728x90 AdSpace

Pos Terbaru

Apabila Hanya Allah yang di Seru, Kesallah Hati Mereka!

Allah berfirman:
وَإِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَحْدَهُ اشْمَأَزَّتْ قُلُوبُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ
Dan apabila hanya nama Allah saja disebut, KESALLAH HATI orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat;
وَإِذَا ذُكِرَ الَّذِينَ مِن دُونِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati. (Az-Zumar: 45)

Makna umum ayat

Orang musyrikin mekkah BENCI kalau berdoa, yang disebut-sebut dalam doa tersebut, hanya nama Allah saja TANPA MENYERTAKAN sesembahan-sesembahan mereka. sebaliknya, mereka SENANG, apabila sesembahan-sesembahan mereka disebut…

Oleh karenanya Allah berfirman (tentang mereka):
أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَٰهًا وَاحِدًا إِنَّ هَٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ
Mengapa ia (hendak) menjadikan sesembahan-sesembahan (yang banyak, yang biasa kita seru), (hanya menjadi) Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. (Shaad: 5)

Maknanya, mereka ini MENYERU ALLAH, tapi juga MENYERU SELAIN ALLAH. Sehingga mereka tidak mau, apabila sesembahan yang biasa mereka seru selain Allah, tidak disebut dalam doa.

Maka dalam ayat ini Allah berfirman:
وَإِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَحْدَهُ اشْمَأَزَّتْ قُلُوبُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ
Dan apabila hanya nama Allah saja disebut, KESALLAH HATI orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat

Oleh karenanya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam diutus Allah kepada mereka agar mereka meninggalkan seruan-seruan kepada sesembahan mereka tersebut! Yang mana INTI DAKWAH beliau selama di mekkah adalah menyeru kalimat “Laa ilaaha illalllah” yaitu tiada sesembahan sesuatu apapun, yang berhak disembah selain Allah.

Musyrikin mekkah yang paham akan kalimat ini marah. Kok sesembahan-sesembahan yang mereka sering ucapkan ketika berdoa ditinggalkan!? “aneh?!” begitu kata mereka..

Sebagaimana firmanNya:
أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَٰهًا وَاحِدًا إِنَّ هَٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ
Mengapa ia (hendak) menjadikan sesembahan-sesembahan (kita yang banyak, yang sering kita seru), (hanya menjadi) Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. (Shaad: 5)

Artinya: Mengapa Muhammad menyuruh kita untuk meninggalkan seluruh sesembahan yang kita biasa seru selain Allah, dan hanya menjadikan satu sesembahan saja?!

Maka Allah menjelaskan puncak kekufuran mereka dalam firmanNya;
وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُونٍ
dan mereka berkata: “Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?” (ash Shaaffaat: 36)

Itulah sebabnya mereka kelak diakhirat, diazab kekal dalam neraka, sebagaimana firmanNya
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ
“Sesungguhnya mereka dahulu di dunia apabila dikatakan kepada mereka: ‘Laa ilaaha illallah’ (Tiada Sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri” (ash Shaaaffaat: 35)

Menyombongkan diri, dengan menolak kebenaran serta tidak mau meninggalkan sesembahan selain Allah yang mereka seru, dan tidak mau menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan mereka; yang tiada sesuatu apapun yang berhak disembah selain Dia.

Bandingkanlah dengan fenomena ini dengan yang terjadi pada sebagian KAUM MUSLIMIIN

Kita dapat melihat orang-orang yang NGEFANS dengan TAWASSUL (yang syirik)…yang “kurang enak” apabila ia mendengar doa temannya atau muridnya (jika ia seorang guru) yang berdoa:
“Ya Allah, berilah aku rezeki…”
Mungkin ia malah akan berkata kepada muridnya:
“Kamu ini… kamu kira doa kamu itu diterima! kamu tuh banyak dosanya.. tawassul tuh sama syaikh abdul qadir jailani.. biar nanti doa kamu melalui perantara beliau disampaikan kepada Allah.. sehingga kemungkinan terkabulnya lebih besar…”

Jawaban
1. Ya subhanallah! Apakah sang ustadz atau sang kyai ini AKAN MENYAMAKAN ALLAH DENGAN MAKHLUQ? karena mengira Allah membutuhkan perantara sebagaimana raja membutuhkan menteri?!!!

dalam asma’ wash shifat, mereka sering membawakan ayat:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat. (Asy-Syura: 11)

dan ternyata DALAM BAB ini, mereka pun terjatuh dalam TASYBIH (penyerupaan) Allah dengan makhluk!!!

2. Allah MENYURUH hambaNya berdoa langsung kepadaNya! Dan ia TIDAK BUTUH perantara-perantara makhluk dalam berdoa.. Karena Dia Maha Mendengar Doa lagi Maha Mengabulkan Doa hamba-hambaNya.. bahkan kepada hambaNya yang PALING KAFIR sekalipun..

Tidakkah engkau membaca firmanNya:
قَالَ رَبِّ فَأَنظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan”.
قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ
Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh”
(QS Shaad: 79-80)

Lihatlah bagaimaan IBLIS berdoa KEPADA ALLAH.. dan ALLAH MENGABULKAN DOA IBLIS TERSEBUT!!

kita tanyakan kepada pak kyai atau pak ustadz.. lebih banyak dosa mana? murid-muridmu/orang awwam tersebut? ataukah iblis?! pastilah engkau akan katakan : “jelas IBLIS”

MAKA AKU KATAKAN: “IBLIS -YANG BEGITU BESAR KEKUFURANNYA- KETIKA BERDOA LANGSUNG DIKABULKAN ALLAH.. MAKA MENGAPA ENGKAU MERAGUKAN ALLAH UNTUK MENGABULKAN DOA ORANG YANG JAUH JAUH JAUH LEBIH KECIL DOSANYA DIBANDINGKAN IBLIS?!!”

3. Lantas bukankah tawassul disyari’atkan?
Benar! Kalaupun bertawassul, silahkan.. tidak ada yang melarang.. hanya saja.. ber-tawasul-lah dengan tawassul yang DIBENARKAN/DISYARI’ATKAN bukan dengan TAWASSUL BID’AH apalagi TAWASSUL SYIRIK sebagaimana kaum musyrikin mekkah!!

Para ulama menjelaskan tawassul ada tiga cara untuk melakukan tawassul yang syar’iy:
(1) Bertawassul dengan NAMA-NAMA dan SIFAT-SIFAT ALLAH
(2) Bertawassul dengan amalan shalih,
(3) Bertawassul dengan memintakan doa orang-orang shalih yang masih hidup dan hadir (berada dihadapan kita)

Adapun bertawassul dengan nama-nama dan sifat Allah, dalilnya:

Allah berfirman:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu (al A’raaf: 180)

Rasulullah berdoa:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ،
yaa hayyu yaa qåyyuum, bi råhmatika astaghiits
Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan.
أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
ash-lihliy sya’niy kullah, wa laa takilniy ila nafsiy thårfata ‘ayn
“perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekalipun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).”
[Hasan – Diriwayatkan oleh Al-Haakim (1/545) dan Ibnus-Sunniy (no. 48); dari Anas bin Malik radliyallaahu ‘anhu. Al-Haakim berkata : “Shahih sesuai syarat Al-Bukhari dan Muslim”. Dan disepakati oleh Adz-Dzahabiy. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Naashir dalam Shahih At-Targhiib wat-Tarhiib (1/417/661)]

Adapun bertawassul dengan amalan shalih

Ayat diatas (QS al Maa-idah 35), ditafsirkan oleh Qatadah: ”Mendekatlah kepada Allah dengan mentaati-Nya dan mengerjakan amalan yang di ridhoi-Nya.” (Tafsir Ibnu Jarir ath-Thabari IV/567 dan Tafsir Ibnu Katsir III/103)

Allah berfirman:
رَّبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Rabbmu”, MAKA KAMI PUN BERIMAN. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. (Aali Imraan: 193)

Dalam ayat tersebut Allah memfirmankan doa-doa orang yang beriman, yang dalam doanya mereka bertawassul dengan keimanan mereka, sebelum mereka menyebutkan hajat mereka.
(Lihat penjelasan syaikh Muhammad Jamil Zainu dalam firqatun najiyah)

Dalilnya dalam sunnah yaitu hadits tentang tiga orang yang terperangkap dalam gua, yang mereka memohon kepada Allah dengan perantara amal mereka. (Lihat HR. Bukhori: 5517)

Adapun bertawassul dengan perantara orang-orang shalih (yang ia MASIH HIDUP dan BERADA DIHADAPAN KITA)

Yaitu firmanNya:
قَالُوا يَا أَبَانَا اسْتَغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا إِنَّا كُنَّا خَاطِئِينَ
Mereka (saudara-saudara yusuf) berkata: “Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)”. (Yusuf: 97)

Dan juga hadits Ukasyah tentang golongan yang masuk surga tanpa hisab dan adzab, dimana Ukasyah berkata: Ukasyah berkata; “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikanku bagian mereka. Lalu beliau mendoakannya, kemudian yang lain berdiri seraya berkata; Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikanku bersama mereka.” (HR. Bukhariy dan Muslim)

Adapun berdoa DISISI KUBURAN, maka ini BID’AH, karena tidak ada PARA SHAHABAT yang berdoa disisi kuburan nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam. Adapun PERKATAAN ulama, yang “menganjurkan” hal ini, maka tidak perlu digubris, karena tidak ada dalilnya sama sekali.

Adapun berdoa dengan perantara KEDUDUDKAN NABI, maka inipun BID’AH. hadits-hadits yang mereka jadikan dalil dalam hal ini adalah DHA’IIF.

Adapun berdoa melalui perantara kepada orang yang sudah mati (baik itu NABI atau wali atau bahkan melalui perantara malaikat sekalipun), maka ini KESYIRIKAN yang dapat mengeluarkan seseorang dari agama Islaam (syirik akbar)!

Demikian pula dengan orang-orang yang berdoa melalui perantara orang-orang yang TIDAK ADA DIHADAPANNYA (walaupun masih hidup) tanpa sepengetahuannya, maka inipun SYIRIK AKBAR!

Apalagi jika permintaannya tersebut adalah permintaan yang HANYA ALLAH yang mampu mengambulkannya (seperti meminta dimudahkan jodoh, dilapangkan rezeki, dsb)! Maka kalaupun dimintai kepada orang yang masih hidup, dan berada dihadapannya, maka inipun syirik akbar!
Mereka ini tidak ada ubahnya dengan kaum musyrikin mekkah, yang mana difirmankan Allah:

وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى، إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka (sembahan-sembahan kami), melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang pendusta dan SANGAT BESAR KEKAFIRANNYA” (QS az-Zumar:3)

Allah berfirman tentang mereka yang mati dalam kesyirikan seperti ini dihari kiamat:
فَلَوْلَا نَصَرَهُمُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ قُرْبَانًا آلِهَةً بَلْ ضَلُّوا عَنْهُمْ وَذَٰلِكَ إِفْكُهُمْ وَمَا كَانُوا يَفْتَرُونَ
Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai sesembahan (mereka) untuk mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong mereka?! Bahkan sesembahan-sesembahan itu telah lenyap dari mereka! Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan. (Al-Ahqaf: 28)

Allah berfirman:
إِن تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ
Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalaupun mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan dihari kiamat mereka akan mengingkari KEMUSYRIKANMU dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. (Faatir: 14)
________________________

Baca juga: Diantara kesyirikan dan kekufuran yang wajib untuk kita ketahui, jauhi serta waspadai!

Maka jangan sampai kita TERJERUMUS DALAM SYIRIK AKBAR hanya karena merasa PESIMISTIS doa kita tidak dikabulkanNya.. Ketahuilah doa kita kepada Allah, maka Allah MENDEGARNYA! Silahkan simak ADAB-ADAB DALAM BERDOA sehingga semoga doa kita diijabahnya aamiin.

***
Sumber: http://abuzuhriy.com/?p=3042

Faisal Choir Blog :

Blog ini merupakan kumpulan Artikel dan Ebook Islami dari berbagai sumber. Silahkan jika ingin menyalin atau menyebarkan isi dari Blog ini dengan mencantumkan sumbernya, semoga bermanfaat. “Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR. Muslim). Twitter | Facebook | Google Plus

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Apabila Hanya Allah yang di Seru, Kesallah Hati Mereka! Description: Rating: 5 Reviewed By: samudera ilmu
Scroll to Top