Nasehat Untuk Para Istri
Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf
A. PENGANTAR
Terasa tidak adil kalau ada sebuah ketidak harmonisan dalam sebuah
rumah tangga lalu kita limpahkan tanggung jawab pada salah satunya saja,
karena harus diakui minimalnya suami maupun istri punya andil
didalamnya.
Kisah yang saya sebutkan diawal pembahasan pada edisi lalu tentang
para ibu-ibu yang memakan daging suami mereka sendiri dalam suasana
obrolan mereka dengan lainnya tidak mesti hanya kesalahan suami mereka,
bahkan sangat mungkin si suami sudah berbuat yang benar namun si istri
lah yang tidak pernah mengerti dan memahami.
Maka pada edisi ini saya tujukan untaian nasehat ini kepada para
istri, semoga semuanya bisa menjalankan apa seharusnya dia kerjakan,
sehingga yang lainnya akan mendapatkan apa yang seharusnya di dapatkan. Wallohul Muwaffiq
B. TERIMA KODRATMU DAN PAHAMILAH POSISIMU
Semoga Alloh merohmati orang yang bisa menempatkan dirinya pada
tempatnya yang tepat, saat sebagai suami dia mengetahui bahwa dia adalah
seorang suami yang wajib mempergauli istrinya dengan baik, demikian
juga tatkala dia sebagai istri, dia mengetahui hak dan kewajiban serta
tanggung jawabnya yang besar dengan benar.
Sangat miris hati ini tatkala ada sebagian istri yang mengatakan : “Enak ya jadi suami, setiap hari keluar rumah, bisa
berganti-ganti suasana, berbeda dengan istri yang setiap hari di rumah
dan hanya berkutat dengan dapur dan anak.” Atau kalimat yang senada
Ketauhilah wahai ukhtil muslimah !!!
Alloh Ta’ala dan Rosululloh telah menempatkanmu pada posisi yang mulia. Perhatikanlah hadits berikut ini :
Ų¹َŁْ Ų¹َŲØْŲÆِ Ų§ŁŲ±َّŲْŁ
َŁِ ŲØْŁِ Ų¹َŁْŁٍ ŁَŲ§Łَ
ŁَŲ§Łَ Ų±َŲ³ُŁŁُ Ų§ŁŁَّŁِ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁَّŁŁ
Ų¹َŁَŁْŁِ ŁَŲ³َŁَّŁ
َ Ų„ِŲ°َŲ§ ŲµَŁَّŲŖِ
Ų§ŁْŁ
َŲ±ْŲ£َŲ©ُ Ų®َŁ
ْŲ³َŁَŲ§ ŁَŲµَŲ§Ł
َŲŖْ Ų“َŁْŲ±َŁَŲ§ ŁَŲَŁِŲøَŲŖْ ŁَŲ±ْŲ¬َŁَŲ§
ŁَŲ£َŲ·َŲ§Ų¹َŲŖْ Ų²َŁْŲ¬َŁَŲ§ ŁِŁŁَ ŁَŁَŲ§ Ų§ŲÆْŲ®ُŁِŁ Ų§ŁْŲ¬َŁَّŲ©َ Ł
ِŁْ Ų£َŁِّ
Ų£َŲØْŁَŲ§ŲØِ Ų§ŁْŲ¬َŁَّŲ©ِ Ų“ِŲ¦ْŲŖِ
Dari Abdur Rohman bin Auf berkata : Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Apabila seorang wanita sholat lima waktu, puasa bulan Romadhon, menjaga farjinya, mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya : Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja engkau kehendaki.” (HR. Ahmad 1664 dengan sanad hasan. Lihat adabuz Zafaf oleh Syaikh Al Albani hal : 286)
Jalan menuju surga, tempat yang penuh dengan ketenangan dan keindahan nan kekal dan abadi telah dibentangkan dihadapanmu, yang salah satu jalanya adalah taat pada suami
Jalan menuju surga, tempat yang penuh dengan ketenangan dan keindahan nan kekal dan abadi telah dibentangkan dihadapanmu, yang salah satu jalanya adalah taat pada suami
Sadarilah olehmu bahwa dimanapun Alloh dan Rosululloh menyebutkan
tentang dirimu pasti menyebutkan tentang ketaatan kepada suami. Terlalu
banyak ayat dan hadits yang membicarakan tentang ini dan saya kira engkau
sudah megetahuinya.
Maka sadarlah, bahwa engkau adalah seorang istri….
Sekali lagi engkau adalah seorang istri yang seharusnya selalu taat
kepada suamimu selagi dia tidak memerintahkan kepada kemaksiatan….
C. PAHAMILAH SUAMIMU
- Seorang suami telah dikodratkan oleh Alloh untuk menjadi kepala keluarga, dialah yang diberi kewajiban oleh Alloh dan Rosul Nya untuk memberi nafkah kepada istri dan anaknya. Yang mana hal ini berkonsekwensi wajib bagi dia untuk mencari pekerjaan, yang terkadang pada zaman seperti sekarang ini tidak semua orang mendapatkan usaha yang sesuai dengan bidangnya. Betapa banyak sarjana yang pekerjaanya di luar keahliannya, apalagi lainnya !!!
- Sulitnya mencari pekerjaan dan capeknya bekerja diluar rumah bagi sang suami akan terasa ringan kalau didukung secara moril oleh si istri, beban dia akan menjadi sedikit ringan secara psikologis kalau istrinya ikut mendukung dan senang dengan apa yang dia kerjakan sekarang.
- Namun kalau kebalikannya? Cobaah bayangkan, kalau suami sudah capek-capek cari pekerjaan, sudah sangat lelah diluar rumah tiba-tiba sampai rumah ditumpuki lagi dengan sikap istrinya yang sangat tidak mengenakkan.
Wahai saudariku ….
Yang harus engkau perhatikan juga, bahwa sebuah
pernikahan adalah mengumpulkan dua insan yang berbeda, berbeda dalam
jenis kelaminnya, berbeda dalam karakter dasarnya, berbeda dalam latar
belakang keluarganya, berbeda dalam latar belakang lingkungan dan
pendidikannya, berbeda dalam unsur-unsur yang mempengaruhi jiwa dan
pikirannya, dan mungkin berbeda dalam cara pandang dan cita-citanya
serta perbedaan-perbedaan lainnya.
Akan sangat mustahi kalau ditemukan sepasang suami istri yang benar-benar sama dalam segala sesuatu.
Siapakah contoh keluarga yang benar-benar kita jadikan panutan ? bukankah keluarganya Rosululloh? Meskipun begitu, apakah selamat dari berbagai macam perbedaan semacam ini ? Tidak wahai saudariku.
Yang bisa dilakukan adalah saling memamami dan menghargai, wahai suami pahamilah istrimu dan wahai istri pahamilah suamimu.
Saat si suami harus keluar malam, saat dia harus meningalkan rumah
barang satu minggu atau dua minggu untuk sebuah keperluan yang
bermanfaat, maka sadarilah kalau memang itu adalah tugas dan
kewajibannya yang butuh dukungan dan kerelaan darimu
Bukankah Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Sebaik-baik wanita adalah yang bisa
membuatmu senang saat engkau pandang, mentaatimu saat engkau perintahkan
dan menjaga dirinya dan hartamu saat engkau tinggal.”(HR. Thobroni dengan sanad shohih, Lihat Shohihul Jami’ : 3299)
Begitu pula sebaliknya, saat si istri harus ngambek, karena ada sesuatu yang membuatnya tidak senang, maka wahai suami sadarilah bahwa itu adalah pembawaan fithroh wanita yang tercipta dari tulang rusuk yang bengkok, yang kalau engkau sikapi dengan keras saat itu maka segera akan patah dan rusak.
Jangan pernah berpikir bahwa salah satu dari suami maupun istri berfikir bahwa yang lainnya harus sama persis dengannya kayak
kertas foto copi, karena kalau itu yang engkau inginkan, maka bukannya
akan membuatmu senang namun akan semakin sensitif dengan segala
perbedaan.
D. TEGANYA KAU MAKAN DAGING SUAMIMU SENDIRI
Suatu ketika Rosululloh berjalan-jalan
bersama Ummul Mu’minin Aisyah, Lalu Aisyah mengatakan : “Cukuplah
bagimu bahwa Shofiyah itu begini dan begitu (maksudnya bahwa dia itu
pendek).” Maka Rosululloh bersabda : “Engkau barusan
mengucapkan sebuah kalimat, seandainya dicelupkan ke lautan pasti akan
berubah warnanya.” (HR. Bukhori Muslim)
Perhatikanlah ucapan ghibah yang “tidak seberapa” ini yang dikatakan oleh Aisyah, wanita yang paling dicintai oleh Rosululloh. Namun, beliau tetap mengatakan sebagaimana di atas. Lalu, bagaimana kalau seandainya yang melakukan hal ini adalah seorang istri untuk membongkar aib suaminya sendiri?
Kalau seandainya engkau membongkar aib suamimu untuk mencari sebuah
solusi, dengan cara menyampaikannya kepada seseorang yang diperkirakan
dapat membantunya menasehati si suami, atau menahan kedlolimannya kalau
memang dia begitu, maka itu adalah sesuatu yang sangat baik, sebagaimana
pernah dilakukan oleh Hindun Binti Utbah.
Ų¹َŁْ Ų¹َŲ§Ų¦ِŲ“َŲ©َ Ų£َŁَّ ŁِŁْŲÆَ ŲØِŁْŲŖَ
Ų¹ُŲŖْŲØَŲ©َ ŁَŲ§ŁَŲŖْ ŁَŲ§ Ų±َŲ³ُŁŁَ Ų§ŁŁَّŁِ Ų„ِŁَّ Ų£َŲØَŲ§ Ų³ُŁْŁَŲ§Łَ Ų±َŲ¬ُŁٌ
Ų“َŲِŁŲٌ ŁَŁَŁْŲ³َ ŁُŲ¹ْŲ·ِŁŁِŁ Ł
َŲ§ ŁَŁْŁِŁŁِŁ ŁَŁَŁَŲÆِŁ Ų„ِŁَّŲ§ Ł
َŲ§ Ų£َŲ®َŲ°ْŲŖُ
Ł
ِŁْŁُ ŁَŁُŁَ ŁَŲ§ ŁَŲ¹ْŁَŁ
ُ ŁَŁَŲ§Łَ Ų®ُŲ°ِŁ Ł
َŲ§ ŁَŁْŁِŁŁِ ŁَŁَŁَŲÆَŁِ
ŲØِŲ§ŁْŁ
َŲ¹ْŲ±ُŁŁِ
Dari Aisyah bahwasannya Hindun Binti Utbah
berkata : “Wahai Rosululloh, sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang yang
sangat kikir, dia tidak memberikan kepadaku nafkah yang cukup bagiku
dan bagi anakku kecuali kalau saya mengambilnya tanpa sepengetahuan
dirinya.” Maka Rosululloh bersabda : “Ambillah yang cukup untukmu dan anakmu dengan cara yang baik.” (HR. Bukhori : 5346, Muslim : 1714)
Alloh Ta’ala menggambarkan bahwa orang yang mengghibah orang lain adalah seperti memakan daging bangkainya, perhatikanlah firman Aloh Subhanahu wa ta'ala:
ŁَŲ§Ų£َŁُّŁَŲ§ Ų§ŁَّŲ°ِŁŁَ Ų”َŲ§Ł
َŁُŁŲ§
Ų§Ų¬ْŲŖَŁِŲØُŁŲ§ ŁَŲ«ِŁŲ±ًŲ§ Ł
ِّŁَ Ų§ŁŲøَّŁِّ Ų„ِŁَّ ŲØَŲ¹ْŲ¶َ Ų§ŁŲøَّŁِّ Ų„ِŲ«ْŁ
ُُ
ŁَŁŲ§َŲŖَŲ¬َŲ³َّŲ³ُŁŲ§ ŁَŁŲ§َŁَŲŗْŲŖَŲØ ŲØَّŲ¹ْŲ¶ُŁُŁ
ْ ŲØَŲ¹ْŲ¶ًŲ§ Ų£َŁُŲِŲØُّ Ų£َŲَŲÆُŁُŁ
ْ
Ų£َŁ ŁَŲ£ْŁُŁَ ŁَŲْŁ
َ Ų£َŲ®ِŁŁِ Ł
َŁْŲŖًŲ§ ŁَŁَŲ±ِŁْŲŖُŁ
ُŁŁُ ŁَŲ§ŲŖَّŁُŁŲ§ Ų§ŁŁŁَ
Ų„ِŁَّ Ų§ŁŁŁَ ŲŖَŁَّŲ§ŲØُُ Ų±َّŲِŁŁ
ُُ
Wahai orang-orang yang beriman jauhilah
kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah
dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
sebagian diantara kamu menggunjing sebagian yang lain, sukakah salah
seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka
tentunya kamu merasa jijik dengannya. Dan bertaqwalah kepada Alloh,
sesungguhnya Alloh Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hujurot : 12)
Kalau memang begitu tegakah engkau memakan daging bangkai seseorang yang banyak berbuat kebaikan kepadamu ???
D. SUNGGUH! HAKNYA ATAS DIRIMU SANGATLAH BESAR…
Bagi yang sedikit saja mengetahui ayat-ayat Alloh dan Sunnah
Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam tentang hubungan suami istri, niscaya akan mengetahui bahwa
hak suami atas istrinya sangatlah besar. Saya sebutkan beberapa
diantaranya sebagai sebuah nasehat dan peringatan bagi semuanya karena
memang agama ini adalah sebuah nasehat sebagai sabda Rosululloh kita.
Alloh juga berfirman : “Berilah peringatan, karena sebuah peringatan itu akan bermanfaat bagi insan yang beriman.” (QS. Adz Dzariyat : 55)
Di antara hak suamimu yang seharusnya engkau tunaikan adalah :
1. Jagalah kehormatan dan harga dirinya, juga urusilah anak-anak, rumah dan hartanya
Perhatikanlah firman Alloh Subhanahu wa ta'ala:
ŁَŲ§ŁŲµَّŲ§ŁِŲَŲ§ŲŖُ ŁَŲ§ŁِŲŖَŲ§ŲŖٌ ŲَŲ§ŁِŲøَŲ§ŲŖٌ ŁِŁْŲŗَŁْŲØِ ŲØِŁ
َŲ§ ŲَŁِŲøَ Ų§ŁŁŁُ
“Wanita yang sholihat adalah yang taat kepada Alloh lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Alloh telah memelihara mereka.” (QS. An Nisa’ : 34)
Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda :
Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Seorang wanita adalah pemimpin dirumah suaminya dan bertangung jawab atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhori Muslim)
2. Berpenampilanlah yang menyenangkan dihadapannya, senyumlah jangan masam muka, bersikap manislah dan jangan menyebalkan
Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Sebaik-baik wanita adalah yang bisa membuatmu senang
saat engkau pandang, mentaatimu saat engkau perintahkan dan menjaga
dirinya dan hartamu saat engkau tinggal.” (HR. Thobroni dengan sanad shohih, Lihat Shohihul Jami’ : 3299)
Berkata Syaikh Abdul Adhim al Badawi : “Sesuatu yang sangat mengherankan kalau seorang istri
tidak memperhatikan penampilannya dihadapan suaiminya, namun kalau mau
keluar dia sangat perhatian dengan penampilannya, sehingga benarlah
kalau ada yang mengatakan : “Kera kalau dirumah namun kijang kalau
dijalanan 1.” Wahai hamba wanita Alloh, takutlah kalian kepada Alloh daam hak suamimu atas dirimu.”
3. Jangan izinkan masuk rumahmu seseorang yang dibenci suamimu
RosulullohShollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Hak kalian (para suami) atas para istri adalah tidak mengizinkan masuk rumah kalian orang-orang yang kalian benci.” (Potongan khutbah haji wada’ Rosululloh yang panjang)
4. Jangan bilang kepada
siapapun tentang sesuatu yang menjadi rahasia kalian berdua, terutama
yang berhubungan dengan urusan ranjang.
Perhatikanlah riwayat hadits berikut :
Dari Asma’ binti Yazid berkata : “Banyak laki-laki dan wanita yang duduk-duduk bersama
Rosululloh, lalu Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Barangkali ada seorang laki-laki
yang menceritakan sesuatu yang dia lakukan dengan istrinya, begitu juga
istri barangkali ada yang menceritakan apa yang dia lakukan dengan
suminya.” Saya berkata : “Wahai Rosululloh, demi Alloh, baik suami maupun istri banyak yang melakukannya.” Maka Rosululloh bersabda : “Janganah kalian lakukan, permisalan orang semacam itu adalah semacam setan yang bertemu dengan setan wanita dijalan lalu berhubungan badan padahal orang-orang melihatnya.” (HR. Ahmad 16/223 dengan sanad shohih, lihat adabuz zafaf hal : 72)
5. Berusahalah untuk menjaga kelanggengan bahtera rumah tangga, jangan sampai engkau minta cerai tanpa sebuah sebab syar’i.
- Dari Tsauban berkata : “Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Wanita manapun yang minta cerai pada suaminya tanpa sebab, maka haram baginya mencium bau surga.” (HR. HR. Tirmidzi 1199, Abu Dawud : 2209 dengan sanad shohih, lihat Al Irwa’ : 2035)
- Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam juga bersabda : "Wanita yang mengajukan khulu’ (Menggugat cerai) adalah para wanita munafik.” (HR. Tirmidzi : 1198, Ash Shohihah : 632)
Wahai wanita muslimah…!!!
Inilah hak-hak suamimu atas dirimu, berusahalah untuk menjalankannya,
maafkanlah semua kekurangan suamimu, hargailah segala kelebihannya dan
berterima kasihlah atas semua yang telah dikerjakan untukmu. Insya Alloh
bahtera rumah tanggamu akan berlayar dengan tenang bersama hembusan
sepoi-sepoinya angin laut.
Wahai para ibu…!!!
Ajarkanlah kepada putri-putri kalian tentang hak dan kewajibannya
atas suaminya kalau dia menikah kelak. Inilah sunnahnya para wanita
salafush sholih sebagaimana yang dilakukan oleh Umamah binti Harits
terhadap otrinya menjelang pernikahanya. (Lihat Al Wajiz oleh Syaikh Abdul Adlim Al Badawi hal : 30 dan seterusnya)
.
E. CUKUPLAH BAGIMU GAMBARAN INI
Sebagai kalimat penutup, renungkanlah beberaa kejadian pada zaman
Rosululloh ini, semoga Alloh menunjukkan kita ‘tuk meniti jalan yang
diridloi Nya :
Ų¹َŁْ Ų¹َŲØْŲÆِ Ų§ŁŁَّŁِ ŲØْŁِ Ų£َŲØِŁ Ų£َŁْŁَŁ ŁَŲ§Łَ ŁَŁ
َّŲ§
ŁَŲÆِŁ
َ Ł
ُŲ¹َŲ§Ų°ٌ Ł
ِŁَ Ų§ŁŲ“َّŲ§Ł
ِ Ų³َŲ¬َŲÆَ ŁِŁŁَّŲØِŁِّ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁَّŁŁ
Ų¹َŁَŁْŁِ
ŁَŲ³َŁَّŁ
َ ŁَŲ§Łَ Ł
َŲ§ ŁَŲ°َŲ§ ŁَŲ§ Ł
ُŲ¹َŲ§Ų°ُ ŁَŲ§Łَ Ų£َŲŖَŁْŲŖُ Ų§ŁŲ“َّŲ§Ł
َ
ŁَŁَŲ§ŁَŁْŲŖُŁُŁ
ْ ŁَŲ³ْŲ¬ُŲÆُŁŁَ ŁِŲ£َŲ³َŲ§ŁِŁَŲŖِŁِŁ
ْ ŁَŲØَŲ·َŲ§Ų±ِŁَŲŖِŁِŁ
ْ
ŁَŁَŲÆِŲÆْŲŖُ ŁِŁ ŁَŁْŲ³ِŁ Ų£َŁْ ŁَŁْŲ¹َŁَ Ų°َŁِŁَ ŲØِŁَ ŁَŁَŲ§Łَ Ų±َŲ³ُŁŁُ Ų§ŁŁَّŁِ
ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁَّŁŁ
Ų¹َŁَŁْŁِ ŁَŲ³َŁَّŁ
َ ŁَŁَŲ§ ŲŖَŁْŲ¹َŁُŁŲ§ ŁَŲ„ِŁِّŁ ŁَŁْ ŁُŁْŲŖُ
Ų¢Ł
ِŲ±ًŲ§ Ų£َŲَŲÆًŲ§ Ų£َŁْ ŁَŲ³ْŲ¬ُŲÆَ ŁِŲŗَŁْŲ±ِ Ų§ŁŁَّŁِ ŁَŲ£َŁ
َŲ±ْŲŖُ Ų§ŁْŁ
َŲ±ْŲ£َŲ©َ
Ų£َŁْ ŲŖَŲ³ْŲ¬ُŲÆَ ŁِŲ²َŁْŲ¬ِŁَŲ§ ŁَŲ§ŁَّŲ°ِŁ ŁَŁْŲ³ُ Ł
ُŲَŁ
َّŲÆٍ ŲØِŁَŲÆِŁِ ŁَŲ§
ŲŖُŲ¤َŲÆِّŁ Ų§ŁْŁ
َŲ±ْŲ£َŲ©ُ ŲَŁَّ Ų±َŲØِّŁَŲ§ ŲَŲŖَّŁ ŲŖُŲ¤َŲÆِّŁَ ŲَŁَّ Ų²َŁْŲ¬ِŁَŲ§
ŁَŁَŁْ Ų³َŲ£َŁَŁَŲ§ ŁَŁْŲ³َŁَŲ§ ŁَŁِŁَ Ų¹َŁَŁ ŁَŲŖَŲØٍ ŁَŁ
ْ ŲŖَŁ
ْŁَŲ¹ْŁُ *
Dari Abdulloh bin Abi Aufa berkata :
“Tatkala Mu’adz bin Jabal datang dari Syam maka dia bersujud kepada Rosululloh.
Lalu Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Apa yang barusan engkau lakukan ini wahai Mu’adz ” Mu’adz menjawab : “Saya datang ke negeri Syam dan saya lihat penduduknya sujud kepada pendeta tokoh mereka, maka saya kepingin untuk melakukan hal itu terhadapmu.”
Maka Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Jangan lakukan itu, seandainya saya memerintahkan seseorang untuk sujud kepada selain Alloh pasti saya perintahkan wanita untuk sujud pada suaminya, Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di Tangan Nya, seorang wanita tidak mungkin menunaikan hak Tuhannya selagi tidak mengerjakan hak suaminya, seandainya suaminya memintanya padahal saat itu sedang berada di dapur maka janganlah menolaknya.”
Lalu Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Apa yang barusan engkau lakukan ini wahai Mu’adz ” Mu’adz menjawab : “Saya datang ke negeri Syam dan saya lihat penduduknya sujud kepada pendeta tokoh mereka, maka saya kepingin untuk melakukan hal itu terhadapmu.”
Maka Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Jangan lakukan itu, seandainya saya memerintahkan seseorang untuk sujud kepada selain Alloh pasti saya perintahkan wanita untuk sujud pada suaminya, Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di Tangan Nya, seorang wanita tidak mungkin menunaikan hak Tuhannya selagi tidak mengerjakan hak suaminya, seandainya suaminya memintanya padahal saat itu sedang berada di dapur maka janganlah menolaknya.”
(Ibnu Majah 1853, dan Ahmad dengan lafadz yang mirip 23950 dengan sanad shohih)
Ų¹َŁْ Ų£َŁَŲ³ِ ŲØْŁِ Ł
َŲ§ŁِŁٍ ŁَŲ§Łَ ŁَŲ§Łَ
Ų£َŁْŁُ ŲØَŁْŲŖٍ Ł
ِŁَ Ų§ŁْŲ£َŁْŲµَŲ§Ų±ِ ŁَŁُŁ
ْ Ų¬َŁ
َŁٌ ŁَŲ³ْŁُŁŁَ Ų¹َŁَŁْŁِ ŁَŲ„ِŁَّ
Ų§ŁْŲ¬َŁ
َŁَ Ų§Ų³ْŲŖُŲµْŲ¹ِŲØَ Ų¹َŁَŁْŁِŁ
ْ ŁَŁ
َŁَŲ¹َŁُŁ
ْ ŲøَŁْŲ±َŁُ ŁَŲ„ِŁَّ
Ų§ŁْŲ£َŁْŲµَŲ§Ų±َ Ų¬َŲ§Ų”ُŁŲ§ Ų„ِŁَŁ Ų±َŲ³ُŁŁِ Ų§ŁŁَّŁِ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁَّŁŁ
Ų¹َŁَŁْŁِ
ŁَŲ³َŁَّŁ
َ ŁَŁَŲ§ŁُŁŲ§ Ų„ِŁَّŁُ ŁَŲ§Łَ ŁَŁَŲ§ Ų¬َŁ
َŁٌ ŁُŲ³ْŁِŁ Ų¹َŁَŁْŁِ
ŁَŲ„ِŁَّŁُ Ų§Ų³ْŲŖُŲµْŲ¹ِŲØَ Ų¹َŁَŁْŁَŲ§ ŁَŁ
َŁَŲ¹َŁَŲ§ ŲøَŁْŲ±َŁُ ŁَŁَŲÆْ Ų¹َŲ·ِŲ“َ
Ų§ŁŲ²َّŲ±ْŲ¹ُ ŁَŲ§ŁŁَّŲ®ْŁُ ŁَŁَŲ§Łَ Ų±َŲ³ُŁŁُ Ų§ŁŁَّŁِ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁَّŁŁ
Ų¹َŁَŁْŁِ
ŁَŲ³َŁَّŁ
َ ŁِŲ£َŲµْŲَŲ§ŲØِŁِ ŁُŁŁ
ُŁŲ§ ŁَŁَŲ§Ł
ُŁŲ§ ŁَŲÆَŲ®َŁَ Ų§ŁْŲَŲ§Ų¦ِŲ·َ
ŁَŲ§ŁْŲ¬َŁ
َŁُ ŁِŁ ŁَŲ§ŲِŁَŲ©ٍ ŁَŁ
َŲ“َŁ Ų§ŁŁَّŲØِŁُّ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁَّŁŁ
Ų¹َŁَŁْŁِ
ŁَŲ³َŁَّŁ
َ ŁَŲْŁَŁُ ŁَŁَŲ§ŁَŲŖِ Ų§ŁْŲ£َŁْŲµَŲ§Ų±ُ ŁَŲ§ ŁَŲØِŁَّ Ų§ŁŁَّŁِ Ų„ِŁَّŁُ
ŁَŲÆْ ŲµَŲ§Ų±َ Ł
ِŲ«ْŁَ Ų§ŁْŁَŁْŲØِ Ų§ŁْŁَŁِŲØِ ŁَŲ„ِŁَّŲ§ ŁَŲ®َŲ§Łُ Ų¹َŁَŁْŁَ
ŲµَŁْŁَŲŖَŁُ ŁَŁَŲ§Łَ ŁَŁْŲ³َ Ų¹َŁَŁَّ Ł
ِŁْŁُ ŲØَŲ£ْŲ³ٌ ŁَŁَŁ
َّŲ§ ŁَŲøَŲ±َ
Ų§ŁْŲ¬َŁ
َŁُ Ų„ِŁَŁ Ų±َŲ³ُŁŁِ Ų§ŁŁَّŁِ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁَّŁŁ
Ų¹َŁَŁْŁِ ŁَŲ³َŁَّŁ
َ
Ų£َŁْŲØَŁَ ŁَŲْŁَŁُ ŲَŲŖَّŁ Ų®َŲ±َّ Ų³َŲ§Ų¬ِŲÆًŲ§ ŲØَŁْŁَ ŁَŲÆَŁْŁِ ŁَŲ£َŲ®َŲ°َ Ų±َŲ³ُŁŁُ
Ų§ŁŁَّŁِ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁَّŁŁ
Ų¹َŁَŁْŁِ ŁَŲ³َŁَّŁ
َ ŲØِŁَŲ§ŲµِŁَŲŖِŁِ Ų£َŲ°َŁَّ Ł
َŲ§
ŁَŲ§ŁَŲŖْ ŁَŲ·ُّ ŲَŲŖَّŁ Ų£َŲÆْŲ®َŁَŁُ ŁِŁ Ų§ŁْŲ¹َŁ
َŁِ ŁَŁَŲ§Łَ ŁَŁُ Ų£َŲµْŲَŲ§ŲØُŁُ
ŁَŲ§ Ų±َŲ³ُŁŁَ Ų§ŁŁَّŁِ ŁَŲ°ِŁِ ŲØَŁِŁŁ
َŲ©ٌ ŁَŲ§ ŲŖَŲ¹ْŁِŁُ ŲŖَŲ³ْŲ¬ُŲÆُ ŁَŁَ ŁَŁَŲْŁُ
ŁَŲ¹ْŁِŁُ ŁَŁَŲْŁُ Ų£َŲَŁُّ Ų£َŁْ ŁَŲ³ْŲ¬ُŲÆَ ŁَŁَ ŁَŁَŲ§Łَ ŁَŲ§ ŁَŲµْŁُŲُ
ŁِŲØَŲ“َŲ±ٍ Ų£َŁْ ŁَŲ³ْŲ¬ُŲÆَ ŁِŲØَŲ“َŲ±ٍ ŁَŁَŁْ ŲµَŁَŲَ ŁِŲØَŲ“َŲ±ٍ Ų£َŁْ ŁَŲ³ْŲ¬ُŲÆَ
ŁِŲØَŲ“َŲ±ٍ ŁَŲ£َŁ
َŲ±ْŲŖُ Ų§ŁْŁ
َŲ±ْŲ£َŲ©َ Ų£َŁْ ŲŖَŲ³ْŲ¬ُŲÆَ ŁِŲ²َŁْŲ¬ِŁَŲ§ Ł
ِŁْ Ų¹ِŲøَŁ
ِ
ŲَŁِّŁِ Ų¹َŁَŁْŁَŲ§ ŁَŲ§ŁَّŲ°ِŁ ŁَŁْŲ³ِŁ ŲØِŁَŲÆِŁِ ŁَŁْ ŁَŲ§Łَ Ł
ِŁْ ŁَŲÆَŁ
ِŁِ
Ų„ِŁَŁ Ł
َŁْŲ±ِŁِ Ų±َŲ£ْŲ³ِŁِ ŁُŲ±ْŲَŲ©ً ŲŖَŁْŲØَŲ¬ِŲ³ُ ŲØِŲ§ŁْŁَŁْŲِ ŁَŲ§ŁŲµَّŲÆِŁŲÆِ
Ų«ُŁ
َّ Ų§Ų³ْŲŖَŁْŲØَŁَŲŖْŁُ ŁَŁَŲَŲ³َŲŖْŁُ Ł
َŲ§ Ų£َŲÆَّŲŖْ ŲَŁَّŁُ
Dari Anas bin Malik berkata :
“Para keluarga dari kalangan sahabat anshor mempunyai unta untuk mengairi sawah mereka. Namun, ada seekor unta yang tidak mau di tunggangi. Lalu, mereka datang kepada Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam seraya berkata: “Kami mempunyai unta untuk mengairi sawah namun sekarang tidak mau ditunggani padahal tanaman sudah waktunya diairi.”
Maka, Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabatnya: “Bangunlah!”
Akhirnya, mereka pun bangun lalu beliau masuk kebun , dan saat itu unta tersebut sedang berada di pojok kebun.
Lalu, Rosululloh pun berjalan mendekatinya.
Para sahabat anshor berkata: “Wahai Rosululloh, unta itu sekarang sudah mirip dengan aning gola, kami takut anda diserang olehnya.
Maka Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Dia tidak akan membahayakanku.”
Dan tatkala unta tersebut melihat kedatangan Rosululloh, maka diapun segera berjalan menuju Rosululloh lalu bersujud dihadapannya, maka Rosululloh pun memegang ubun-ubunnya dan unta itupun menjadi sangat jinak untuk bs digunakan bekerja.
Demi melihat kejadian itu, para sahabat berkata : “Wahai Rosululloh, kalau binatang yang tidak berakal saja bersujud kepadamu, maka kami yang berakal ini lebih pantas untuk bersujud kepadamu ?.”
Maka Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda :
Maka, Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabatnya: “Bangunlah!”
Akhirnya, mereka pun bangun lalu beliau masuk kebun , dan saat itu unta tersebut sedang berada di pojok kebun.
Lalu, Rosululloh pun berjalan mendekatinya.
Para sahabat anshor berkata: “Wahai Rosululloh, unta itu sekarang sudah mirip dengan aning gola, kami takut anda diserang olehnya.
Maka Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Dia tidak akan membahayakanku.”
Dan tatkala unta tersebut melihat kedatangan Rosululloh, maka diapun segera berjalan menuju Rosululloh lalu bersujud dihadapannya, maka Rosululloh pun memegang ubun-ubunnya dan unta itupun menjadi sangat jinak untuk bs digunakan bekerja.
Demi melihat kejadian itu, para sahabat berkata : “Wahai Rosululloh, kalau binatang yang tidak berakal saja bersujud kepadamu, maka kami yang berakal ini lebih pantas untuk bersujud kepadamu ?.”
Maka Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Tidak layak bagi seseorang untuk bersujud kepada manusia lainnya, seandainya ada manusia yang layak untuk bersujud kepada lainnya niscaya saya akan memerintahkan waniat untuk sujud kepada suaminya karena hak suaminya yang sangat besar. Demi Alloh, Dzat yang jiwaku berada ditangan Nya, seandainya seluruh badan si suami itu dari ujung rambut sampai ujung kaki terdapat luka bernanah, lalu si istri itu mendatanginya dan menjilatinya maka dia belum bisa menunaikan hak suaminya.”
(Ahmad 12203 dengan sanad sahih, Liha shohihul Jami’ : 3148)
Adakah yang bisa engkau ambil pelajaran dari hadits berharga ini ???
Wallohul A’lam wallohul Muwaffiq
1 Kijang dalam konteks bahasa arab adalah seekor binatang yang sering diserupakan dengan wanita yang cantik.
Saya seorang suami yg sgt menghargai dan menyayangi istri krn ketaatannya pd Allah, Rasul dan saya sbg suaminya. Saya selalu berdoa, cukuplah istri saya saja satu2nya yg menjadi istri dunia akherat. Bolehkah saya berdoa yg sedemikian?(meskipun lelaki dijanjikan akan dikawinkan dgn bidadari, ttp buat saya, dialah yg berhak keatas saya,krn ketaatannya dan layanannya kpd saya)
BalasHapus