Makna umum ayat
Orang musyrikin mekkah BENCI kalau berdoa, yang disebut-sebut dalam doa tersebut, hanya nama Allah saja TANPA MENYERTAKAN sesembahan-sesembahan mereka. sebaliknya, mereka SENANG, apabila sesembahan-sesembahan mereka disebut…
Oleh karenanya Allah berfirman (tentang mereka):
Maknanya, mereka ini MENYERU ALLAH, tapi juga MENYERU SELAIN ALLAH. Sehingga mereka tidak mau, apabila sesembahan yang biasa mereka seru selain Allah, tidak disebut dalam doa.
Maka dalam ayat ini Allah berfirman:
Oleh karenanya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam diutus Allah kepada mereka agar mereka meninggalkan seruan-seruan kepada sesembahan mereka tersebut! Yang mana INTI DAKWAH beliau selama di mekkah adalah menyeru kalimat “Laa ilaaha illalllah” yaitu tiada sesembahan sesuatu apapun, yang berhak disembah selain Allah.
Musyrikin mekkah yang paham akan kalimat ini marah. Kok sesembahan-sesembahan yang mereka sering ucapkan ketika berdoa ditinggalkan!? “aneh?!” begitu kata mereka..
Sebagaimana firmanNya:
Artinya: Mengapa Muhammad menyuruh kita untuk meninggalkan seluruh sesembahan yang kita biasa seru selain Allah, dan hanya menjadikan satu sesembahan saja?!
Maka Allah menjelaskan puncak kekufuran mereka dalam firmanNya;
Itulah sebabnya mereka kelak diakhirat, diazab kekal dalam neraka, sebagaimana firmanNya
Menyombongkan diri, dengan menolak kebenaran serta tidak mau meninggalkan sesembahan selain Allah yang mereka seru, dan tidak mau menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan mereka; yang tiada sesuatu apapun yang berhak disembah selain Dia.
Kita dapat melihat orang-orang yang NGEFANS dengan TAWASSUL (yang syirik)…yang “kurang enak” apabila ia mendengar doa temannya atau muridnya (jika ia seorang guru) yang berdoa:
“Ya Allah, berilah aku rezeki…”
Mungkin ia malah akan berkata kepada muridnya:
“Kamu ini… kamu kira doa kamu itu diterima! kamu tuh banyak dosanya.. tawassul tuh sama syaikh abdul qadir jailani.. biar nanti doa kamu melalui perantara beliau disampaikan kepada Allah.. sehingga kemungkinan terkabulnya lebih besar…”
dalam asma’ wash shifat, mereka sering membawakan ayat:
dan ternyata DALAM BAB ini, mereka pun terjatuh dalam TASYBIH (penyerupaan) Allah dengan makhluk!!!
2. Allah MENYURUH hambaNya berdoa langsung kepadaNya! Dan ia TIDAK BUTUH perantara-perantara makhluk dalam berdoa.. Karena Dia Maha Mendengar Doa lagi Maha Mengabulkan Doa hamba-hambaNya.. bahkan kepada hambaNya yang PALING KAFIR sekalipun..
Tidakkah engkau membaca firmanNya:
(QS Shaad: 79-80)
Lihatlah bagaimaan IBLIS berdoa KEPADA ALLAH.. dan ALLAH MENGABULKAN DOA IBLIS TERSEBUT!!
kita tanyakan kepada pak kyai atau pak ustadz.. lebih banyak dosa mana? murid-muridmu/orang awwam tersebut? ataukah iblis?! pastilah engkau akan katakan : “jelas IBLIS”
MAKA AKU KATAKAN: “IBLIS -YANG BEGITU BESAR KEKUFURANNYA- KETIKA BERDOA LANGSUNG DIKABULKAN ALLAH.. MAKA MENGAPA ENGKAU MERAGUKAN ALLAH UNTUK MENGABULKAN DOA ORANG YANG JAUH JAUH JAUH LEBIH KECIL DOSANYA DIBANDINGKAN IBLIS?!!”
3. Lantas bukankah tawassul disyari’atkan?
Benar! Kalaupun bertawassul, silahkan.. tidak ada yang melarang.. hanya saja.. ber-tawasul-lah dengan tawassul yang DIBENARKAN/DISYARI’ATKAN bukan dengan TAWASSUL BID’AH apalagi TAWASSUL SYIRIK sebagaimana kaum musyrikin mekkah!!
Para ulama menjelaskan tawassul ada tiga cara untuk melakukan tawassul yang syar’iy:
(1) Bertawassul dengan NAMA-NAMA dan SIFAT-SIFAT ALLAH
(2) Bertawassul dengan amalan shalih,
(3) Bertawassul dengan memintakan doa orang-orang shalih yang masih hidup dan hadir (berada dihadapan kita)
Adapun bertawassul dengan nama-nama dan sifat Allah, dalilnya:
Allah berfirman:
Rasulullah berdoa:
Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan.
“perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekalipun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).”
[Hasan – Diriwayatkan oleh Al-Haakim (1/545) dan Ibnus-Sunniy (no. 48); dari Anas bin Malik radliyallaahu ‘anhu. Al-Haakim berkata : “Shahih sesuai syarat Al-Bukhari dan Muslim”. Dan disepakati oleh Adz-Dzahabiy. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Naashir dalam Shahih At-Targhiib wat-Tarhiib (1/417/661)]
Adapun bertawassul dengan amalan shalih
Ayat diatas (QS al Maa-idah 35), ditafsirkan oleh Qatadah: ”Mendekatlah kepada Allah dengan mentaati-Nya dan mengerjakan amalan yang di ridhoi-Nya.” (Tafsir Ibnu Jarir ath-Thabari IV/567 dan Tafsir Ibnu Katsir III/103)
Allah berfirman:
Dalam ayat tersebut Allah memfirmankan doa-doa orang yang beriman, yang dalam doanya mereka bertawassul dengan keimanan mereka, sebelum mereka menyebutkan hajat mereka.
(Lihat penjelasan syaikh Muhammad Jamil Zainu dalam firqatun najiyah)
Dalilnya dalam sunnah yaitu hadits tentang tiga orang yang terperangkap dalam gua, yang mereka memohon kepada Allah dengan perantara amal mereka. (Lihat HR. Bukhori: 5517)
Adapun bertawassul dengan perantara orang-orang shalih (yang ia MASIH HIDUP dan BERADA DIHADAPAN KITA)
Yaitu firmanNya:
Dan juga hadits Ukasyah tentang golongan yang masuk surga tanpa hisab dan adzab, dimana Ukasyah berkata: Ukasyah berkata; “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikanku bagian mereka. Lalu beliau mendoakannya, kemudian yang lain berdiri seraya berkata; Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikanku bersama mereka.” (HR. Bukhariy dan Muslim)
Adapun berdoa DISISI KUBURAN, maka ini BID’AH, karena tidak ada PARA SHAHABAT yang berdoa disisi kuburan nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam. Adapun PERKATAAN ulama, yang “menganjurkan” hal ini, maka tidak perlu digubris, karena tidak ada dalilnya sama sekali.
Adapun berdoa dengan perantara KEDUDUDKAN NABI, maka inipun BID’AH. hadits-hadits yang mereka jadikan dalil dalam hal ini adalah DHA’IIF.
Adapun berdoa melalui perantara kepada orang yang sudah mati (baik itu NABI atau wali atau bahkan melalui perantara malaikat sekalipun), maka ini KESYIRIKAN yang dapat mengeluarkan seseorang dari agama Islaam (syirik akbar)!
Demikian pula dengan orang-orang yang berdoa melalui perantara orang-orang yang TIDAK ADA DIHADAPANNYA (walaupun masih hidup) tanpa sepengetahuannya, maka inipun SYIRIK AKBAR!
Apalagi jika permintaannya tersebut adalah permintaan yang HANYA ALLAH yang mampu mengambulkannya (seperti meminta dimudahkan jodoh, dilapangkan rezeki, dsb)! Maka kalaupun dimintai kepada orang yang masih hidup, dan berada dihadapannya, maka inipun syirik akbar!
Mereka ini tidak ada ubahnya dengan kaum musyrikin mekkah, yang mana difirmankan Allah:
Allah berfirman tentang mereka yang mati dalam kesyirikan seperti ini dihari kiamat:
Allah berfirman:
________________________
Baca juga: Diantara kesyirikan dan kekufuran yang wajib untuk kita ketahui, jauhi serta waspadai!
Maka jangan sampai kita TERJERUMUS DALAM SYIRIK AKBAR hanya karena merasa PESIMISTIS doa kita tidak dikabulkanNya.. Ketahuilah doa kita kepada Allah, maka Allah MENDEGARNYA! Silahkan simak ADAB-ADAB DALAM BERDOA sehingga semoga doa kita diijabahnya aamiin.
***
Sumber: http://abuzuhriy.com/?p=3042
0 komentar:
Posting Komentar