua dan saling berjauhan satu dari yang lain kemudian kembali menyatu.”
Maka berimanlah sebagian dari mereka orang yang beriman dan kafirlah
orang yang tetap kafir.
Oleh karena itu Allah berfirman dalam kitabnya:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَØ©ُ ÙˆَانْØ´َÙ‚َّ الْÙ‚َÙ…َرُ . ÙˆَØ¥ِÙ†ْ ÙŠَرَÙˆْا آيَØ©ً ÙŠُعْرِضُوا ÙˆَÙŠَÙ‚ُÙˆْÙ„ُوا سِØْرٌ Ù…ُسْتَÙ…ِرٌّ . ÙˆَÙƒَØ°َّبُوا Ùˆَاتَّبَعُوا Ø£َÙ‡ْÙˆَاءَÙ‡ُÙ…ْ ÙˆَÙƒُÙ„ُّ Ø£َÙ…ْرٍ Ù…ُسْتَÙ‚ِرٌّ
“Telah dekat (datangnya) saat itu, dan telah terbelah bulan. Dan
jika (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mukjizat), mereka
berpaling dan berkata: “(ini adalah) sihir yang terus menerus.” Dan
mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang
tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya.” (QS Al-Qamar ayat 1-3)
Kisah Nyata
Doktor Zaqhlul melanjutkan penjelasannya dengan mengatakan: “Dan
sesudah aku mengakhiri penjelasanku, maka ada seorang pemuda Inggris
muslim berdiri dia memperkenalkan dirinya: “Aku bernama Dawud Musa
Bidcook, Ketua Hizib Islami Britani”. Setelah itu dia mengatakan: “Tuan,
bolehkah aku memberi keterangan tambahan?” Aku Jawab: “Silahkan.” Dia
berkata: “Sebelum memeluk Islam saya mempelajari banyak berbagai agama.
Satu hari ada seorang mahasiswa muslim memberikan hadiah kepadaku berupa
terjemahan Al-Qur’an. Aku berterima kasih kepadanya karena hadiah
tersebut. Lalu buku terjemah Al Qur’an tersebut aku bawa pulang kerumah.
Saat aku membuka buku terjemah Al-Qur’an itu, surat yang pertama kali
aku baca adalah surat Al-Qomar. Aku membaca ayat:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَØ©ُ ÙˆَانْØ´َÙ‚َّ الْÙ‚َÙ…َرُ
Maka saya katakan: “Apakah ucapan ini masuk akal? Apa mungkin
rembulan itu terbelah kemudian menyatu kembali? Kekuatan apakah yang
mampu melakukan itu?” Maka pemuda tadi mengatakan: “Ayat ini membuatku
tidak dapat melanjutkan membaca al-Qur`an dan akupun tersibukkan dengan
urusan dunia. Akan tetapi Allah mengetahui seberapa jauh keikhlasanku
dalam mencari kebenaran.
Maka Tuhanku mendudukkan aku didepan televisi
Inggris yang disana ada acara dialog antara komentator Inggris dengan
tiga ilmuwan ruang angkasa Amerika.
Pembawa acara ini memberikan
komentar miring terhadap tiga pakar tersebut karena telah menghabiskan
uang dalam jumlah besar untuk perjalanan keruang angkasa pada saat bumi
dipenuhi berbagai problematika kelaparan, kemiskinan, timbulnya berbagai
penyakit, dan keterbelakangan. Sang komentator mengatakan: “Seandainya
biaya yang demikian banyak itu dihabiskan untuk memakmurkan bumi tentu
lebih bermanfaat”. Akan tetapi tiga pakar tersebut tetap membela
pendapat-pendapatnya dengan mengatakan sesungguhnya teknologi ini bisa
bermanfaat secara praktis dalam berbagai aspek kehidupan, bisa
bermanfaat dalam ilmu kedokteran, industri dan pertanian. Jadi biaya
yang demikian besar itu bukanlah harta yang dihambur-hamburkan dengan
percuma akan tetapi biaya tersebut membantu perkembangan teknologi yang
maju untuk mewujudkan tujuan yang mulia.”
Disela-sela dialog tersebut muncul penyebutan tentang perjalanan yang
mendaratkan seseorang astronot diatas permukaan rembulan. Karena
pendaratan tersebut adalah perjalanan ruang angkasa yang paling banyak
memakan biaya, ia telah menghabiskan lebih dari 100 milyar US$, maka
dengan nada tinggi, komentator Inggris mengatakan: “Kebodohan macam apa
ini? 100 milyar US$ hanya untuk mendaratkan seorang ilmuwan Amerika
diatas bulan?” Mereka menjawab: “Tidak, tujuannya bukan untuk
mendaratkan ilmuwan Amerika diatas bulan, tapi kami mempelajari susunan
bulan bagian dalam. Dan kamipun telah menemukan sebuah fakta ilmiah,
seandainya kita menghabiskan biaya berkali-kali lipat daripada ini untuk
membuat orang percaya terhadap fakta tersebut, tentu tidak ada orang
yang mempercayai kami.”
Maka sang komentator mengatakan: “Fakta apa
itu?” Mereka menjawab: “Rembulan ini pernah terbelah pada suatu hari
kemudian menyatu kembali.” Komentator bertanya: “Bagaimana kalian
mengetahui hal itu?” Mereka menerangkan: “Kami mendapatkan sebuah sabuk
dari bebatuan yang membelah rembulan dari permukaannya hingga kebagian
dalamnya. Kami lantas berembuk dengan para pakar ilmu tanah dan geologi
dan mereka mengatakan hal tersebut tidak mungkin terjadi kecuali jika
rembulan pernah terbelah kemudian menyatu lagi.”
Dawud Musa Bidcook lalu mengatakan: “Maka saya segera meloncat dari
kursi tempat duduk saya dan saya katakan: “Sebuah mukjizat terjadi untuk
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada 1400 tahun yang lalu. Allah
Subhanahu wa Ta’ala menundukkan orang-orang Amerika untuk membelanjakan
lebih dari 100 Milyar US$ guna menetapkan kebenaran mukjizat itu untuk
umat Islam?! Kalau begitu, pasti agama ini adalah agama yang haq.”
Pemuda itu melanjutkan perkataannya: “Maka sayapun segera kembali ke
mushaf dan langsung membaca surat al-Qomar, dan surat itulah yang
menjadi pintu masuknya Islam kedalam hatiku.
الØمد لله رب العالمين
(Sumber: Majalah Qiblati Th. I Ed. 5)
0 komentar:
Posting Komentar