Ibnu jarir meriwayatkan sebuah keterangan dari Khalid ar-Rab’i. Ia berkata, “Luqman adalah seorang hamba sahaya berkebangsaan Habsyi dan berprofesi sebagai tukang kayu. Suatu saat tuannya berkata, “Sembelihlah seekor kambing untuk kami.” Ia-pun menyembelih kambing untuknya. Selanjutnya tuannya berkata lagi, “Keluarkan dari kambing itu dua macam daging yang paling baik.” Maka iapun mengeluarkan lidah dan hati.
Kemudian waktupun berlalu beberapa lama. Selanjutnya tuannya berkata (seperti yang pertama), “Sembelihlah untukku kambing ini.” Iapun menyembelihnya, lalu ia berkata, “Keluarkan dua macam daging yang paling buruk dari dalam tubuh kambing itu.” Maka iapun mengeluarkan lidah dan hati. Tuannya bertanya kepadanya, ”Aku memerintahkan untuk mengeluarkan dua buah daging yang paling baik, lalu engkau mengeluarkan lidah dan hati. Saat aku perintahkan engkau untuk mengeluarkan dua buah daging yang paling buruk, engkaupun mengeluarkan hal yang sama, mengapa engkau lakukan itu?” Luqman menjawab, “Sungguh, tidak ada sesuatu pun yang lebih baik dari hati dan lidah bila keduanya baik. Dan tidak ada sesuatu pun yang lebih buruk dari hati dan lidah bila keduanya buruk !”
(Ath-Thabari XX/135)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak maka rusak pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim).
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak maka rusak pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim).
(Macam-Macam Hati dan Kriterianya : http://faisalchoir.blogspot.com/2011/10/macam-macam-hati-dan-kriterianya.html )
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Syair Arab :
يموت الفتى من عثرة بلسانه
وليس يموت المرء من عثرة لرجل
فعثرته بلسانه تذهب رأسه
وعثرته برجله تبراء على مهل
“Karena tergelincir lidah seseorang dapat binasa
Seorang tak akan mati karena tergelincir kakinya
Akibat salah bicara dapat menyebabkan kepala tiada
Sedangkan tergelincir kaki akan sembuh tanpa luka”
Ibnu Mas’ud pernah berkata, “Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar selain Dia. Tidak ada di muka bumi yang lebih berhak untuk dipenjara dalam waktu yang lama daripada lisan.” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)
Ibnul Mubarok ditanya mengenai nasehat Luqman pada anaknya, lantas beliau berkata, “Jika berkata (dalam kebaikan) adalah perak, maka diam (dari berkata yang mengandung maksiat) adalah emas.” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)
Bahaya Banyak Bicara : http://faisalchoir.blogspot.com/2011/05/bahaya-banyak-bicara.html
Keutamaan Menjaga Lisan dan Hasilnya : http://faisalchoir.blogspot.com/2011/06/keutamaan-menjaga-lisan-dan-hasilnya.html
Diam Itu Emas : http://faisalchoir.blogspot.com/2011/05/diam-itu-emas.html
Jangan Menzhalimi Orang Lain : http://faisalchoir.blogspot.com/2011/09/jangan-menzhalimi-orang-lain.html
_______
Sebagian disalin dari: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Juz 21, hal 149. Pustaka Ibnu Katsir
0 komentar:
Posting Komentar