Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam menukil perkataan Ibnu ‘Abbas: Malaikat tersebut mencatat setiap perkataan hamba, yang baik maupun yang buruk hingga mereka menulis perkataan; saya berkata, saya minum, saya pergi, saya datang, dan saya melihat.” Ibnu Katsir juga berkata: “Disebutkan bahwa Imam Ahmad mengeluh ketika sakit. Kemudian ia mendengar Thawus berkata, Malaikat mencatat segala sesuatu hingga suara keluhan. Imam Ahmad pun tidak pernah mengeluh lagi hingga meninggal dunia, semoga Allah merahmatinya.” [Tafsir Ibnu Katsir 4/225]
Selalu Memperhatikan Diri Sendiri
Al-Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah sering mengghibah diri sendiri dengan mengatakan,”Engkau berkata-kata dengan perkataan orang-orang shalih yang selalu berqunut dan beribadah, sedangkan engkau melakukan perbuatan orang-orang fasiq, munafiq dan mereka yang suka pamer!” (Tanbih Al Mughtarrin, hal. 9)
Mempelajari Hadits
Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah: "Tidaklah aku ketahui di muka bumi ada amalan yang lebih mulia daripada mempelajari hadits, yang mana ia mempelajarinya hanya berharap bertemu wajah Allah Ta'ala." (Atsar shahih, dikeluarkan oleh Imam Baihaqi dalam Al-Madkhal (hal. 309) dan Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah (6/336))
Bertekad Untuk Sempurna -Walaupun Tidak akan Bisa Sempurna-
Al-Imam Abul Faraj Ibnul Jauzi rahimahullah ketika menerangkan ucapan Abu Thayyib Al-Mutanabbi mengatakan: "Aku tidak menganggap aib-aib manusia sebagai kekurangan, seperti kurangnya orang-orang yang mampu mencapai kesempurnaan."
Beliau rahimahullah berkata: "Seyogianya orang yang berakal berusaha menyempurnakan dirinya sampai pada batas maksimal yang ia mampu. Seandainya digambarkan kepada anak Adam dirinya dapat naik ke atas langit, sungguh aku memandang kerelaannya tinggal di bumi ini merupakan seburuk-buruknya kekurangan. Jika saja kenabian dapat diperoleh dengan usaha yang sungguh-sungguh, niscaya aku memandang orang-orang yang meninggalkan upaya dalam mendapatkannya berada pada puncak kerendahan. Perjalanan hidup yang baik, menurut para ahli hikmah, adalah keluarnya suatu jiwa menuju puncak kesempurnaan yang mungkin dalam keilmuan dan amalan."
Beliau berkata: "Secara ringkas, tidaklah ia tinggalkan satu keutamaan pun yang mungkin untuk dia raih melainkan ia berusaha mendapatkannya. Karena sesungguhnya merasa cukup (dalam hal ini, pen.) adalah kondisi orang-orang yang rendah. Maka jadilah dirimu seorang yang kedua kakinya berpijak di atas tanah, akan tetapi cita-citanya berada pada bintang Tsurayya.
Jika engkau mampu untuk melampaui seluruh ulama dan orang-orang yang zuhud, maka lakukanlah. Karena sesungguhnya mereka adalah lelaki dan engkau pun juga lelaki, dan tidaklah pemalas itu bermalas-malasan melainkan karena rendahnya keinginan dan hinanya cita-citanya. Ketahuilah, sungguh engkau berada pada medan pertempuran, sedangkan waktu itu akan berlalu dengan cepat. Maka janganlah engkau kekal dalam kemalasan. Tidaklah sesuatu itu dapat terluput melainkan karena kemalasan, dan tidaklah seseorang dapat meraih apa yang dicapainya melainkan karena kesungguhan dan tekadnya yang bulat."
(Awa'iquth Thalab hal. 51-52 karya Asy-Syaikh Abdussalam Barjas rahimahullah)..
Mata Yang Tidak Penah menangis Karena Allah Ta'ala
“Tatkala mata telah mengalami kekeringan disebabkan tidak pernah menangis karena takut kepada Allah Ta’ala, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya keringnya mata itu adalah bersumber dari kerasnya hati. Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras.” (Kitab Bada’i al-Fawa’id 3/743 karya Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah)
Tiga Jenis Ulama
Dari Abi Muslim Al-Khaulaani radhiyallaahu 'anhu berkata: Ulama itu ada tiga,
- 1. Seorang ulama yang hidup dengan ilmunya, dan manusia hidup dengan ilmunya bersamanya. Asy-Syaikh Abdullaah Al-Bukhari hafidzahullaah berkata: "Dia mengetahui dan dia mengajarkan manusia lainnya dan dia beramal dengan ilmunya."
- 2. Seorang ulama yang hidup dengan ilmunya, dan tidak ada seorang pun yang hidup dengan ilmunya selainnya. Asy-Syaikh Abdullaah Al-Bukhari hafidzahullaah berkata: "Dia tidak mengajarkan manusia, dia mengetahui dan mengamalkannya saja."
- 3. Dan seorang ulama yang hidup dengan ilmunya, dan mencelakai dirinya sendiri (wal 'iyaadzu billaah) Asy-Syaikh Abdullaah Al-Bukhari hafidzahullaah berkata: "Dia mengajarkan orang lain tetapi dia tidak mengamalkan ilmunya."
Tingkatan Manusia
Imam Ibnul Qayyim rahimahullaah berkata: "Aku mendengar Asy-Syaikh Al-Islaam rahimahullaah berkata: "Sebagaimana halnya, manusia yang paling baik adalah para Nabi (shalawaatullaah wa salaamuhu 'alaihim), begitu pula seburuk-buruknya manusia adalah orang-orang yang menyerupai mereka dari para pendusta, dan mengaku bahwasanya dia itu termasuk dari mereka dan dia bukanlah termasuk dari mereka, dan sebaik-baiknya manusia setelah mereka adalah Ulama, para Syuhadaa', orang-orang yang Shiddiiq dan orang-orang yang Ikhlash, dan seburuk-buruknya manusia adalah orang yg menyerupai mereka, dan dia meyamarkan diri bahwasanya dia seperti mereka, tetapi dia bukanlah dari mereka." (Ad-Daa'u wad Dawaa' hal 73 cet Daar 'Aalimil Fawaa'id )
Merekalah Yang Terbaik
Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah menerangkan, “Para sahabat radhiyallahu'anhum ajma'in memahami bahwa mereka harus saling berlomba untuk meraih kemuliaan di surga. Mereka berusaha menjadi terdepan untuk menggapai derajat yang mulia tersebut. Oleh karena itu, jika di antara mereka melihat orang lain mendahului mereka dalam beramal, mereka pun bersedih karena telah kalah dalam hal itu. Inilah bukti bahwa mereka menjadi yang terdepan.” (Lathoif Al Ma’arif, karya Ibnu Rajab Al Hambali, Al Maktab Al Islami, cetakan pertama, 1428 H, hal. 428)
Berhati-hatilah dalam Memilih Sahabat
Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah berkata :
وفى جملة، فينبغى أن يكون فيمن تؤثر صحبته خمس خصال : أن يكون عاقلاً حسن الخلق غير فاسق ولا مبتدع ولا حريص على الدنيا
“Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia” (Mukhtasar Minhajul Qashidin 2/36)
Menjauhi Ketenaran
Al-Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah mengatakan, “Wahai hamba Allah, sembunyikanlah selalu kedudukan muliamu. Jagalah selalu lisanmu. Minta ampunlah terhadap dosa-dosamu, juga dosa yang diperbuat kaum mukminin dan mukminat sebagaimana yang diperintahkan padamu.”
Al-Imam Abu Ayub As-Sikhtiyani rahimahullah mengatakan, “Seorang hamba sama sekali tidaklah jujur jika keinginannya hanya ingin mencari ketenaran.” [Ta’thirul Anfas, halaman 276]
Al-Imam Ibnul Mubarok rahimahullah mengatakan bahwa Sufyan Ats-Tsauri pernah menulis surat padanya, “Hati-hatilah dengan ketenaran.”[Ta’thirul Anfas, halaman 277]
Daud Ath-Tho’i rahimahullah mengatakan, “Menjauhlah engkau dari manusia sebagaimana engkau menjauh dari singa.” [Ta’thirul Anfas, halaman 278] Maksudnya, tidak perlu kita mencari-cari ketenaran ketika beramal sholih.
Imam Ahmad rahimahullah mengatakan, “Beruntung sekali orang yang Allah buat ia tidak tenar.” Beliau juga pernah mengatakan, “Aku lebih senang jika aku berada pada tempat yang tidak ada siapa-siapa.” [Ta’thirul Anfas, halaman 278]
Dzun Nuun rahimahullah mengatakan, “Tidaklah Allah memberikan keikhlasan pada seorang hamba kecuali ia akan suka berada di jubb (penjara di bawah tanah) sehingga tidak dikenal siapa-siapa.” [Ta’thirul Anfas, halaman 278]
Al-Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah mengatakan, “Rohimahullohu ‘abdan akhmala dzikrohu (Moga-moga Allah merahmati seorang hamba yang tidak ingin dirinya dikenal/tenar)” [Ta’thirul Anfas, halaman 280]
Ibrohim bin Ad-ham mengatakan, “Tidaklah bertakwa pada Allah orang yang ingin kebaikannya disebut-sebut orang.”[Ta’thirul Anfas, halaman 286]..
Takut Penyakit Tapi Tidak Takut Neraka
Abdullaah ibnu Asy-Syubrimah rahimahullaah berkata: "Aku heran pada seseorang yang menjaga makanan karena takut akan penyakit, tetapi mereka tidak menjaga dosa karena takut akan neraka (Siyar A'laam An-Nubalaa 6/348)
Kisah Yang Indah !
Abdul Aziz bin Marwan mengirim anaknya (yang masih kecil) yaitu Umar bin Abdul Aziz untuk di didik di kota Madinah. Dan beliau menulis surat kepada Shalih bin Kisan agar mengawasi anaknya. Kemudian Shalih memerintahkan/mewajibkan agar Umar shalat lima waktu.
Suatu hari, Umar terlambat datang shalat jamaah. Shalih bertanya, "Apa yang membuatmu terlambat?". Umar menjawab, "Tadi rambutku sedang disisiri (oleh tukang sisir)". Maka Shalih marah dan berkata, "Engkau bilang rambutmu sedang disisiri sampai shalatmu terlambat?". Kemudian beliau menulis surat kepada ayahnya (Abdul Aziz).
Maka Abdul Aziz bin Marwan mengutus seseorang kepada Umar. Tanpa bicara dan tanpa basa-basi, langsung digundul rambutnya si Umar.
(Siyar A'lamin Nubala 5/116)
Tiga Tingkatan Penuntut Ilmu
Belajar ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:
- 1) Barangsiapa yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong
- 2) Barangsiapa yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`
- 3) Barangsiapa yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahwa dia tidak tahu apa-apa
* Yang pertama adalah mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu, dia merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang dia mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada dia yang berpendidikan tinggi, namun dia tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Hanya nafsu yang diutamakan sehingga emosi tak dapat dikendalikan maka ucapannyapun mengandung kekejian.
* Namun adalah berikutnya sebuah tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena pribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi. Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, Allah pun mencintainya.
* Sedangkan yang terakhir adalah yang teristimewa. Dia yang selalu merasa dirinya tetap tidak mengetahui apa-apa meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dalam dadanya. Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya. Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu`, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu
___ Abdullah bin al-Mubarak ___
Waspadalah Istidraj !
Makna Istidraj: Jika engkau makin sukses dengan cara melanggar syariat Allah, itu artinya engkau ter-istidraj. Waliyadzubillahi mindzaalik.
Renungkanlah QS. Al-A'raf ayat 182 :
"Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami (Allah), nanti akan Kami (binasakan mereka itu dengan berangsur-angsur) sedang mereka tidak tahu."
Ulama tafsir 'Adh-Dhohhak rahimahullah menafsirkan: "Allah berfirman: Setiap kali mereka menambah/membuat maksiat yang baru maka setiap itu Aku (Allah) menambah/membuat nikmat atas mereka".
Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata: "Wahai Rabb ! Aku ingin meminta perlindungan dari Engkau dari menjadi orang yang mendapat "Istidraj" kerana aku mendengar Engkau berfirman (maksud ayat 182 Surah Al-A'raf) : Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami (Allah), nanti akan Kami binasakan mereka itu dengan berangsur-angsur sedang mereka tidak tahu"
Subhanallah, waspadalah Para Sahabatku Penuntut Ilmu di Tenteram terhadap "ISTIDRAJ"
Dua Sabar dan Dua Dzikir
Imam Maimun bin Mihran (Tabi'in, wafat 117H) rahimahullah berkata:
"Sabar ada dua, dan dzikir juga ada dua. Berdzikir kepada Allah 'Azza wa Jalla dengan lisan adalah baik, dan yang lebih utama dari itu adalah kamu mengingat Allah ketika kamu berkehendak untuk bermaksiat kepada-Nya. Sabar saat tertimpa musibah itu baik, tetapi yang lebih utama dari itu adalah kamu bersabar atas apa yang kamu benci dalam menaati Allah, sekalipun berat". (Shifatush Shafwah 4/194 karya Imam Ibnul Jauzy rahimahullah)..
Semoga Allah Ta'ala selalu memberikan kaum muslimin kesabaran dalam melakukan ketaatan kepada-Nya, serta terus berdzikir dalam menjauhi kemaksiatan.
Menyembunyikan Amal
Adalah ‘Ali bin Al Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, beliau biasa memikul karung berisi roti setiap malam hari. Beliau pun membagi roti-roti tersebut ke rumah-rumah secara sembunyi-sembunyi. Beliau mengatakan,
إِنَّ صَدَقَةَ السِّرِّ تُطْفِىءُ غَضَبَ الرَّبِّ عَزَّ وَ جَلَّ
“Sesungguhnya sedekah secara sembunyi-sembunyi akan meredam kemarahan Rabb ‘azza wa jalla.”
Penduduk Madinah tidak mengetahui siapa yang biasa memberi mereka makan. Tatkala ‘Ali bin Al Husain meninggal dunia, mereka sudah tidak lagi mendapatkan kiriman makanan setiap malamnya. Di punggung Ali bin Al Husain terlihat bekas hitam karena seringnya memikul karung yang dibagikan kepada orang miskin Madinah di malam hari. [Hilyatul Auliya’, 3/135-136]..
Agar Dapat menghafal Hadits
Imam Waqi’ bin Jarrah rahimahullah berkata,: "Apabila kamu ingin menghafalkan hadits, maka amalkanlah hadits itu." (Mukadimah Az-Zuhd karya Imam Waqi’, Hal. 91)
Bersikap Kepada Mukmin
Imam Yahya bin Mu'adz Ar-Razi (wafat 258H di Naisabur) rahimahullah bekata: "Hendaknya orang mukmin mendapatkantiga perlakuan darimu: bila engkau tidak memberikan manfaat kepadanya, jangan mendatangkan mudharat kepadanya; bila engkau tidak membahagiakannya, maka jangan membuatnya sedih; dan jika engkau tidak menyanjungnya, maka engkau jangan mencelanya."(Shifatush Shafwah 4/91 karya Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah)..
Enam Sifat Orang Jahil (Bodoh)
Imam Muhammad bin Manshur Ath-Thusi (Imam Baghdad setelah Tabi'ut Tabi'in, wafat Syawal 254H) rahimahullah berkata: "Ada 6 sifat tanda orang jahil: bicara tentang sesuatu yang tidak bermanfaat, nasehat tidak pada tempat yang tepat, menyebarkan rahasia, percaya kepada siapapun, marah dalam masalah yang sepele, dan tidak mengetahui mana teman dan mana lawan."(Shifatush Shafwah 2/398 karya Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah)
Jadikan Dia Sahabatmu
Imam Dzun Nun Al-Mishri (wafat 246H) rahimahullah berkata: "Hendaknya Kamu bermajelis dengan orang yang jika kamu hanya melihatnya, maka hal itu sudah cukup mengingatkanmu kepada Allah, kewibawaannya membekas di dalam hatimu, ucapannya menambah motivasimu dalam beramal, amalnya membuatmu zuhud di dunia, & kamu tidak bermaksiat kepada Allah selama kamu berada di dekatnya. Dia menasehatimu dengan perbuatannya, tidak dengan perkataan."(Shifatush Shafwah 4/316 karya Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah)
Malu Yang Sebenarnya
“Hendaklah kalian malu kepada Allah Azza wa Jalla dengan sebenar-benar malu. Barang-siapa yang malu kepada Allah taála dengan sebenar-benar malu, maka hendaklah ia menjaga kepala dan apa yang ada padanya, hendaklah ia menjaga perut dan apa yang dikandungnya, dan hendaklah ia selalu ingat kematian dan busuknya jasad. Barangsiapa yang menginginkan kehidupan akhirat hendaklah ia meninggalkan perhiasan dunia. Dan barangsiapa yang mengerjakan yang demikian, maka sungguh ia telah malu kepada Allah Azza wa Jalla dengan sebenar-benar malu.” [Hasan: HR.at-Tirmidzi (no. 2458), Ahmad (I/ 387), al-Hâkim (IV/323), dan al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 4033). Lihat Shahîh al-Jâmi’ish Shaghîr (no. 935).]
Hati-hati dengan Sesuatu yang Dianggap remeh
Anas bin Malik radhiyallahu’anhu mengatakan, “Sesungguhnya kalian akan melakukan perbuatan-perbuatan yang dalam pandangan mata kalian hal itu lebih ringan daripada helaian rambut. Sementara kami dulu di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggapnya termasuk perkara-perkara yang membinasakan.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari [11/372] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)
Keutamaan Berdo'a Denga Lirih (Pelan)
Dalam kitab "Bada-i'ul Fawa'id", Ibnul Qayyim menyebutkan beberapa keutamaan jika kita berdoa dengan lirih yaitu :
- Lebih menunjukkan keimanan, karena yang berdoa lirih mengetahui bahwa Allah Maha Mendengar doanya
- Lebih menunjukkan sopan santun dan pengagungan, karena seorang hamba atau budak tidaklah berbicara dan meminta kepada tuannya dengan suara yang keras
- Dengan suara yang lirih lebih memungkinkan seorang untuk merasakan ketundukan dan kekhusyuan yang merupakan ruh, intisari, dan maksud doa dipanjatkan itu sendiri
- Dengan suara lirih lebih memudahkan untuk ikhlas
- Dengan suara lirih lebih memudahkan hati untuk berkonsentrasi dalam doa
- Doa dengan lirih menunjukkan bahwa orang yang berdoa merasa lebih dekat dengan Allah, renungkan “Ketika Zakariya berdoa kepada Tuhannya dengan doa yang lemah lembut” (QS. Maryam: 3)
- Doa dengan lirih menyebabkan seseorang konsisten berdoa dan meminta kepadaNya
- Doa dengan lirih, lebih menjauhkan orang yang berdoa dari hal-hal yang memutuskan dan melemahkan doanya
- Bahwa kenikmatan yang paling nikmat adalah kita menghadap Allah, menyembahNya dan senantiasa berhubungan denganNya, namun sembari menjaga kerahasiaan hubungan dan ibadah kita tersebut (dan itu lebih mudah didapatkan dengan doa yang lirih -pent)
- Bahwa hakikat doa adalah berzikir kepadaNya sembari meminta dariNya dan memujiNya dengan nama-nama dan sifat-sifatNya, maka doa adalah zikir plus tambahan.
Syahwat yang Tersembunyi
Imam Ibnul Asir Rahimahullah berkata: Sesungguhnya diantara bentuk syahwat yang tersembunyi adalah hasrat seseorang untuk menampakkan amalnya kepada manusia
diambil dari tweet @MahranMahir milik Dr. Mahran Mahir Usman Hafidzhahullah
Jauh dari Tauhid dan Sunnah Akan Dekat Kepada Syirik dan Bid'ah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan; “ Semua bentuk kesyirikan dan beragam corak kebid’ahan dibangun di atas kebohongan dan tuduhan dusta. Oleh karenanya, setiap orang yang semakin jauh dari tauhid dan sunnah, maka dia akan lehih dekat kepada kesyirikan, kebid’ahan, dan kedustaan.” (Lihat Iqtidho Siroth Mustaqim : 2/281).
Nasihat Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Kepada Para Pengikut Sunnah
Apabila seorang mukmin menghendaki supaya Allah Subhanahu wa ta’ala menganugerahinya bashiroh (ilmu yang mendalam) di dalam agama, pengetahuan akan sunnah Rasul-Nya Shallallahu ’alaihi wasallam dan pemahaman akan kitab-Nya dan diperlihatkan hawa nafsu, bid ’ah, kesesatan dan jauhnya manusia dari shirothol mustaqim, jalannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan para sahabatnya. Apabila ia menghendaki untuk menempuh jalan ini, maka hendaklah ia persiapkan dirinya untuk dicemooh oleh orang-orang bodoh dan ahlul bid ’ah, dicela, dihina dan ditahdzir oleh mereka. Sebagaimana pendahulu mereka melakukannya kepada panutan dan imam kita Shallallahu ‘alaihi wa Salam.
Adapun apabila ia menyeru kepada hal ini dan mencemooh apa-apa yang ada pada mereka, maka mereka akan murka dan membuat makar kepadanya … Sehingga dirinya menjadi orang yang:
Asing di dalam agamanya dikarenakan rusaknya agama mereka
Asing di dalam berpegang teguhnya ia kepada sunnah dikarenakan berpegangnya mereka dengan kebid ’ahan
Asing di dalam aqidahnya dikarenakan rusaknya aqidah mereka
Asing di dalam sholatnya dikarenakan rusaknya sholat mereka
Asing di dalam manhajnya dikarenakan sesat dan rusaknya manhaj mereka
Asing di dalam penisbatannya dikarenakan berbedanya penisbatan mereka dengannya
Asing di dalam pergaulannya terhadap mereka dikarenakan ia mempergauli mereka di atas apa yang tidak disenangi hawa nafsu mereka
Kesimpulannya: ia adalah orang yang asing di dalam urusan dunia dan akhiratnya, yang masyarakat tidak ada yang mau menolong dan membantunya.
Karena dirinya adalah :
Seorang yang berilmu di tengah-tengah orang yang bodoh.
Penganut sunnah di tengah-tengah pelaku bid ’ah
Penyeru kepada Allah Subhanahu wa ta ’ala dan Rasul- Nya Shallallahu’alaihi wa sallam di tengah-tengah penyeru hawa nafsu dan bid ’ah
Penyeru kepada yang ma’ruf dan pencegah dari yang mungkar di tengah-tengah kaum yang menganggap suatu hal yang ma ’ruf sebagai kemungkaran dan suatu hal yang mungkar sebagai ma’ruf.
(Madarijus Salikin III/200)
Sifat Dunia
Dikatakan kepada Ali bin Abi Thalib: "Sifatkan dunia kepada kami". Beliau berkata:
"Apa yang akan aku sifatkan dari negeri yang awalnya kelelahan dan akhirnya fana (kehancuran), halalnya adalah hisab dan haramnya adalah adzab, orang yang merasa cukup dengannya akan terfitnah, dan orang yang mengejarnya akan sedih". (Jami' bayanil 'Ilmi wa Fadllihi 1/176).
Sehatkan Hatimu
Abdullah bin Mas'ud berkata: "Sesungguhnya kamu melihat orang kafir itu paling sehat badannya dan paling sakit hatinya, dan kamu menemui orang mukmin yang paling sehat hatinya walaupun badannya paling sakit. Demi Allah, jika hati kamu sakit dan badan kamu sehat, maka kamu lebih rendah di sisi Allah dari binatang ju'lan (binatang kecil yang suka berada di kotoran)". (Sifatus shofwah 1/128).
Cara Melihat Hati yang Terkena Fitnah
Hudzaifah bin Al Yamaan berkata: "Sesungguhnya fitnah itu akan ditampakkan kepada hati; siapa yang merasa senang padanya, akan diberikan titik hitam dihatinya, dan siapa yang mengingkarinya, akan diberi titik putih dihatinya. Barang siapa yang ingin mengetahui apakah hatinya terkena fitnah atau tidak, hendaklah ia melihat: jika ia memandang yang haram ternyata ia melihatnya halal, atau memandang yang halal ternyata ia melihatnya haram, maka ia telah terkena fitnah". (Sifatus shofwah 1/310).
Perbedaan Orang Mukmin dan Orang Kafir
Ubay bin Ka'ab berkata:
Seorang mukmin itu berada diantara empat perangai:
- Jika ditimpa musibah ia bersabar,
- jika diberi kesenangan ia bersyukur,
- jika berkata ia jujur, dan
- jika menghukumi ia berbuat adil.
- ucapannya adalah cahaya,
- ilmunya adalah cahaya,
- tempat masuknya adalah cahaya,
- tempat keluarnya adalah cahaya, dan
- tempat kembalinya kepada cahaya pada hari kiamat.
- ucapannya adalah kegelapan,
- ilmunya adalah kegelapan,
- tempat masuknya adalah kegelapan,
- tempat keluarnya adalah kegelapan, dan
- tempat kembalinya kepada kegelapan pada hari kiamat".
Akibat Banyak Tertawa
Umar bin Al Khathab berkata:
"Siapa yang banyak tertawa, akan jatuh wibawanya.
Siapa yang banyak bercanda, akan dipandang hina.
Siapa yang banyak melakukan sesuatu, akan dikenal dengannya.
Siapa yang banyak berbicara, akan banyak kesalahannya,
Siapa yang banyak kesalahannya, akan sedikit rasa malunya,
Siapa yang sedikit rasa malunya, akan sedikit wara'nya,
dan siapa yang sedikit wara'nya, hatinya akan mati".
(Sifatush shafwah 1/149).
Maksiat Secara Sembunyi
Abu Darda berkata: "Hendaklah seseorang waspada untuk menjadikan hati kaum mukminin marah kepadanya sementara ia tidak merasa !"
Dikatakan kepadanya: "Bagaimana itu akan terjadi ?"
Beliau berkata: "Seorang hamba melakukan maksiat secara tersembunyi, lalu Allah melemparkan kebencian kepada hati kaum mukminin kepadanya sementara ia tidak merasa".
(Sifatus Shafwah 1/325).
Pilihlah yang Tepat Dalam Menuntut Ilmu
Salman Al Farisi berkata: "Ilmu itu banyak, sementara umur kita pendek, maka ambillah ilmu yang engkau butuhkan dalam urusan agamamu, dan tinggalkan selainnya, jangan disibukkan dengannya".(Tahdzib Hilyatul Auliyaa 1/161).
Lihatlah Anggota Tubuhmu
Hasan al-Bashri berkata: "Tidaklah aku melihat dengan mataku, berucap dengan lisanku, memegang dengan tanganku, ataulah melangkah dengan kakiku sampai aku melihat apakah aku melakukan di atas ketaatan ataukah kemaksiatan? Jika merupakan ketaatan maka aku meneruskannya, namun jika merupakan kemaksiatan aku mundur." (Jami'ul ulum wal Hikam, 93)
Waktu dan Umurnya yang Sebenarnya.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak. Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109)
Menjaga Sikap Terhadap Sesama Seperti Apapun Keadaannya
Al-Fudhail Bin Iyadl berkata :
"Apabila terjadi kekasaran diantara kamu dan seseorang, maka berhati-hatilah kamu darinya. Jangan kamu harapkan persahabatan yang murni dan mempercayainya, sebab sesungguhnya dia akan selalu memperhatikan tindak-tandukmu, sedangkan kedengkian nya tersembunyi.
Adapun orang yang awam maka menjauh dari mereka merupakan keharusan. Karena mereka tidak termasuk jenismu, maka apabila terpaksa duduk bersama dalam majelis mereka maka (lakukanlah) sesaat saja dan jagalah kewibawaan dan kewaspadaanmu, sebab bisa jadi kamu mengucapkan satu kata dan mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang keji.
Jangan kamu menyuguhkan ilmu kepada orang yang jahil dan (jangan pula) kamu suguhkan orang-orang yang lalai dengan fiqh dan orang yang dungu dengan keterangan (al bayan), tapi perhatikanlah apa yang menyelamatkan mereka dengan lemah lembut dan berwibawa.
Jangan meremehkan musuh-musuhmu karena mereka mempunyai tipu daya yang tersembunyi, dan kewajibanmu hanyalah bergaul dan berbuat baik kepada mereka secara zhahir. Dan termasuk di antara mereka adalah orang-orang yang dengki , maka tidak pantas mereka mengetahui nikmat yang kamu dapatkan. Dan sesungguhnya al-‘ain itu haq , sedangkan bergaul dengan mereka secara zahir itu harus." [Al Hujjah 1/304]
Diantara Bentuk Durhaka Kepada Orang Tua
Mujahid rahimahullah mengatakan, "Tidak sepantasnya seorang anak menahan tangan kedua orang tuanya yang ingin memukulnya. Begitu juga tidak termasuk sikap berbakti adalah seorang anak memandang kedua orang tuanya dengan pandangan yang tajam. Barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya sedih, berarti dia telah mendurhakai keduanya." (Birrul Walidain, hal. 8, Karya Ibnul Jauzy)
Bahaya Tidur Pagi
Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, "Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya." (Miftah Daris Sa'adah, 2/216).
"Amalan seseorang di waktu muda berpengaruh terhadap amalannya di waktu tua. Jadi jika seseorang di awal pagi sudah malas-malasan dengan sering tidur, maka di sore harinya dia juga akan malas-malasan pula. Menurut para salaf, tidur yang terlarang adalah tidur ketika selesai shalat shubuh hingga matahari terbit. Karena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghonimah (pahala yang berlimpah). Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang sangat besar, menurut orang-orang sholih. Sehingga apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian karena waktu pagi adalah waktu terbukanya pintu rizki dan datangnya barokah (banyak kebaikan).” (Madarijus Salikin, 1/459, Maktabah Syamilah)
Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
Empat hal yang menghambat datangnya rizki adalah
- Tidur di waktu pagi,
- Sedikit shalat,
- Malas-malasan dan
- Berkhianat.
(Zaadul Ma’ad, 4/378)
Orang Yang Cinta Dunia
Seorang ulama salaf berkata, “Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini.” Maka ada yang bertanya, “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?” Ulama ini menjawab, “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya.” (Igaatsatul lahfaan 1/72).
Bila Hawa Nafsu Diperturutkan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Apabila seorang insan tidak merasa takut kepada Allah maka dia akan memperturutkan hawa nafsunya. Terlebih lagi apabila dia sedang menginginkan sesuatu yang gagal diraihnya. Karena nafsunya menuntutnya memperoleh sesuatu yang bisa menyenangkan diri serta menyingkirkan gundah gulana dan kesedihannya. Dan ternyata hawa nafsunya tidak bisa merasa senang dan puas dengan cara berdzikir dan beribadah kepada Allah maka dia pun memilih mencari kesenangan dengan hal-hal yang diharamkan yaitu berbuat keji, meminum khamr dan berkata dusta…” (Majmu’ Fatawa, 1/54,55) dinukil dari Hushuulul Ma’muul, halaman 77)
Jangan Duduk Dengan Orang yang Suka Berdebat
Dan diceritakan kepadaku tentang Abu Imran Al Ashbahani ia berkata, saya mendengar Imam Ahmad berkata : “Jangan duduk dengan orang yang suka berdebat meskipun untuk membela As Sunnah sebab sesungguhnya yang demikian tidak akan berubah menuju kebaikan.” (Al Ibanah 2/540-541 nomor 679)
Kedudukan Sabar Dan Iman
'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
الصَّبْرُ مِنَ الإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الجَسَدِ، وَلَا إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ صَبْرَ لَهُ.
“Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang tidak memiliki kesabaran.” (Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, Ibnu 'Abdil Barr, hal. 250, Mawqi' Al Waraq.)
Perumpamaan Hati
Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah berkata, “Apabila badan sakit tidak bermanfaat lagi padanya makanan dan minuman. begitu juga apabila hati sakit karena syahwat, tidak bermanfaat lagi padanya nasehat-nasehat. barangsiapa yang menginginkan kebeningan hati, hendaklah ia mengedepankan Allah atas syahwatnya. hati yang terikat oleh syahwat akan ter-hijab dari Allah sesuai kadar keterikatannya dengan syahwatnya tersebut. Hati itu ibarat Bejana-bejana Allah di muka bumi, yang paling dicintai-Nya adalah yang paling lembut, paling tegar dan yang paling bening”. (Kitab Al-Fawaid dinukil dari : http://www.albaidha.net/vb/showthread.php?t=10487)
Tanda Cinta Kepada Allah
Ar Rabi' bin Anas: ''Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut)Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya.'' (Jami'al Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)
Yahudi Dan Setan
Ada yang mengatakan kepada Abdulloh bin 'Abbas radhiyallohu 'anhu: "Sesungguhnya orang-orang Yahudi menyangka bahwa mereka tidak diganggu bisikan-bisikan (setan) dalam sholat mereka." Beliau menjawab: "Apa yang dapat dikerjakan oleh setan pada hati yang telah hancur berantakan?" (Dinukil oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab beliau 'al-Waabilush shayyib' hal. 41)
Diantara Mutiara Hikmah Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Hikmah ke-1: Syukur, Sabar & Istigfar
Apa ciri hamba yang bahagia dan sukses?
- Setiap memperoleh nikmat dia bersyukur, jika tertimpa musibah dia bersabar dan jika berbuat dosa segera beristigfar.
Hikmah ke-2 : Syukur
Tali apa yang dapat mengikat nikmat Allah agar datang silih berganti dan tidak terputus-putus?
- Tali tersebut bernama syukur
Hikmah ke-3: Syukur
Apa saja rukun nikmat?
- Rukun nikmat ada 3: hati yang mengakui nikmat tersebut datang dari Allah, lisan yang mengucapkan kalimat syukur (alhamdulillah) dan anggota badan yang menggunakan nikmat tersebut untuk menggapai ridha Allah.
Hikmah ke-4:
Bagaimana jika ditimpa musibah?
- Bersabar dan mencari hiburan.
Hikmah ke-5:
Bagaimana kita bersabar?
- Menahan emosi agar dapat ridha dengan takdir, tahan lisan agar tidak mengeluh dan tahan anggota badan agar jangan bermaksiat.
Hikmah ke-6: Buah kesabaran
Hasil apa yang kita dapatkan jika bersabar?
Cobaan akan digantikan dengan karunia dan hadiah, sehingga sesuatu yang dulu dibenci menjadi disukai.
Hikmah ke-7: Ibadah, jangan pilih-pilih
Seperti apa ubudiyah manusia kepada Allah:
Manusia wajib beribadah kepada Allah pada waktu susah sebagaimana ia beribadah pada waktu senang. Beribadah kepada Allah dalam hal yang dibenci sebagaimana mengamalkan apa yang disukai.
Hikmah ke-8:
Ibadah mayoritas manusia?
Kebanyakan manusia hanya beribadah dalam hal yang disukainya saja.
Hikmah ke-9:
Apa yang terbaik dalam beribadah?
Ibadah yang paling baik adalah menjalankan ibadah yang tidak disenangi. Hal ini menentukan tingkatan manusia dan kedudukan mereka di sisi Allah.
Hikmah ke-10 dan 11:
Contoh ibadah yang disukai dan dibenci?
Ibadah yang disukai: berwudhu dengan air dingin pada musim panas. Memberi nafkah kepada keluarga. Bercumbu dengan istri yang cantik, karena mencintai istri termasuk ibadah.
Ibadah yang tidak disukai misalnya, berwudhu dengan air dingin pada cuaca dingin. Meninggalkan maksiat saat hentakan nafsu tak terbendung dan tak ada apapun yang dikhawatirkan. Berinfaq saat kondisi susah.
Tiga Kali Memohon Surga dan Tiga Kali Berlindung dari Neraka
Dari Anas bin Maalik, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang memohon kepada Allah surga sebanyak tiga kali, maka surga berkata : ‘Ya Allah, masukkanlah ia ke dalam surga’. Dan barangsiapa berlindung kepada Allah dari api neraka sebanyak tiga kali, maka neraka akan berkata : ‘Ya Allah, lindungilah ia dari neraka” [HR. Ahmad, 3/208]
Ingin Pindah Rumah dekat Masjid?
Dari Jabir radhiyallahu’anhu ia berkata, “Bani Salimah ingin berpindah rumah dekat dngan masjid, kemudian kabar itu terdengar oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, maka beliau bersabda, “Aku mendengar bahwa kalian ingin pindah tempat yang dekat dengan masjid.: Mereka menjawab, “Benar wahai Rasulullah kami ingin pindah dekat dengan masjid.” Beliau bersabda, “Wahai Bani Salimah, sungguh tiap langkah dari rumah kalian itu dicatat kebaikan! Sungguh setiap langkah dari rumah kalian itu dicatat sebuah kebaikan!” (HR. Muslim no.665)
Dalam riwayat Imam Muslim lain disebutkan, “Satu langkah itu mengangkat satu derajat”
Dari Abu Al-Mundzir Ubai bin Kaab radhiyallahu’anhu ia berkata, “Ada seorang yang sepengetahuanku tidak seorangpun yang lebih jauh rumahnya dari masjid dan ia tidak pernah tertinggal shalat jamaah. Kemudian ada seseorang yang mengatakan, atau saya katakan kepadanya, “Seandainya kamu membeli keledai yang dapat kamu naiki ketika hari masih gelap atau ketika tidak terik?” Ia menjawab, “Aku tidak ingin rumahku dekat dengan masjid, karena aku ingin setiap langkahku berangkat ke masjid dicatat sebagai kebaikan, begitu pula langkah-langkah kepulanganku.” Kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Allah telah mengumpulkan semua catatan itu bagimu.” (HR. Muslim no. 663) Dalam riwayat yang lain disebutkan, “Sungguh bagimu apa yang kamu harapkan.”
“Barangsiapa berwuhu dengan sempurna, kemudian keluar dari rumahnya menuju masjid untuk tujuan shalat maka setiap langkahnya dicatat baginya satu derajat digugurkan satu dosa baginya.” (HR. Bukhari no. 457, 611, 1976)
Hadits diatas sebagai dalil bahwa seseorang yang berjalan menuju masjid –baik keberangkatannya, maupun kepulangannya-, ia akan mendapatkan dua pahala. Pertama: diangkat satu derajatnya. Kedua: Digugurkan / dihapuskan satu dosa baginya.
Sikap Menghadapi Orang Jahil
Imam Syafi'i Rahimahullah berkata
اِذَا نَطَقَ السَّفِيْهُ وَتُجِيْبُهُفَخَيْرٌ مِنْ اِجَابَتِهِ السُّكُوْتُ
Apabila orang bodoh mengajak berdiskusi dengan anda, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi.
فَاِنْ كَلِمَتَهُ فَرَّجْتَ عَنْهُوَاِنْ خَلَّيْتُهُ كَمَدًا يَمُوْتُ
Apabila anda melayani, maka anda akan susah sendiri. Dan bila anda berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati.
قَالُوْا سَكَتَّ وَقَدْ خُوْصِمَتْ قُلْتُ لَهُمْاِنَّ الْجَوَابَ لِبَابِ الشَّرِ مِفْتَاحُ
Apabila ada orang bertanya kepadaku,“jika ditantang oleh musuh, apakah anda diam?” jawabku kepadanya, “Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya.”
وَالصُّمْتُ عَنْ جَاهِلٍ أَوْ أَحْمَقٍ شَرَفٌوَفِيْهِ أَيْضًا لِصَوْنِ الْعِرْضِ اِصْلَاحُ
Sikap diam terhadap orang yang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan.
Lalu Imam Syafi'i berkata
وَالكَلبُ يُخْسَى لَعَمْرِىْ وَهُوَ نَبَّاحُ
Apakah anda tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam. Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong.
(Dikutip dari buku “diwan As-Syafi’i” karya Yusuf Asy-Syaikh Muhammad Al-Baqa’i)
Buat Apa Sukses Dunia Jika Menjadi Penghuni Neraka
"Tidak ada arti kesuksesan dunia... Apabila akherat kita menderita...
Tidak ada makna kekayaan dan kekuasaan di Dunia,, apabila hal itu akan mengantarkan kita ke Neraka."
Mari Mengikuti Manaj Salaf
"Kegagalan ikhwanul muslimin di berbagai negeri adalah bukti bahwa ishlah tidak mungkin tanpa manhaj yang benar.... silahkan anda berpaling dari manhaj salaf kemana saja anda mau dan kegagalan itulah yang akan anda jumpai...." (Ustadz Ari Wahyudi)
Pentingnya Pendidikan Adab dan Akhlaq
"Guru yang sedikit ilmunya tapi perhatian dengan pendidikan dan adab anak didik lebih baik dari yang banyak ilmu tapi tidak memperhatikan keduanya." (Syaikh Shalih al-'Ushaimi)
Bersabar Dari Dahaga Hawa Nafsu
Al-Imam Ibnul Jauzi berkata: “Demi Allah, wajib atasmu –wahai seorang yang telah dimuliakan dengan ketakwaan- janganlah engkau menjual kemuliaan taqwa dengan kehinaan maksiat-maksiat, dan bersabarlah dari dahaga hawa nafsu di dalam panasnya sesuatu yang diinginkan walaupun merasakan sakit dan terbakar.” (Shaidul Khathir: 1/45).
Do'akanlah Penguasa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Siapa saja yang memuliakan penguasa di dunia, akan dimuliakan Allah di akhirat, dan siapa saja yang menghinakan penguasa di dunia, maka Allah akan hinakan dia pada hari kiamat.” (HR. Ahmad [V/42, 48-49], dari Abi Bakrah, Nufai’ bin al-Harits. Hadits ini hasan, lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah [V/375-376]). (Syarah Aqidah Ahlussunnah wal-Jama’ah, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas).
Bila Saja Engkau Tau
“Jika manusia mengetahui sebagian kejelekanku, tentu lisan manusia tidak akan pernah lagi menyebutkan kebaikanku.” (Ta’thirul Anfas, hal. 301)
Hati Yang Sakit
“Hati yang sakit sedang diuji dengan syahwat takkan merasakan manisnya iman dan ibadah. Seperti orang sakit yang merasakan makanan manis menjadi pahit.
Ya Allah jagalah hati kami dari penyakit syahwat dan syubhat.”
—
@DrAbdullahsulmi - Dr. Abdullah As Sulmi, pengajar fiqh di Perguruan Tinggi Kehakiman, Riyadh, pakar dalam fiqh jual beli kontemporer, salah seorang murid Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.
Kisah Sedekah Salah Alamat
صحيح مسلم ١٦٩٨: حَدَّثَنِي سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنِي حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ
عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لَأَتَصَدَّقَنَّ اللَّيْلَةَ بِصَدَقَةٍ
فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ فَوَضَعَهَا فِي يَدِ زَانِيَةٍ فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ تُصُدِّقَ اللَّيْلَةَ عَلَى
زَانِيَةٍ قَالَ اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ عَلَى زَانِيَةٍ لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ
فَوَضَعَهَا فِي يَدِ غَنِيٍّ فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ تُصُدِّقَ عَلَى غَنِيٍّ قَالَ اللَّهُمَّ لَكَ
الْحَمْدُ عَلَى غَنِيٍّ لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ فَوَضَعَهَا فِي يَدِ سَارِقٍ
فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ تُصُدِّقَ عَلَى سَارِقٍ فَقَالَ اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ عَلَى زَانِيَةٍ
وَعَلَى غَنِيٍّ وَعَلَى سَارِقٍ فَأُتِيَ فَقِيلَ لَهُ أَمَّا صَدَقَتُكَ فَقَدْ قُبِلَتْ أَمَّا الزَّانِيَةُ
فَلَعَلَّهَا تَسْتَعِفُّ بِهَا عَنْ زِنَاهَا وَلَعَلَّ الْغَنِيَّ يَعْتَبِرُ فَيُنْفِقُ مِمَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ وَلَعَلَّ
السَّارِقَ يَسْتَعِفُّ بِهَا عَنْ سَرِقَتِهِ
Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Sa'id telah menceritakan kepadaku Hafsh bin Maisarah dari dari Musa bin Uqbah dari Abu Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Ada seorang laki-laki berkata, 'Malam ini, aku benar-benar akan bersedekah.' Maka laki-laki itu pun keluar membawa sedekahnya, dan disedekahkannya kepada wanita pelacur. Esok harinya, orang-orang pun mengatakan bahwa tadi malam ada pelacur yang diberi sedekah. Maka laki-laki itu berdoa, 'Ya Allah, segala puji bagi-Mu yang telah mentakdirkan sedekahku jatuh di tangan pelacur. Aku akan bersedekah lagi.' Ia pun pergi dengan membawa sedekahnya, lalu diberikannya kepada orang kaya. Esok harinya, orang-orang pun membicarakannya bahwa tadi malam ada orang yang memberi sedekah kepada orang kaya. Maka laki-laki itu pun berkata, 'Ya Allah, Untuk-Mu lah segala puji, karena Engkau telah menjadikan sedekahku jatuh di tangan orang yang kaya, aku akan bersedekah lagi.' Kemudian ia pergi lagi dengan membawa sedekahnya dan diberikannya kepada pencuri. Esok harinya, orang-orang pun membicarakannya, bahwa tadi malam ada orang yang bersedekah kepada pencuri. Laki-laki yang bersedekah itu pun berujar, 'Segala puji bagi Allah yang telah mentakdirkan sedekahku jatuh pada pelacur, kepada orang kaya, dan kepada pencuri.'
Kemudian laki-laki itu didatangi malaikat seraya berkata, 'Sedekahmu telah diterima oleh Allah. Adapun shadaqahmu yang jatuh ke tangan perempuan pelacur, semoga ia berhenti dari perbuatan melacur, yang jatuh kepada orang kaya semoga dia menyadari dirinya dan bersedekah pula, sedangkan yang jatuh kepada si pencuri, semoga ia berhenti mencuri.'"
(Shahih Muslim 1698)
Tidak ada Wanita yang Sempurna
Yang mendambakan seorang istri tanpa kekurangan, akan terus hidup membujang ... (Syaikh Sya'rawi -rahimahullah)
Teguh Di Atas Sunnah
“Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengaitkan sunnah sahabat-sahabat beliau dengan sunnah beliau, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengikuti sunnah para sahabat seperti mengikuti sunnahnya bahkan dengan perintah yang amat ditekankan. Sampai-sampai beliau memerintahkan untuk menggigit sunnah tersebut dengan gigi geraham. Termasuk dalam sunnah sahabat ini, apa-apa yang difatwakan oleh para sahabat dan mereka tetapkan sebagai bagian dari agama dan tidak ada di antara mereka yang menyelisihinya, yang demikian itu terhitung sama seperti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam”
(I’lam al Muwaqqi’in 4/140)”
@saltaweel - Syaikh Salim Al Thawil, salah seorang murid Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Kedudukan Orang-orang Berilmu
Dengarkanlah perkataan Imam Abul Wafa’ ibnu ‘Aqiel ketika beliau menjelaskan kedudukan orang-orang berilmu disisi Allah :
Mustahil Dzat yang telah mengadakan dan menciptakan mereka dengan keistimewaan bentuk dan ilmu itu, kemudian Dia hanya meridhai bagi mereka hari-hari yang singkat (dalam kehidupan dunia). Tidak mungkin... Demi Allah!… Dia tidak akan meridhai bagi mereka kecuali menjamu perkumpulan mereka dalam sebuah hidangan yang layak bagi Keagungan-Nya. Kenikmatan yang terus-menerus, keabadian tanpa kematian, perkumpulan tanpa perpisahan dan kenikmatan tanpa ada kesusahan.
Bahkan kemuliaan ilmu dalam pandangan manusia telah sampai pada tingkatan dimana para raja dan penguasa dunia pun berangan-angan untuk bisa menjadi golongan orang-orang yang berilmu. Diantaranya adalah apa yang diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir dari Muhammad ibnu Salam al-Jumahi, ia berkata :
Ditanyakan kepada Khalifah al-Manshur : "Apakah masih tersisa kenikmatan dunia yang belum engkau dapatkan?"
Ia menjawab : "Masih tersisa satu... Aku duduk diatas kursi mengajar dan di sekitarku duduk para penuntut ilmu hadits. Kemudian mustamli (orang yang meminta didiktekan hadits kepadanya) akan berkata : 'Hadditsnaa' (Sampaikan kepada kami hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam)!; dan aku pun berkata : 'Telah memnceritakan kepada kami fulan dari fulan... dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam…'."
Berkata Muhammad ibnu Salam :
Keesokan paginya, datanglah para menteri bersama anak-anak mereka dengan membawa pena dan kertas masing-masing. Mereka datang kepada al-Manshur untuk menulis hadits dan mewujudkan apa yang menjadi impiannnya. Ketika al-Manshur melihat mereka, ia berkata :
"Kalian bukanlah penuntut ilmu hadits yang aku inginkan... Mereka itu adalah orang-orang yang kusam pakaian-pakaiannya, pecah-pecah kakinya dan berkeliling di negeri-negeri (untuk mencari hadits)..."
[Tarikh Khulafa', hal. 177]
Al-jamaah adalah yang Selaras Dengan Al-Haq
Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu :
Ketahuilah bahwa ijma', hujjah dan as-Sawâd al-A'dzham (al-Jama’ah), dialah "orang yang berilmu" dan "pemilik kebenaran", walaupun dia seorang diri, walaupun seluruh penduduk bumi menyelisihinya.
Berkata 'Amr ibnu Maimun al-Audiy : Aku telah bersahabat dengan Mu’adz (bin Jabal) di Yaman. Aku tidak pernah berpisah darinya sampai aku menguburnya dengan tanah (saat wafatnya) di Syam. Setelahnya aku bersahabat dengan orang yang paling faqih, Abdullah ibnu Mas’ud. Aku pernah mendengarnya berkata:
"Wajib bagi kalian untuk komitmen dengan al-Jama’ah, karena Tangan Allah diatas al-Jama’ah. Ikutilah as-Sawâd al-A’dzham, karena barangsiapa yang bersendirian, dia akan bersendirian di neraka".
Kemudian suatu hari aku mendengarnya berkata :
"Akan berkuasa atas kalian penguasa-penguasa yang suka menunda-nunda shalat sampai keluar waktunya. Shalatlah kalian pada waktu-waktunya, itulah yang fardhu bagi kalian, dan shalatlah (jamaah) bersama mereka, dan itu menjadi sunnah untuk kalian".
Berkata ‘Amr : Aku berkata : "Wahai sahabat Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam), aku tidak mengerti apa yang Engkau ucapkan!"
Ia bertanya :"Yang manakah itu?"
Aku berkata : "Engkau menyuruhku komitmen dengan al-Jama’ah, kemudian Engkau katakan padaku: Shalatlah sendirian, itu sebagai fardhu, dan shalatlah bersama jamaah, dan itu sebagai sunnah?!"
Ia berkata : "Wahai 'Amr ibnu Maimun, dahulu Aku mengira Engkau termasuk orang yang paling faqih dari penduduk negeri ini. Tahukah Engkau apa itu al-Jama’ah?"
Aku berkata : "Tidak"
Ia menjawab : "Sesungguhnya mayoritas jama’ah, merekalah yang telah berpisah dari al-Jama’ah. Al-jamaah adalah apa yang selaras dengan al-haq (kebenaran) walaupun engkau sendirian."
Dalam riwayat yang lain, 'Amr berkata : Ibnu Mas’ud memukul pahaku dan berkata : "Celaka Engkau! Sesungguhnya sebagian besar manusia telah berpisah dari al-Jama’ah. Sesungguhnya al-Jama’ah adalah apa yang selaras dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala".
(Sumber : I’lâm al-Muwaqqi’în ‘an Rabb al-‘Âlamîn, III/ 488-489.)
Sosok Wanita Sebenarnya
@ Wanita tidak diciptakan untuk menjadi pusat perhatian dan kekaguman seluruh laki-laki, bahkan dia diciptakan untuk menjadi sumber kebahagiaan seorang laki-laki yang bernama “suami”…
@ Seorang wanita desa yang lugu, mengasuh seorang anak dalam kasih sayangnya lebih utama untuk umat dan lebih bermanfaat untuk negeri daripada seribu wanita anggota parlemen atau seribu wanita pengacara. Hikmah Allah pada diri kalian adalah kalian menjadi ibu…
(Sumber : Al Mustaqbal al Islami, no. 138 Syawwal 1423)
Banyaknya Jalan Kebaikan
Dari Abu Dzarr radhiyallahu 'anhu bahwa orang-orang dari kalangan sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada beliau :
"Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi dengan membawa pahala yang besar. Mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, dan mereka melakukan puasa sebagaimana kami melakukan puasa, namun mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka".
Beliau bersabda : "Bukankah Allah telah menjadikan sesuatu bagimu untuk bersedekah?
Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap takbir adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang dari kemungkaran adalah sedekah, bahkan persetubuhan salah seorang daripadamu (dengan istrinya) adalah sedekah".
Mereka bertanya : "Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin salah seorang diantara kami melampiaskan syahwatnya, lalu ia mendapat pahala karenanya?"
Beliau balik bertanya : "Bagaimana menurut kalian jika salah seorang diantara kalian melampiaskan syahwatnya pada tempat yang haram, bukankah ia berdosa?
Maka demikian pula apabila ia melampiaskan syahwatnya pada yang halal, tentu ia akan memperoleh pahala". [Terjemah HR. Muslim rahimahullahu]
Lemah Lembut
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang dihalangi dari kelembutan, maka ia telah terhalang dari seluruh kebaikan". (Tejemah HR. Imam Muslim rahimahullah)
Hati-Hati Dengan Dosa
Dosa-dosa ibarat luka-luka. Berapa banyak luka yang menghantarkan kepada kematian. (Imam Ibnul Qayyim, al Fawaa-id, hal. 54)
WANITA SEJATI ...
Setinggi apapun ilmu yang dikuasai oleh seorang wanita, laki-laki tetap lebih unggul darinya karena statusnya sebagai laki-laki. Akan tetapi, seorang wanita sejati adalah dia yang tercipta untuk menjadi materi pensuplai keutamaan, kesabaran dan keimanan seorang laki-laki. Ia menjadi ilham, inspirasi, kehormatan dan kekuatan laki-laki. Ia menjadi pengobar kegembiraan laki-laki dan pelipur laranya.
Di dalam kehidupan ini, seorang wanita tidak akan menjadi lebih agung dari laki-laki kecuali dengan satu hal, yaitu sifat-sifatnya yang menjadikan suaminya lebih mulia dari dirinya ...
(Mustafa Shadiq Ar Rafi'i rahimahullahu)
BERGEMBIRALAH DENGAN TAUHID
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membonceng Mu'adz bin Jabal diatas hewan tunggangan. Beliau berkata : "Wahai Mu'adz!"
Mu'adz menjawab : "Aku penuhi seruanmu wahai Rasulullah!"
Beliau berkata : "Wahai Mu'adz!"
Mu'adz menjawab : "Aku penuhi seruanmu wahai Rasulullah!"
Beliau berkata lagi : "Wahai Mu'adz!"
Mu'adz kembali menjawab : "Aku penuhi seruanmu wahai Rasulullah!"
Beliau bersabda : "Tidaklah seorang hamba bersaksi bahwa tiada ilaah (yang hak) kecuali Allah, dan (bersaksi) bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, melainkan Allah akan mengharamkan dirinya atas neraka".
Berkata Mu'adz : "Tidakkah aku kabarkan berita ini kepada manusia agar mereka bergembira?"
Beliau menjawab : "Kalau demikian, mereka akan bersandar dengannya". [1]
Mu'adz pun akhirnya mengabarkan tentang hadits tersebut menjelang kematiannya karena takut berdosa. [2]
(Terjemah HR. Al Bukhary dan Muslim, semoga Allah merahmati keduanya)
Catatan :
[1] Yaitu, mereka hanya akan bersandar dengan keutamaan hadits ini dalam tauhid dan melupakan ibadah-ibadah sunnah dan tidak mau berlomba-lomba dalam amal-amal shalih dan kebaikan.
[2] Maksudnya adalah takut berdosa karena menyembunyikan ilmu. Para ulama menyebutkan bahwa Mu'adz hanya menyembunyikan hadits ini dari orang-orang awam yang dikhawatirkan pada dirinya perkara yang disebutkan pada poin pertama, adapun yang selain mereka, Mu'adz tetap menyampaikannya.
KALAU SEANDAINYA ITU BAIK ...
Berkata Syaikh Muhammad bin Abdussalam Asy Syuqairi Al Mishri dalam "As Sunan wa Al Mubtada'at", hal. 139 :
"Menjadikan maulid sebagai musim perayaan adalah bid'ah yang munkar dan sesat, yang tidak dibenarkan oleh syari'at maupun akal.
Kalau seandainya pada perkara tersebut ada kebaikan, bagaimana mungkin Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali, seluruh Sahabat, Tabi'in, para pengikut Tabi'in, para Imam dan pengikut-pengikut mereka bisa lalai darinya?!"
Sumber : Tahdzib Tashil Al Aqidah Al Islamiyyah, Syaikh Dr. Abdullah bin Abdul Aziz Al Jibrin, hal. 201.
Tawakal
Abu Hazim berkata, ”Dua harta yang dengannya aku tidak takut kefakiran; percaya sepenuhnya kepada Allah dan putus asa dengan apa yang ada di tangan manusia”. (Jami’ul Ulum, 353)
SEJENAK BERSAMA HATI
- Barangsiapa mengagungkan hak Allah di hatinya hingga tidak melakukan maksiat kepada-Nya, niscaya Allah akan mengagungkannya di hati manusia hingga mereka tidak menghinakannya.
- Kehancuran hati karena merasa aman dari dosa dan karena lalai, sementara kesuburan hati karena takut terhadap dosa dan karena zikir.
- Hati yang bergantung pada nafsu akan tertutup dari Allah sebesar ketergantungannya terhadap nafsu tersebut.
- Hati adalah wadah Allah di muka bumi. Yang paling disukai-Nya adalah yang paling lembut, paling kuat.
- Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras.
- Barangsiapa menginginkan kejernihan hatinya, maka hendaklah ia mengutamakan Allah atas nafsu syahwatnya
- Hati bisa sakit sebagaimana badan pun bisa sakit, kesembuhannya dengan taubat dan menjaga diri dari dosa. Bisa pula kotor sebagaimana cermin, bersihnya dengan zikir. Bisa telanjang sebagaimana tubuh, perhiasannya adalah ketakwaan. Bisa lapar dan haus sebagaimana tubuh, makan dan minumnya adalah mengenal Allah, mencintai-Nya, bertawakkal, memasrahkan diri dan mengabdi hanya kepada-Nya.
- Tiada azab yang dikenakan kepada seorang hamba yang lebih besar daripada hati yang keras dan jauh dari Allah.
BERSIKAP ADIL
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :
“Urusan-urusan manusia akan jauh sangat mungkin tegak di dunia ini bersama keadilan yang kemungkinan ada percampuran padanya dalam beberapa dosa, daripada tegaknya urusan-urusan tersebut bersama kezaliman dalam hak-hak walaupun tidak bercampur dalam dosa.
Karena itulah dikatakan : ‘Sesungguhnya Allah menegakkan negara yang adil walaupun kafir, dan tidak akan menegakkan negara yang zalim walaupun muslim’.
Dikatakan juga : ‘Dunia akan langgeng bersama keadilan dan kezaliman, dan tidak akan langgeng bersama kezaliman dan Islam’.
Yang demikian karena keadilan adalah prinsip segala sesuatu. Jika urusan dunia dilaksanakan dengan keadilan, dia akan tegak, walaupun pelakunya tidak memiliki bagian (keimanan) dalam agama ini. Dan kapan urusan itu dilaksanakan tanpa keadilan, dia tidak akan tegak, walaupun pelakunya memiliki keimanan yang akan mencukupinya di akhirat...”.
[al Istiqaamah, II/ 247-248, tahqiq : Muhammad Rasyad Salim]
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :
“Urusan-urusan manusia akan jauh sangat mungkin tegak di dunia ini bersama keadilan yang kemungkinan ada percampuran padanya dalam beberapa dosa, daripada tegaknya urusan-urusan tersebut bersama kezaliman dalam hak-hak walaupun tidak bercampur dalam dosa.
Karena itulah dikatakan : ‘Sesungguhnya Allah menegakkan negara yang adil walaupun kafir, dan tidak akan menegakkan negara yang zalim walaupun muslim’.
Dikatakan juga : ‘Dunia akan langgeng bersama keadilan dan kezaliman, dan tidak akan langgeng bersama kezaliman dan Islam’.
Yang demikian karena keadilan adalah prinsip segala sesuatu. Jika urusan dunia dilaksanakan dengan keadilan, dia akan tegak, walaupun pelakunya tidak memiliki bagian (keimanan) dalam agama ini. Dan kapan urusan itu dilaksanakan tanpa keadilan, dia tidak akan tegak, walaupun pelakunya memiliki keimanan yang akan mencukupinya di akhirat...”.
[al Istiqaamah, II/ 247-248, tahqiq : Muhammad Rasyad Salim]
SESEMBAHAN-SESEMBAHAN SELAIN ALLAH TA'ALA
Mengapa kaum muslimin membenci aqidah Trinitas orang-orang Nasrani? Untuk apa kaum muslimin memerangi mereka sementara mereka sendiri tidak sampai kepada apa yang dilakukan oleh sebagian orang-orang Islam?!
Nasrani beriman kepada Tuhan yang tiga (Trinitas), walaupun mereka sendiri juga merasakan keanehan dengaan aqidah tersebut dan sangat jauh dari akal sehat. Mereka pun memberikan penafsiran bahwa tiga oknum tersebut dihukumi sebagai wujud yang satu. Adapun kaum muslimin, mereka telah meyakini ribuan “tuhan-tuhan”, yang sebagian besarnya adalah akar-akar pohon, jasad-jasad orang mati, potongan-potongan batu tanpa mereka sadari...
(Dikutip dari "Dum'ah 'ala al Islam", karya Sastrawan Mesir, Mustafa Luthfi al Manfaluthi)
Mengapa kaum muslimin membenci aqidah Trinitas orang-orang Nasrani? Untuk apa kaum muslimin memerangi mereka sementara mereka sendiri tidak sampai kepada apa yang dilakukan oleh sebagian orang-orang Islam?!
Nasrani beriman kepada Tuhan yang tiga (Trinitas), walaupun mereka sendiri juga merasakan keanehan dengaan aqidah tersebut dan sangat jauh dari akal sehat. Mereka pun memberikan penafsiran bahwa tiga oknum tersebut dihukumi sebagai wujud yang satu. Adapun kaum muslimin, mereka telah meyakini ribuan “tuhan-tuhan”, yang sebagian besarnya adalah akar-akar pohon, jasad-jasad orang mati, potongan-potongan batu tanpa mereka sadari...
(Dikutip dari "Dum'ah 'ala al Islam", karya Sastrawan Mesir, Mustafa Luthfi al Manfaluthi)
Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu :
“Adapun mengucapkan selamat berkenaan dengan syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi mereka adalah HARAM menurut kesepakatan para ulama, seperti mengucapkan selamat terhadap Hari-Hari besar mereka dan puasa mereka, sembari mengucapkan, ‘Semoga Hari raya anda diberkahi’ atau anda yang diberikan ucapan selamat berkenaan dengan perayaan hari besarnya itu dan semisalnya.
Perbuatan ini, kalaupun orang yang mengucapkannya dapat lolos dari kekufuran, maka dia tidak akan lolos dari melakukan hal-hal yang diharamkan.
Ucapan semacam ini setara dengan ucapannya terhadap perbuatan sujud terhadap SALIB bahkan lebih besar dari itu dosanya di sisi Allah dan amat dimurkai dari pada memberikan selamat atas perbuatan minum-minum khamar, membunuh jiwa, melakukan perzinaan dan sebagainya. Banyak sekali orang yang tidak sedikitpun tersisa kadar keimanannya, yang terjatuh ke dalam hal itu sementara dia tidak sadar betapa buruk perbuatannya tersebut.
Jadi, barangsiapa yang mengucapkan selamat kepada seorang hamba karena melakukan suatu maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka berarti dia telah menghadapi Kemurkaan Allah dan Kemarahan-Nya.” (Ahkaam Ahl Adz Dzimmah, I/ 162)
Merasa aman dari dosa dan Putus asa dari Rahmat-Nya
Diriwayatkan dari sebagian Salaf, “Seburuk-buruk dosa besar adalah merasa aman dari makar Allah dan berputus-asa dari rahmat-Nya”. (al Fawaa-id, hal. 232)
Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu berkata :“Seorang alim tidak akan membuat manusia berputus asa dari rahmat Allah, dan tidak membuat mereka merasa aman dari siksa-Nya”. (Mukhtashar Minhaj al Qashidin, hal. 285)
ISLAM ADALAH TAUHID & SUNNAH
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullâhu :
“Dînul Islam tegak diatas dua pondasi; yaitu diatas (kaedah) hanya Allah yang diibadahi dan tidak dipersekutukan dengan sesuatu, dan diatas (kaedah) bahwa Allah diibadahi dengan apa yang Dia syari’atkan melalui lisan nabi-Nya shallallâhu ‘alaihi wasallam.
Keduanya ini merupakan hakikat ucapan kita ; asy-hadu an lâ ilâha illa_Llâhu wa asy-hadu anna Muhammadan ‘abduhû wa rasûluhu.
Al Ilâh, Dia-lah yang tunduk kepadanya hati dalam ibadah, isti’ânah (memohon pertolongan), mahabbah (cinta), pengagungan, khauf (rasa takut), rajâ’ (pengharapan), pemuliaan dan penghormatan. Allah ‘azza wa jalla berhak untuk tidak dipersekutukan dengan yang selain-Nya dalam ibadah-ibadah tersebut.
Maka tidak diibadahi kecuali Allah, tidak diseru dalam doa kecuali Allah, tidak ditakuti kecuali Allah dan tidak ditaati kecuali Allah”.
(Qâ’idah Jalîlah, hal. 179)
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullâhu :
“Dînul Islam tegak diatas dua pondasi; yaitu diatas (kaedah) hanya Allah yang diibadahi dan tidak dipersekutukan dengan sesuatu, dan diatas (kaedah) bahwa Allah diibadahi dengan apa yang Dia syari’atkan melalui lisan nabi-Nya shallallâhu ‘alaihi wasallam.
Keduanya ini merupakan hakikat ucapan kita ; asy-hadu an lâ ilâha illa_Llâhu wa asy-hadu anna Muhammadan ‘abduhû wa rasûluhu.
Al Ilâh, Dia-lah yang tunduk kepadanya hati dalam ibadah, isti’ânah (memohon pertolongan), mahabbah (cinta), pengagungan, khauf (rasa takut), rajâ’ (pengharapan), pemuliaan dan penghormatan. Allah ‘azza wa jalla berhak untuk tidak dipersekutukan dengan yang selain-Nya dalam ibadah-ibadah tersebut.
Maka tidak diibadahi kecuali Allah, tidak diseru dalam doa kecuali Allah, tidak ditakuti kecuali Allah dan tidak ditaati kecuali Allah”.
(Qâ’idah Jalîlah, hal. 179)
PARA NABI DAN SYUHADA' PUN MERASA IRI
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Sesungguhnya di sekitar 'Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya. Diatas mimbar-mimbar itu terdapat orang-orang yang pakaian mereka adalah cahaya dan wajah-wajah mereka juga cahaya. Mereka bukan para nabi, dan bukan pula syuhada. Para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka".
Mereka (para Sahabat) berkata : "Wahai Rasulullah, sebutkan sifat-sifat mereka kepada kami".
Beliau berkata : "(Mereka adalah) orang-orang yang saling mencintai karena Allah, orang-orang yang saling duduk bersama karena Allah, dan orang-orang yang saling berkunjung karena Allah".
[Terjemah HR. An Nasa'i rahimahullahu]
KEHORMATAN BESAR UNTUK WANITA
Kehormatan besar menjadi milik perempuan yang berhasil menjadikan manusia besar dalam kemanusiaannya, bukan perempuan yang menjadikan manusia besar dalam kebinatangannya
Kehormatan besar menjadi milik perempuan yang berhasil menjadikan manusia besar dalam kemanusiaannya, bukan perempuan yang menjadikan manusia besar dalam kebinatangannya
Meskipun perempuan tipe kedua ini biasa disebut cantik oleh manusia, tetapi sejatinya ia buruk, tidak cantik. Sebab, seorang mukmin dengan keimanan yang benar mesti hidup bersama apa yang bisa memperbaiki manusia, bukan apa yang dianggap baik oleh manusia...
@ Musthafa Shadiq Ar Rafi'i rahimahullahu dalam Wahyul Qalam, II/ 151
KEUTAMAAN ILMU SYAR'I
Berkata Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullahu : "Sebagian besar dari para imam telah menyebutkan dengan sangat jelas bahwa amal yang paling utama setelah ibadah-ibadah wajib adalah menuntut ilmu.
Berkata as Syafi’i :’Tidak ada sesuatu yang lebih utama setelah ibadah wajib daripada menuntut ilmu’. Inilah yang disebutkan sahabat-sahabatnya darinya bahwa pendapat ini adalah mazhabnya.
Demikian juga perkataan Sufyan ats Tsaury.
Pengikut mazhab Hanafi juga menukil pendapat yang demikian dari Abu Hanifah.
Adapun Ahmad, telah dinukil dari beliau tiga riwayat, salah satunya adalah ilmu. Ditanyakan (seseorang) kepadanya : Apakah yang paling Anda sukai, aku duduk pada malam hari untuk menulis (ilmu) atau shalat sunnah? Beliau menjawab :’Engkau menulis yang dengannya engkau mengetahui urusan agamamu lebih aku sukai!’.”
Sampai pada perkataannya :
“Adapun Malik, maka berkata Ibnul Qasim : Aku mendengar Malik berkata : Sesungguhnya segolongan manusia telah sibuk dengan ibadah dan melalaikan ilmu, maka mereka memberontak terhadap umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan senjata-senjata mereka. Jika saja mereka mengikuti ilmu, niscaya ilmu itu akan menghalangi mereka dari perbuatan tersebut’.”
[Ibnul Qayyim dalam Miftaah Daar as Sa’aadah, 1 / 119]
MEREKA HANYA BERMODAL TAKLID KEPADA NENEK MOYANG
Berkata Imam Muhammad bin Ismâ’îl al Amîr ash Shan’âni rahimahullâhu (wafat tahun 1182 H/ 1769 M) :
“Jika Anda menginginkan sikap adil, meninggalkan tradisi ikut-ikutan kepada nenek moyang, dan Anda mengetahui bahwa kebenaran adalah apa yang tegak atasnya dalil, bukan apa yang disepakati oleh seluruh alam dari generasi ke generasi; maka ketahuilah bahwa perkara-perkara ini, yang kami dengung-dengungkan tentang pengingkarannya, yang kami usahakan untuk menghancurkan cahayanya, semua itu muncul dari orang-orang awam yang ke-Islaman mereka adalah taklid (ikut-ikutan) kepada nenek moyang tanpa dalil!!
Salah seorang diantara mereka tumbuh besar dan mendapatkan penduduk negerinya mengajarkannya : agar dia menyebut nama orang yang mereka memiliki keyakinan tertentu terhadapnya. Dia melihat mereka bernadzar untuknya, dan mereka melakukan perjalanan menuju ke kuburnya… Diatas perkara inilah seorang anak kecil akan tumbuh besar, dan orang dewasa menjadi tua. Dan mereka sama sekali tidak mendengarkan dari seorang pun yang mengingkari mereka…
Tidak tersembunyi lagi bagi seseorang yang mengetahui sedikit dari ilmu al-Kitab dan as-Sunnah dan al-Atsar, bahwa diamnya seluruh alam atas terjadinya sebuah kemungkaran bukanlah dalil akan bolehnya perbuatan mungkar tersebut!!”
(Tathhîr al I’tiqâd ‘an Adrân al Ilhâd, Imam ash Shan’âni, hal. 36 dengan ringkasan)
BERPISAH DARI DALIL ...
Berkata Syaikhul Islam Ahmad Ibnu Taimiyah rahimahullahu :
من فارق الدليل ضلّ السبيل, ولا دليل إلا بما جاء به الرسول صلى الله عليه وسلم
Siapa yang berpisah dari dalil, niscaya dia akan tersesat dari jalan ini (as Sabîl); dan tidak ada dalil melainkan apa yang dibawa oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam. [Miftâh Dâr as Sa’âdah, I/ 85, Madârij as Sâlikîn, II/ 361]
FITNAH WANITA ...
Dari Ali bin Zaid, dari Sa'id bin Al Musayyib, ia berkata :
"Tidaklah syaitan berputus asa dari sesuatu, melainkan dia akan datang dari arah (fitnah) wanita".
Sa'id juga pernah berkata kepada kami, sementara umurnya saat itu 84 tahun, telah buta salah satu matanya dan dia hanya melihat dengan sebelahnya : "Tidak ada sesuatu yang sangat aku takutkan selain fitnah wanita".
[Shifah ash Shofwah, II/ 80]
ILMU ITU SANGAT BANYAK
Berkata Al Laits bin Sa'ad rahimahullahu dan lainnya :
Seorang laki-laki menulis surat kepada Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu yang meminta kepadanya, "Tuliskan untukku ilmu seluruhnya!"
Ibnu Umar pun membalasnya :
"Ilmu itu sangat banyak. Akan tetapi, jika engkau mampu untuk berjumpa dengan Allah dalam keadaan ringan punggungmu dari darah-darah manusia [1], kosong perutmu dari harta-harta mereka[2], menjaga lisanmu dari kehormatan-kehormatan mereka [3], komitmen terhadap urusan jamaah (persatuan) mereka [4], hendaknya engkau lakukan!"
(Siyar A'laam an Nubalaa', III/ 222)
Catatan :
[1] Tidak menumpahkan darah yang diharamkan/ membunuh.
[2] Tidak memakan harta yang diharamkan dengan jalan mencuri, menipu, dan lain-lain.
[3] Dengan tidak menggunjing, memfitnah, mengadu domba dan lain-lain.
[4] Selalu komitmen dengan jamaah kaum muslimin dibawah kepemimpinan seorang imam/ penguasa.
MEMBANGUN DIATAS KUBURAN
Berkata Imam Muhammad bin Ali asy-Syaukani dalam risalahnya :
“Ketahuilah bahwa manusia telah sepakat, yang terdahulu maupun yang belakangan, yang awal dan yang akhir, sejak masa Sahabat radhiyallahu ‘anhum sampai saat ini, bahwa meninggikan kuburan dan membuat bangunan diatasnya adalah termasuk bid’ah-bid’ah yang telah pasti larangannya dan sangat keras ancaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bagi pelakunya –sebagaimana yang akan datang penjelasannya-, dan tidak ada yang menyelisihi perkara ini seorang pun dari seluruh kaum muslimin.” (Syarh ash-Shudur bi Tahrim Raf’il Qubur” hal. 17)
Berkata Imam al-Hafidz as-Suyuthi asy-Syafi’i rahimahullah dalam “al-Amru bil Ittiba’” hal. 59-60 :
“Adapun membangun masjid diatas kuburan, menyalakan lampu, lilin ataupun pelita, maka seluruh ulama-ulama mazhab dengan sangat jelas telah menyebutkan pelarangannya, dan tidak diragukan lagi akan keharamannya.”
Berkata Imam Ibnu Abidin al-Hanafy dalam “Hasyiyah”nya (I/601) :
“Adapun mendirikan bangunan diatas kubur, maka saya tidak pernah mendapatkan orang yang memilih (pendapat) tentang kebolehannya.”
Berkata Imam al-Qurthubi al-Maliki dalam tafsir ayat Surat al-Kahfi : 12 (X/379-380):
“Berkata ulama-ulama (mazhab) kami : Ini mengharamkan bagi kaum muslimin untuk menjadikan kuburan para nabi dan para ulama sebagai masjid.”
[Sumber : Tashil Tahdzib Al Aqidah Al Islamiyyah]
KEISTIMEWAAN AGAMA MEREKA ADALAH KEBOHONGAN
Ketika prinsip mazhab mereka bersandar pada kejahilan, merekalah sekte yang paling banyak kedustaan dan kebodohannya. Para ulama yang pakar dalam periwayatan dan sanad telah bersepakat bahwa Syi'ah Rafidhah adalah sekte yang paling pendusta. Kedustaan dalam agama mereka adalah perkara yang sudah lama. Karenanya, para Imam dalam Islam mengenal keistimewaan mereka dengan banyaknya berdusta!" [Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu, Minhaj as Sunnah an Nabawiyyah, I/ 59]
Sesungguhnya manusia telah memperbagus perkataan mereka. Siapa yang perkataannya selaras dengan perbuatannya maka itulah yang telah mendapatkan bagian kebaikannya. Dan siapa yang perkataannya menyelisihi perbuatannya, maka sesungguhnya dia sedang menjelekkan dirinya sendiri ... [Ibnul Qayyim rahimahullahu, Al Fawaa-id, hal. 215]
Berkata Imam Al Fakihani Al Maliki rahimahullahu : "Saya tidak pernah mengetahui asal (pensyari'atan) maulid ini dalam Kitab maupun Sunnah. Dan sama sekali tidak pernah dinukil pengamalannya dari seorang pun dari para ulama umat, yang mereka itu adalah qudwah (teladan) dalam agama ini, yang berpegang teguh dengan jejak orang-orang (shalih) terdahulu.
Bahkan ini merupakan bid'ah yang diada-adakan oleh para pengangguran dan juga syahwat jiwa yang merupakan peluang bagi orang-orang yang suka makan... Tidak pernah diizinkan oleh Syari'at. Tidak pernah dikerjakan oleh para Sahabat, tidak juga para Tabi'in, dan tidak juga dikerjakan oleh para ulama yang taat beragama -menurut pengetahuanku-. Inilah jawabanku dihadapan Allah Ta'ala jika aku ditanya tentang hal tersebut".
[Tahdzib Tashil Al 'Aqidah Al Islamiyyah, hal. 200, dengan menukil dari Imam Al Fakihani Al Maliki dalam bukunya Al Maurid Fi 'Amal Al Maulid, hal. 8-10]
ANGGOTA TUBUH AKAN IKUT BERSAKSI
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata :
Kami berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tiba-tiba beliau tertawa sampai terlihat gerahamnya. Beliau bersabda : "Tahukah kalian sebabnya aku tertawa?"
Kami berkata : "Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui".
Beliau berkata : "Aku tertawa disebabkan perdebatan seorang hamba terhadap Rabb-nya pada hari Kiamat.
Dia berkata : Wahai Rabb, bukankah Engkau menjamin keamanan untukku dari kezaliman?
Allah berkata : Tentu saja.
Dia berkata : (Kalau begitu) aku tidak inginkan saksi kecuali dari diriku sendiri.
Allah berfirman : Cukuplah dirimu pada hari ini sebagai saksi dan juga para malaikat yang mulia.
Maka dibungkamlah mulutnya, dan dikatakan kepada anggota-anggota tubuhnya : Berbicaralah!
Mereka pun akhirnya berbicara tentang amal perbuatannya. Kemudian dibiarkan antara dirinya dengan mereka untuk berbicara. Dia berkata : Celaka kalian. Untuk kalian aku telah berbuat!!..."
[Terjemah HR. Imam Muslim dan lain-lain, semoga Allah merahmati mereka]
SELAMATKAN AQIDAH UMAT DARI SYIRIK
Berkata Imam Muhammad bin Ali asy Syaukâni rahimahullâhu (w. 1250 H) :
"Telah datang kepada kami berita-berita yang tidak ada keraguan lagi bersamanya, bahwa diantara para pemuja kubur atau sebagian besar mereka jika datang kepadanya permintaan untuk bersumpah dari musuhnya, maka dia akan bersumpah dusta atas nama Allah. Dan jika dikatakan padanya setelah itu : ‘Bersumpahlah dengan Syaikh-mu atau Wali Fulan yang engkau yakini!’, ia pun mundur, takut, enggan dan mengakui yang sebenarnya!!
Ini merupakan bukti yang paling jelas yang menunjukkan bahwa kesyirikan mereka telah melebihi kesyirikan orang yang mengatakan : Allah Ta’ala adalah salah satu dari dua, atau salah satu dari tiga oknum…
Wahai para ulama Islam! .. Wahai para penguasa kaum muslimin!
Dosa apa yang lebih berat daripada kekufuran?!
Bencana apa yang lebih berbahaya bagi agama ini selain beribadah kepada selain Allah?!
Musibah apa yang menimpa kaum muslimin yang bisa menyamai musibah ini?!
Kemungkaran apa yang lebih wajib diingkari jika bukan pengingkaran terhadap kesyirikan yang sangat jelas ini?! …”
Bencana apa yang lebih berbahaya bagi agama ini selain beribadah kepada selain Allah?!
Musibah apa yang menimpa kaum muslimin yang bisa menyamai musibah ini?!
Kemungkaran apa yang lebih wajib diingkari jika bukan pengingkaran terhadap kesyirikan yang sangat jelas ini?! …”
(Nail al Authâr, IV/ 401-402)
Wanita Shalihah Perhiasan Dunia yang Sebenarnya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya dunia ini adalah perhiasan. Dan tidak ada sesuatu dari perhiasan dunia yang lebih utama daripada seorang wanita yang shalihah." [Terjemah HR. Ibnu Majah rahimahullahu dari hadits Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma, no. 1845, dan dishahihkan oleh Al Albani rahimahullahu]
Wanita Shalihah Perhiasan Dunia yang Sebenarnya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya dunia ini adalah perhiasan. Dan tidak ada sesuatu dari perhiasan dunia yang lebih utama daripada seorang wanita yang shalihah." [Terjemah HR. Ibnu Majah rahimahullahu dari hadits Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma, no. 1845, dan dishahihkan oleh Al Albani rahimahullahu]
Senin Kamis, syirik dan Silaturahmi
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : "Amal-amal akan diperlihatkan pada setiap hari Senin dan Kamis. Allah akan mengampuni setiap orang yang tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatu. Kecuali seseorang yang antara dirinya dan saudaranya ada permusuhan, maka Dia akan berfirman : 'Biarkan kedua orang ini sampai mereka berdamai!'." [Terjemah HR. Muslim dan at Tirmidzi, semoga Allah merahmati keduanya]
MENANGISLAH UNTUK ISLAM ...
Berkata Imam Muhammad bin Ali asy Syaukâni rahimahullâhu (w. 1250 H) :
“Berapa banyak keburukan yang terjadi akibat pembuatan dan memperindah kubah-kubah kuburan yang dengannya Islam ini layak untuk ditangisi.
Diantaranya adalah keyakinan orang-orang jahil seperti keyakinan orang-orang kafir terhadap berhala-berhala bahkan lebih buruk dari itu. Mereka menyangka bahwa (penghuni) kubur-kubur itu mampu untuk memberi manfaat dan menolak keburukan. Akibatnya, mereka menjadikannya tujuan untuk menuntut pemenuhan berbagai macam hajat dan tempat kembali untuk kesuksesan dalam usaha. Mereka meminta darinya apa yang diminta para hamba dari Rabb-nya, mengadakan perjalanan kepadanya, mengusap-usapnya dan beristighatsah!!
Ringkasnya, mereka tidak meninggalkan sesuatu pun dari apa yang dahulu dilakukan orang-orang Jahiliyah terhadap berhala melainkan mereka juga melakukannya. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un…
Namun, dengan kemungkaran yang sangat buruk dan kekufuran yang sangat busuk ini, kami tidak mendapatkan orang yang marah untuk Allah atau memiliki ghirah (kecemburuan) untuk membela agama yang hanif; tidak seorang alim, pelajar, amir, menteri dan tidak juga seorang raja!!..."
(Nail al Authar, IV/ 401-402)
Wallaahul musta'an ... Semoga kita bisa lebih peduli lagi dengan persoalan-persoalan tauhid dan lawannya yang merupakan dosa yang paling buruk; yaitu kesyirikan ...
Hati-hati Dalam Mengambil Ilmu
Berkata Imam Malik bin Anas rahimahullahu : “Sesungguhnya ilmu (agama) ini adalah daging dan darahmu. Engkau akan ditanya tentangnya kelak pada hari Kiamat. Maka lihatlah dari siapa engkau mengambilnya … ”. [al Muhaddits al faashil, hal. 416, al Kifaayah, hal. 21]
Dukun dan Seratus Kedustaan
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata : Orang-orang telah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang dukun-dukun, maka beliau bersabda : "Mereka itu bukan apa-apa!"
Jagalah Lisan !!!
Memakai Kedua Sandalnya, atau Melepaskan Keduanya
Jangan Menjauhi-Nya
Jika Allah Telah Menghendakinya
Hikmah Wanita
Perjalanan
Hindari Kenyang
Setiap Kunci Memiliki Gigi
Jangan Khawatir Dengan Rizkimu
Tamu dan Harta
Semangatlah wahai Muslim, untuk mengenal Islam-mu dari Kitab Rabb-mu dan Sunnah Nabi-mu dan jangan mengatakan : Berkata fulan!
Karena kebenaran tidak dikenali dengan tokoh. Bahkan kenalilah kebenaran niscaya engkau akan mengenali tokoh-tokoh tersebut.
(Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani rahimahullahu, as Silsilah ash Shahihah, I/ 193)
Mati Diatas Petunjuk Allah dan Rasul-Nya
"Jalan (agama) Allah ini panjang. Kita berjalan diatasnya seperti penyu. Bukanlah menjadi yang terpenting bagi kita sampai di penghujung jalan. Akan tetapi, tujuan utama kita adalah mati diatas jalan tersebut…" (Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, semoga Allah merahmati beliau)
Adzan dan Shaf Pertama
Mereka Sama !
"Orang yang mengatakan kekejian dan orang yang menyebarkannya, dalam dosa adalah sama"
Tidak Perlu melihat Manusia
Kebaikan dalam 5 Perkara
Kata Imam Syafi’i rahimahullah,
Semoga kita bisa memiliki hati semacam ini. Wallahu waliyyut taufiq. www.rumaysho.com
Lihat Temannya
Jangan menetapkan penilaian terhadap seseorang sampai kamu memperhatikan siapa yang menjadi temannya. (Al Ibanah 2/480 No. 514)
Diantara Kebaikan Ilmu Syar'i
Akan lahir dari ilmu:
- kemuliaan walaupun orangnya hina,
- kekuatan walaupun orangnya lemah,
- kedekatan walaupun orangnya jauh,
- kekayaan walaupun orangnya fakir, dan
- kewibawaan walaupun orangnya tawadhu'
(Wahab bin Munabbih rahimahullah)
Ujian Adalah kebaikan
Berkata Asy-Syibli :
أحبك الخلق لنعمائك وأنا أحبك لبلائك
"Manusia mencintai-Mu karena nikmat-Mu, tapi aku mencintai-Mu karena ujian-Mu." (Shifatush Shafwah : 2/458)
Ucapan Seseorang Boleh Ditinggalkan Kecuali Rasulullah
Al-Imam Malik rahimahullah mengatakan,
كُلُّ كَلَامٍ فِيْهِ مَقْبُولٌ وَمَرْدُودٌ إِلاَّ كَلَامَ صَاحِبِ هَذَا الْقَبْرِ
“Setiap perkataan bisa diterima dan bisa ditolak, selain perkataan penghuni kubur ini (yakni, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam).” (Siyar A’lami an-Nubala, 8/93)
Hal yang sama diucapkan pula oleh al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, “Pendapat seseorang bisa diambil dan ditinggalkan, selain (apa yang dari) Nabi n (wajib diterima atau diambil).” (Masa’il al-Imam Ahmad, no. 1786. Lihat Ithafu al-‘Uqul bi Syarhi ats-Tsalatsatil Ushul, asy-Syaikh Ubaid bin Abdillah al-Jabiri, hlm. 9)
Keutamaan Ilmu
Imam Syafi'i berkata: "Mencari Ilmu lebih baik daripada shalat sunnah." [Hilyatul Auliya' 9/119]
Qatadah berkata: "Satu bab ilmu yang dihafalkan seseorang untuk mencari keshalihan pribadinya dan juga keshalihan orang banyak lebih baik daripada ibadah satu tahun penuh." [Hilyatul Auliya' 2/341]
Hasan berkata: "Sungguh, satu bab ilmu yang aku pelajari lebih aku sukai dariapda dunia dan isinya." [Hilyatul Auliya' 6/271]
Ketahuilah !!
Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah perbuatan keji merajalela pada suatu kaum, yang dipraktekkan secara terang-terangan di tengah-tengah mereka, melainkan pasti akan merebak wabah dan penyakit membinasakan yang belum pernah ada pada generasi sebelumnya. Dan tidaklah suatu kaum menahan (tidak membayar) zakat, melainkan mereka akan dihalangi dari tetesan air dari langit, kalau saja bukan karena binatang ternak, niscaya mereka tidak akan diberi hujan. Dan tidaklah suatu kaum (berbuat curang dalam jual beli dengan) mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka akan ditimpa kekeringan yang berkepanjangan dan dahsyatnya beban hidup, serta kejahatan penguasa. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka berhukum dengan hukum selain hukum Allah, melainkan Allah menjadikan musuh menguasai mereka dan merampas sebagian yang dikuasai oleh tangan-tangan mereka. Dan tidaklah mereka menolak (tidak mengamalkan) Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, melainkan Allah akan menjadikan pertikaian atau permusuhan antara sesama mereka.” (Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib no. 2187)
Istighfar
Imam al-Qurthubi rahimahullaah (wafat: 671-H) pernah mengatakan:
وَالِاسْتِغْفَارُ وَإِنْ وَقَعَ مِنَ الْفُجَّارِ يُدْفَعُ بِهِ ضَرْبٌ مِنَ الشُّرُورِ وَالْأَضْرَارِ
“Istighfar; jika dipanjatkan oleh orang-orang bejat (sekalipun), bisa menolak terjadinya hal-hal yang buruk dan mampu menepis berbagai kemudaratan.” [Tafsir al-Qurthubi: 7/399]
3 Perkara
Imam Dzun Nun Al-Mishri (wafat 246H) rahimahullah berkata: "Dulu para 'Ulama saling memberi Wasiat & Menulis Surat kepada yang lain dengan 3 PERKARA: Barangsiapa memperbaiki perkara yang ia sembunyikan, maka Allah akan memperbaiki perkara yang ia tampakkan. Barangsiapa memperbaiki hubungan antara dia dan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungan antara dia & manusia. Barangsiapa memperbaiki urusan akhiratnya, maka Allah akan memperbaiki urusan dunianya" (As-Siyar 19/141)('Awaiqu Ath-Tholab karya Syaikh Abdussalam Barjas rahimahullah)
Bait Syair dalam Kitab Ighatsat Al-Lahfan karya Ibnul Qoyyim
Hakekat Sayang kepada Anak
“Orang yang membiarkan anaknya lalai dengan alasan sayang sama dia itu pada hakekatnya sayang yang bodoh. Tapi ketika orang tua yang memaksa anaknya walaupun dia nangis sekalipun untuk kebaikan si anak, itu adalah hakikat kasih sayang. Karena sayang kepada anak itu artinya memberikan kepada anak kemashlahatannya dan mencegah dari dia kemudhorotannya….” (Ust Badrusalam menukil perkataan Ibnul Qoyyim dalam kitab Madarikus Salikin.)
Menuntut Ilmu
Imam An-Nawawi rahimahullaahu ta'ala berkata,
www.faisalchoir.blogspot.com
Sumber:
“Berapa banyak keburukan yang terjadi akibat pembuatan dan memperindah kubah-kubah kuburan yang dengannya Islam ini layak untuk ditangisi.
Diantaranya adalah keyakinan orang-orang jahil seperti keyakinan orang-orang kafir terhadap berhala-berhala bahkan lebih buruk dari itu. Mereka menyangka bahwa (penghuni) kubur-kubur itu mampu untuk memberi manfaat dan menolak keburukan. Akibatnya, mereka menjadikannya tujuan untuk menuntut pemenuhan berbagai macam hajat dan tempat kembali untuk kesuksesan dalam usaha. Mereka meminta darinya apa yang diminta para hamba dari Rabb-nya, mengadakan perjalanan kepadanya, mengusap-usapnya dan beristighatsah!!
Ringkasnya, mereka tidak meninggalkan sesuatu pun dari apa yang dahulu dilakukan orang-orang Jahiliyah terhadap berhala melainkan mereka juga melakukannya. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un…
Namun, dengan kemungkaran yang sangat buruk dan kekufuran yang sangat busuk ini, kami tidak mendapatkan orang yang marah untuk Allah atau memiliki ghirah (kecemburuan) untuk membela agama yang hanif; tidak seorang alim, pelajar, amir, menteri dan tidak juga seorang raja!!..."
(Nail al Authar, IV/ 401-402)
Wallaahul musta'an ... Semoga kita bisa lebih peduli lagi dengan persoalan-persoalan tauhid dan lawannya yang merupakan dosa yang paling buruk; yaitu kesyirikan ...
Zikir yang Paling Utama
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Zikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallaahu". [HR. at Tirmidzi rahimahullahu, dan beliau berkata : "Hadits hasan"]
Hati-hati Dalam Mengambil Ilmu
Berkata Imam Malik bin Anas rahimahullahu : “Sesungguhnya ilmu (agama) ini adalah daging dan darahmu. Engkau akan ditanya tentangnya kelak pada hari Kiamat. Maka lihatlah dari siapa engkau mengambilnya … ”. [al Muhaddits al faashil, hal. 416, al Kifaayah, hal. 21]
Tidak Diterima Shalatnya Selama 40 Hari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
من أتى عرافًا فسأله عن شيئٍ فصدّقهُ لم تقبل له صلاة أربعين يومًا
"Barangsiapa yang mendatangi paranormal/ dukun, kemudian dia bertanya tentang sesuatu dan membenarkannya, tidak akan diterima untuknya shalat selama 40 hari". [HR. Imam Muslim rahimahullahu]
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK SYI'AH
1. Disaat kami melihat Syiah mendekatkan diri kepada Allah dengan mencaci-maki para pembesar Shahabat, terutama tiga khalifah: Abu Bakar, Umar dan Utsman, ternyata kami tidak menjumpai seorang Sunni pun yang mencaci-maki seorang pun dari Ahlul Bait! Bahkan mereka mendekatkan diri kepada Allah dengan mencintai Ahlul Bait.
Ini adalah perkara yang tidak bisa dipungkiri oleh Syiah, walaupun dengan kedustaan.
2. Jika Syiah menyebutkan bahwa mereka yang hadir di Ghadir Khum itu ribuan Shahabat yang semuanya telah mendengar wasiat tentang kekhilafahan untuk Ali sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mengapa tidak seorangpun dari ribuan shahabat itu datang dan marah kepada Abu Bakar?! Bahkan tidak pula Ammar, Miqdad ataupun Salman (yang merupakan pengikut setia Imam Ali menurut klaim Syiah).
3. Jika kaum munafik dan kaum yang murtad sedemikian banyak jumlahnya sebagaimana yang diklaim Syiah setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu bagaimana Islam berkembang?! Dan bagaimana Persia dan kekuasaan Romawi Timur bisa jatuh, serta Baitul Maqdis juga ditaklukkan?
4. Syiah menyangka bahwa Muawiyah adalah kafir. Lalu kami dapati al Hasan turun dari tampuk kekuasaan untuknya padahal ia adalah imam yang ma’shum. Maka konsekuensinya mereka harus mengakui bahwa al Hasan telah turun dari tampuk kekuasaan untuk diserahkan kepada orang kafir. Ini menyelisihi kema’shumannya, atau berarti Muawiyah itu seorang muslim.
5. Syiah mengutuk Muawiyah, sementara kami tidak mendapati Imam Ali ‘alaihissalam mengutuknya dalam surat-suratnya.
6. Agama Islam telah sempurna pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdasarkan firman-Nya :”Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu”. [terjemah QS al Ma-idah ayat 3]
Sementara madzhab Syiah baru muncul setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam?!
(Disadur dari buku As-ilah Qôdat Syabâb asy Syî’ah ilâ al Haqq, Syaikh Sulaiman bin Shalih al Kharasyi)
Dukun dan Seratus Kedustaan
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata : Orang-orang telah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang dukun-dukun, maka beliau bersabda : "Mereka itu bukan apa-apa!"
Mereka berkata : "Wahai Rasulullah, mereka terkadang menceritakan sesuatu kepada kami, dan hal itu menjadi kenyataan?!"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Itu adalah ucapan yang berasal dari kebenaran yang dicuri oleh jin, kemudian dia masukkan ke dalam telinga wali-walinya, dan mereka pun mencampurnya dengan seratus kedustaan".
[Terjemah HR. al Bukhary dan Muslim]
الكهان bentuk jama' (plural) dari كاهن yaitu dukun-dukun yang mengabarkan hal-hal ghaib yang akan terjadi di masa depan.
Jagalah Lisan !!!
Dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda :
"Jika anak Adam berpagi-pagi, maka seluruh anggota tubuh akan memperingatkan lisan. Mereka mengatakan : Bertakwalah kepada Allah dalam diri kami, karena sesungguhnya keadaaan kami bergantung padamu. Jika engkau lurus, kami pun akan lurus; jika engkau bengkok, kami pun akan bengkok!" [Terjemah HR. Ahmad dan at Tirmidzi, semoga Allah merahmati keduanya]
Memakai Kedua Sandalnya, atau Melepaskan Keduanya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Janganlah salah seorang dari kalian berjalan dengan satu alas kaki. Hendaknya dia memakai keduanya, atau melepaskan keduanya". [Terjemah HR. al Bukhary, Muslim dan Abu Dawud]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Jika putus tali sandal salah seorang dari kalian, maka janganlah dia berjalan dengan yang satunya sampai dia memperbaikinya". [Terjemah HR. Muslim, An Nasa'i dan Ahmad]
Syaitan berjalan dengan satu sandal sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
ِإنَّ الشَّيْ َ طا َ ن يَمْشِي فِي النَّعْ ِ ل ْالوَاحِدَة
"Sesungguhnya syaitan itu berjalan dengan satu sandal" (Al Silsilah Al Shahihah (348), dikatakan bahwa dimakruhkan berjalan dengan memakai sepasang sandal yang berbeda. Al Adab Al Syr'iyah (510/3))
Jangan Menjauhi-Nya
Wahai orang yang menginfaqkan perdagangan umurnya untuk menyelisihi dan menjauh dari SANG KEKASIH, tidak ada pada musuh-musuhmu yang lebih berbahaya untukmu daripada dirimu sendiri!
[Imam Ibnul Qayyim, al Fawaa-id hal. 105]
SOMBONG, TAMAK DAN DENGKI
Pokok dari dosa-dosa seluruhnya ada tiga :
1. Kesombongan, dan dialah yang telah mengantarkan Iblis pada keadaannya.
2. Ketamakan, dialah yang telah mengeluarkan Adam dari surga.
3. Kedengkian, dan dialah yang telah menjadikan salah seorang putra Adam berani membunuh saudaranya.
Siapa yang dilindungi dari keburukan tiga perkara ini, maka dia telah dilindungi dari keburukan tersebut.
Kekafiran berasal dari kesombongan, maksiat berasal dari ketamakan, sikap aniaya dan kezaliman berasal dari kedengkian.
[Imam Ibnul Qayyim, Al Fawaa-id hal. 89]
Jika Allah Telah Menghendakinya
Telah datang ketetapan tentang kenabian Musa dan berimannya Asiyah istri Fir’aun. Maka digiringlah kotak itu ke rumahnya. Datanglah seorang bayi yang terpisah dari ibunya kepada seorang wanita yang tidak memiliki anak. Demi Allah! Betapa banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini. Berapa banyak anak yang dibunuh Fir’aun demi mencari Musa, sementara lisan takdir mengatakan :”Kami tidak akan memeliharanya kecuali dalam asuhanmu!"
(Al Fawaa-id, Ibnul Qayyim rahimahullahu)
TAWADHU'NYA SEORANG KHALIFAH
> Utsman –radhiallahu ‘anhu- selalu mengurus wudhu’nya sendiri pada malam hari. Dikatakan padanya :”Kalau engkau menyuruh pembantu-pembantumu itu sudah cukup bagimu”.
Utsman menjawab :”Tidak. Malam ini milik mereka untuk beristirahat”.
> Dari Maimun bin Mihran, ia berkata :”al-Hamadany telah telah memberitakan kepadaku bahwa ia melihat Utsman bin Affan mengendarai keledai bersama budaknya, Na’il, sementara beliau ketika itu adalah seorang khalifah”.
Ia juga berkata :”Aku melihat Utsman tidur di masjid beralaskan tikar, tidak seorang pun berada di sekelilingnya sementara ia adalah amirul mukminin”.
[Tarikh Khulafa']
SEBUAH KISAH KEMENANGAN
Pada kejadian tahun 1217, Al-Amir (Raja) Su’ud bin Abdul Aziz memasuki Makkah, berthawaf dan sa’i, kemudian ia membagi tentaranya untuk menghancurkan kubah-kubah yang dibangun diatas kuburan dan bangunan-bangunan kesyirikan. Dahulu di Makkah, yang seperti ini sangatlah banyak, baik di dataran rendahnya, atas, tengah dan rumah-rumahnya.
Ia tinggal di Makkah selama lebih dari dua puluh hari, dan kaum muslimin tinggal didalamnya selama belasan hari menghancurkan kubah-kubah (kuburan). Mereka berpagi-pagi setiap harinya untuk menghancurkannya.
Untuk Allah al Wâhid al Ahad mereka mendekatkan diri, hingga tidak tersisa di Makkah sesuatu pun dari bangunan-bangunan dan kubah-kubah itu kecuali mereka hancurkan, dan mereka jadikan serpihan tanah!!
(‘Unwân al Majd, I/ 263)
Hikmah Wanita
Seorang wanita desa yang lugu, mengasuh seorang anak dalam kasih sayangnya lebih utama untuk umat dan lebih bermanfaat untuk negeri daripada seribu wanita anggota parlemen atau seribu wanita pengacara. Hikmah Allah pada diri kalian adalah kalian menjadi ibu… (Azizah Abbas Ushfur)
Perjalanan
Demi Allah! Alangkah manisnya saat dimana kaki-kaki ketaatan berjalan diatas tanah kerinduan.
(Ibnul Qayyim rahimahullahu dalam Al Fawaa-id, hal. 119)
Nasehat Indah
Nasehat Indah
- Dosa-dosa adalah luka. Berapa banyak luka yang mengantarkan kepada kematian.
- Minuman hawa nafsu bagitu manis, namun dia akan mewariskan kehinaan.
- Siapa yang mengenal dirinya, dia akan sibuk memperbaikinya daripada melihat kepada aib-aib manusia
- Siapa yang tidak mengambil manfaat dengan matanya, niscaya dia tidak akan mengambil manfaat dengan telinganya.
Hindari Kenyang
‘Amr bin Qais berkata : ”Hindarilah kekenyangan, karena kekenyangan akan mengeraskan hati”. (Jami’ul Ulum wal Hikam, hal. 792)
Utsman bin Za-idah berkata : Sufyan ats-Tsaury menulis kepadaku : "Jika engkau ingin tubuhmu sehat dan tidurmu sedikit, maka kurangilah makan". (Jaami'ul 'Ulum wal Hikam, hal. 793)
LUASNYA SURGA
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
إن فى الجنة لشجرةً يسير الراكب الجواد المضمر السريع مائة سنة ما يقطعها
“Sesungguhnya di Surga terdapat sebuah pohon yang seseorang akan berjalan dengan mengendarai kuda yang terbaik dan tercepat selama seratus tahun, dan dia tidak mampu mengelilinginya!” (Hadits Muttafaq ‘alaihi)
Setiap Kunci Memiliki Gigi
Seseorang bertanya kepada Wahb bin Munabbih rahimahullahu : "Bukankah Laa ilaaha illallaahu merupakan kunci surga?"
Beliau menjawab : "Tentu saja. Akan tetapi, tidak ada kunci melainkan pasti memiliki gigi. Jika engkau datang dengan sebuah kunci yang memiliki gigi niscaya akan dibukakan untukmu, jika tidak, maka pintu itu tidak akan dibuka untukmu".
(Tahqiq Kalimah at Tauhid, Imam Ibnu Rajab al Hanbali rahimahullahu)
Jangan Khawatir Dengan Rizkimu
Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata : “Siapa yang mampu menyimpan perbendaharaannya di langit agar tidak dimakan ulat atau diambil pencuri, maka lakukanlah. Karena hati seseorang senantiasa bersama hartanya”. (al-Fawaa-id, hal. 217)
Cita-cita Termulia
Cita-cita yang paling mulia adalah cita-citanya orang yang telah bersiap-siap untuk menjumpai Kekasihnya.. (Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu, al Fawaa-id, hal. 118)
Cita-cita Termulia
Cita-cita yang paling mulia adalah cita-citanya orang yang telah bersiap-siap untuk menjumpai Kekasihnya.. (Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu, al Fawaa-id, hal. 118)
KESEMPITAN ITU PASTI AKAN BERLALU
Seorang penyair mengatakan :
تصبر إن عقبى الصــبر خيـــر # ولا تجــــزع لنـــائبة تنـــــوب
فإن اليسر بعد العسر يأتي # وعند الضيق تنكشف الكروب
Engkau bersabar karena sungguh, akhir dari kesabaran adalah kebaikan
Janganlah cemas dengan kesulitan yang sedang menimpa
Karena sesungguhnya kemudahan akan datang setelah kesulitan
Di saat kesempitan itulah akan hilang segala kesusahan
Penyair lain mengatakan :
إذا تضايق أمر فانتظر فرجًا # فأضيق الأمر أدناه من الفرج
Jika urusan menjadi semakin sempit maka tunggulah kelapangan
Urusan yang paling sempit adalah yang paling dekat dengan kelapangan
Saudara, Saudari fillaahi..
Jangan pernah berputus asa..
Karena setiap kesempitan akan datang sesudahnya kemudahan..
Allah Ta'ala berfirman :
سيجعل الله بعد عسر يسرًا
"Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan". (QS. ath Thalaq ayat 7)
Jangan Menjual Agama Dengan Dunia
Imam Abdullah ibnu Muhairiz, seorang ulama besar, pernah datang kepada seorang penjual kain untuk membeli pakaian. Tiba-tiba seseorang berkata kepada sang penjual : “Tahukah engkau siapa orang ini? Ia adalah Ibnu Muhairiz!”.
Ibnu Muhairiz pun berdiri dan berkata : “Kami datang untuk membeli dengan uang-uang kami, bukan dengan agama kami!!”. (Hilyah al-Auliyaa’, V/138)
Seorang penyair mengatakan :
تصبر إن عقبى الصــبر خيـــر # ولا تجــــزع لنـــائبة تنـــــوب
فإن اليسر بعد العسر يأتي # وعند الضيق تنكشف الكروب
Engkau bersabar karena sungguh, akhir dari kesabaran adalah kebaikan
Janganlah cemas dengan kesulitan yang sedang menimpa
Karena sesungguhnya kemudahan akan datang setelah kesulitan
Di saat kesempitan itulah akan hilang segala kesusahan
Penyair lain mengatakan :
إذا تضايق أمر فانتظر فرجًا # فأضيق الأمر أدناه من الفرج
Jika urusan menjadi semakin sempit maka tunggulah kelapangan
Urusan yang paling sempit adalah yang paling dekat dengan kelapangan
Saudara, Saudari fillaahi..
Jangan pernah berputus asa..
Karena setiap kesempitan akan datang sesudahnya kemudahan..
Allah Ta'ala berfirman :
سيجعل الله بعد عسر يسرًا
"Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan". (QS. ath Thalaq ayat 7)
Jangan Menjual Agama Dengan Dunia
Imam Abdullah ibnu Muhairiz, seorang ulama besar, pernah datang kepada seorang penjual kain untuk membeli pakaian. Tiba-tiba seseorang berkata kepada sang penjual : “Tahukah engkau siapa orang ini? Ia adalah Ibnu Muhairiz!”.
Ibnu Muhairiz pun berdiri dan berkata : “Kami datang untuk membeli dengan uang-uang kami, bukan dengan agama kami!!”. (Hilyah al-Auliyaa’, V/138)
INILAH KEKASIH ANDA... TIDAKKAH ANDA MAU MENELADANINYA?
Akhlak Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam adalah al Qur’an. [HR. Muslim]
Perilaku yang paling dibencinya adalah berdusta. [Shahih, HR. al Baihaqy]
Beliau bukanlah seseorang yang berperilaku buruk dan suka melakukan kekejian, dan bukan pula orang yang suka melaknat. Beliau pernah bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya”. [Muttafaq ‘alaihi]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling bagus wajahnya dan paling baik akhlaknya. [HR. al Bukhary]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Dikatakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : Wahai Rasulullah, berdoalah untuk keburukan orang-orang kafir!
Beliau bersabda : ”Sesungguhnya aku tidak diutus sebagai orang yang suka melaknat. Aku hanya dibangkitkan sebagai rahmat!”. [HR. Muslim]
Beliau juga bersabda :”Sesungguhnya Allah tidak mengutusku untuk mempersulit atau mencari-cari kesulitan, akan tetapi Dia mengutusku sebagai guru dan suka memudahkan”. [HR. Muslim]
Akhlak Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam adalah al Qur’an. [HR. Muslim]
Perilaku yang paling dibencinya adalah berdusta. [Shahih, HR. al Baihaqy]
Beliau bukanlah seseorang yang berperilaku buruk dan suka melakukan kekejian, dan bukan pula orang yang suka melaknat. Beliau pernah bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya”. [Muttafaq ‘alaihi]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling bagus wajahnya dan paling baik akhlaknya. [HR. al Bukhary]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Dikatakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : Wahai Rasulullah, berdoalah untuk keburukan orang-orang kafir!
Beliau bersabda : ”Sesungguhnya aku tidak diutus sebagai orang yang suka melaknat. Aku hanya dibangkitkan sebagai rahmat!”. [HR. Muslim]
Beliau juga bersabda :”Sesungguhnya Allah tidak mengutusku untuk mempersulit atau mencari-cari kesulitan, akan tetapi Dia mengutusku sebagai guru dan suka memudahkan”. [HR. Muslim]
Tamu dan Harta
Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata : ”Tidaklah salah seseorang dari kalian melainkan ia adalah tamu dan hartanya adalah pinjaman. Tamu akan pergi, sementara harta akan dikembalikan kepada pemiliknya”. (al-Fawaa’id, hal. 216)
Bersyukurlah...
Orang buta mengangan-angankan... bisa menikmati pemandangan...
Orang tuli mengangan-angankan … bisa mendengarkan suara…
Orang lumpuh mengangan-angankan… bisa berjalan beberapa langkah…
Orang bisu mengangan-angankan… bisa mengucapkan beberapa kata…
Sementara Anda…?
Melihat… ♥
Mendengar… ♥
Berjalan… ♥
Berbicara… ♥
Maka ucapkanlah : الـــــحَمْـــــدُ لِلــَّـــــهِ
Juallah Dirimu Dengan Surga
Berkata Muhammad ibnul Hanafiyyah rahimahullahu : "Sesungguhnya Allah telah menjadikan surga sebagai harga bagi diri-diri kalian; maka janganlah kalian menjualnya dengan yang selainnya". (Jaami' al 'Uluum wa al Hikam, hal. 418)
Bersyukurlah...
Orang buta mengangan-angankan... bisa menikmati pemandangan...
Orang tuli mengangan-angankan … bisa mendengarkan suara…
Orang lumpuh mengangan-angankan… bisa berjalan beberapa langkah…
Orang bisu mengangan-angankan… bisa mengucapkan beberapa kata…
Sementara Anda…?
Melihat… ♥
Mendengar… ♥
Berjalan… ♥
Berbicara… ♥
Maka ucapkanlah : الـــــحَمْـــــدُ لِلــَّـــــهِ
Juallah Dirimu Dengan Surga
Berkata Muhammad ibnul Hanafiyyah rahimahullahu : "Sesungguhnya Allah telah menjadikan surga sebagai harga bagi diri-diri kalian; maka janganlah kalian menjualnya dengan yang selainnya". (Jaami' al 'Uluum wa al Hikam, hal. 418)
BERDOALAH UNTUK KEBAIKAN MEREKA
Ketika menyebutkan biografi Khalifah Bani Abbas, al Mustanjid Billah, Imam adz Dzahaby memberikan komentarnya dengan berkata :
“Seorang penguasa, jika memiliki akal yang baik dan agama yang kuat, niscaya akan baiklah urusan pemerintahan.
Jika akalnya lemah sementara agamanya baik, maka agamanya akan membawanya untuk selalu bermusyawarah dengan para cendekiawan hingga akan baiklah seluruh urusannya dan keadaan akan berjalan sebagaimana mestinya.
Jika agamanya kurang, sementara pemikirannya cemerlang, niscaya akan susahlah negara dan rakyat. Sebab kejeniusannya itu akan membawanya untuk selalu memperbaiki keadaan rakyat dan negara, semata-mata karena pertimbangan duniawi bukan pertimbangan ketakwaan.
Jika agama dan akalnya kurang, niscaya akan banyak kerusakan, rakyat akan terabaikan dan kelelahan. Kecuali jika dalam pribadinya terdapat kekuatan jiwa dan kewibawaan, maka hal tersebut akan menutupinya.
Bila penguasa itu seorang yang pengecut, kurang agamanya, tidak memiliki kejeniusan, banyak penyimpangannya, maka sungguh dia telah membawa dirinya kepada bencana. Mungkin saja dia akan dijatuhkan dan dipenjara jika tidak dibunuh. Dunianya lenyap, kesalahan akan meliputinya dan dia akan menyesal dengan penyesalan –yang Demi Allah- tidak akan bermanfaat bagi dirinya.
Dan kita pada hari ini berputus asa akan adanya seorang penguasa yang baik dari segala sisinya. Jika saja Allah memudahkan untuk umat ini seorang penguasa yang memiliki banyak kebaikan dan sedikit keburukan, maka siapakah orangnya??
Ya Allah, perbaikilah keadaan pemimpin dan rakyat. Sayangilah hamba-hamba-Mu dan berikanlah mereka petunjuk. Dukunglah penguasa mereka, dan tolonglah dia dengan taufiq-Mu...”.
[Imam adz Dzahaby dalam bukunya Siyar A’laam an Nubalaa’, XX/ 418]
Amin ya Rabb...
Saudara & Saudari yang berbahagia; Jangan lupakan para pemimpin kaum muslimin dalam doa-doa Anda... Kebaikan mereka adalah kebaikan untuk seluruh rakyat dan negara...
Do'akan Pemimpinmu (Ulil Amri)
Imam al-Barbahari rahimahullah (wafat tahun 329 H) dalam kitabnya, Syarhus Sunnah berkata: “Jika engkau melihat seseorang mendo’akan keburukan kepada pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk salah satu pengikut hawa nafsu, namun jika engkau melihat seseorang mendo’akan kebaikan kepada seorang pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk Ahlus Sunnah, insya Allah.”
Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata:
“Jikalau aku mempunyai do’a yang baik yang akan dikabulkan, maka semuanya akan aku tujukan bagi para pemimpin.” Ia ditanya: “Wahai Abu ‘Ali jelaskan maksud ucapan tersebut?” Beliau berkata: “Apabila do’a itu hanya aku tujukan bagi diriku, tidak lebih hanya bermanfaat bagi diriku, namun apabila aku tujukan kepada pemimpin dan ternyata para pemimpin berubah menjadi baik, maka semua orang dan negara akan merasakan manfaat dan kebaikannya.”
Kita diperintahkan untuk mendo’akan mereka dengan kebaikan bukan keburukan meskipun ia seorang pemimpin yang zhalim lagi jahat karena kezhaliman dan kejahatan akan kembali kepada diri mereka sendiri sementara apabila mereka baik, maka mereka dan seluruh kaum Muslimin akan merasakan manfaat dari do’anya.”
(Syarhus Sunnah (no. 136), oleh Imam al-Barbahary)
Bersiaplah..
Ketika menyebutkan biografi Khalifah Bani Abbas, al Mustanjid Billah, Imam adz Dzahaby memberikan komentarnya dengan berkata :
“Seorang penguasa, jika memiliki akal yang baik dan agama yang kuat, niscaya akan baiklah urusan pemerintahan.
Jika akalnya lemah sementara agamanya baik, maka agamanya akan membawanya untuk selalu bermusyawarah dengan para cendekiawan hingga akan baiklah seluruh urusannya dan keadaan akan berjalan sebagaimana mestinya.
Jika agamanya kurang, sementara pemikirannya cemerlang, niscaya akan susahlah negara dan rakyat. Sebab kejeniusannya itu akan membawanya untuk selalu memperbaiki keadaan rakyat dan negara, semata-mata karena pertimbangan duniawi bukan pertimbangan ketakwaan.
Jika agama dan akalnya kurang, niscaya akan banyak kerusakan, rakyat akan terabaikan dan kelelahan. Kecuali jika dalam pribadinya terdapat kekuatan jiwa dan kewibawaan, maka hal tersebut akan menutupinya.
Bila penguasa itu seorang yang pengecut, kurang agamanya, tidak memiliki kejeniusan, banyak penyimpangannya, maka sungguh dia telah membawa dirinya kepada bencana. Mungkin saja dia akan dijatuhkan dan dipenjara jika tidak dibunuh. Dunianya lenyap, kesalahan akan meliputinya dan dia akan menyesal dengan penyesalan –yang Demi Allah- tidak akan bermanfaat bagi dirinya.
Dan kita pada hari ini berputus asa akan adanya seorang penguasa yang baik dari segala sisinya. Jika saja Allah memudahkan untuk umat ini seorang penguasa yang memiliki banyak kebaikan dan sedikit keburukan, maka siapakah orangnya??
Ya Allah, perbaikilah keadaan pemimpin dan rakyat. Sayangilah hamba-hamba-Mu dan berikanlah mereka petunjuk. Dukunglah penguasa mereka, dan tolonglah dia dengan taufiq-Mu...”.
[Imam adz Dzahaby dalam bukunya Siyar A’laam an Nubalaa’, XX/ 418]
Amin ya Rabb...
Saudara & Saudari yang berbahagia; Jangan lupakan para pemimpin kaum muslimin dalam doa-doa Anda... Kebaikan mereka adalah kebaikan untuk seluruh rakyat dan negara...
Do'akan Pemimpinmu (Ulil Amri)
Imam al-Barbahari rahimahullah (wafat tahun 329 H) dalam kitabnya, Syarhus Sunnah berkata: “Jika engkau melihat seseorang mendo’akan keburukan kepada pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk salah satu pengikut hawa nafsu, namun jika engkau melihat seseorang mendo’akan kebaikan kepada seorang pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk Ahlus Sunnah, insya Allah.”
Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata:
“Jikalau aku mempunyai do’a yang baik yang akan dikabulkan, maka semuanya akan aku tujukan bagi para pemimpin.” Ia ditanya: “Wahai Abu ‘Ali jelaskan maksud ucapan tersebut?” Beliau berkata: “Apabila do’a itu hanya aku tujukan bagi diriku, tidak lebih hanya bermanfaat bagi diriku, namun apabila aku tujukan kepada pemimpin dan ternyata para pemimpin berubah menjadi baik, maka semua orang dan negara akan merasakan manfaat dan kebaikannya.”
Kita diperintahkan untuk mendo’akan mereka dengan kebaikan bukan keburukan meskipun ia seorang pemimpin yang zhalim lagi jahat karena kezhaliman dan kejahatan akan kembali kepada diri mereka sendiri sementara apabila mereka baik, maka mereka dan seluruh kaum Muslimin akan merasakan manfaat dari do’anya.”
(Syarhus Sunnah (no. 136), oleh Imam al-Barbahary)
Bersiaplah..
Syafiq bin Ibrahim berkata : "Bersiaplah jika kematian datang kepadamu, engkau tidak akan meminta untuk dikembalikan ke dunia". (Az Zuhd lil Imam al Baihaqi, hal. 239)
BERDOALAH SELALU DIANTARA ADZAN DAN IQAMAH
Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Doa diantara adzan dan iqamah tidak akan tertolak". (Terjemah HR. Imam Abu Dawud dan Imam at Tirmidzi, rahmat Allah untuk keduanya)
Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Doa diantara adzan dan iqamah tidak akan tertolak". (Terjemah HR. Imam Abu Dawud dan Imam at Tirmidzi, rahmat Allah untuk keduanya)
KE ARAH LANGIT ...
Berkata Imam Abû Umar Ibnu Abdil Barr al Mâliki rahimahullâh dalam kitabnya “At Tamhîd” :
“Diantara dalil bahwasannya Dia ‘azza wa jalla berada diatas Arsy, diatas seluruh langit yang tujuh adalah; seluruh orang-orang yang bertauhid dari kalangan Arab maupun ‘Ajam (non Arab), jika mereka ditimpa oleh satu urusan atau datang kepada mereka kesulitan, mereka akan mengangkat wajah-wajahnya ke arah langit, menegakkan dan mengangkat tangan-tangannya berisyarat ke arah langit, memohon pertolongan kepada Allâh, Rabb mereka Tabâraka wa Ta’âla.
Perkara yang seperti ini sangat masyhur dan dikenal dikalangan khusus maupun orang-orang awam untuk butuh kepada banyak penjelasan. Karena dia merupakan perkara yang mesti ada yang tidak diperselisihkan oleh siapa pun, dan tidak ada seorang muslim yang mengingkari (perbuatan) mereka itu…”.
(Dikutip dari kitab “Ijtimâ’ al Juyûsy al Islâmiyyah ‘alâ Ghazw al Mu’aththilah wa al Jahmiyyah”, Imam Ibnul Qayyim rahimahullâhu)
Berkata Imam Abû Umar Ibnu Abdil Barr al Mâliki rahimahullâh dalam kitabnya “At Tamhîd” :
“Diantara dalil bahwasannya Dia ‘azza wa jalla berada diatas Arsy, diatas seluruh langit yang tujuh adalah; seluruh orang-orang yang bertauhid dari kalangan Arab maupun ‘Ajam (non Arab), jika mereka ditimpa oleh satu urusan atau datang kepada mereka kesulitan, mereka akan mengangkat wajah-wajahnya ke arah langit, menegakkan dan mengangkat tangan-tangannya berisyarat ke arah langit, memohon pertolongan kepada Allâh, Rabb mereka Tabâraka wa Ta’âla.
Perkara yang seperti ini sangat masyhur dan dikenal dikalangan khusus maupun orang-orang awam untuk butuh kepada banyak penjelasan. Karena dia merupakan perkara yang mesti ada yang tidak diperselisihkan oleh siapa pun, dan tidak ada seorang muslim yang mengingkari (perbuatan) mereka itu…”.
(Dikutip dari kitab “Ijtimâ’ al Juyûsy al Islâmiyyah ‘alâ Ghazw al Mu’aththilah wa al Jahmiyyah”, Imam Ibnul Qayyim rahimahullâhu)
Untaian perkataan Ibnul Jauzi rahimahullah yang menggetarkan hati para dai, beliau berkata :
" Sungguh suatu hari aku di majelisku maka aku melihat di sekitarku lebih dari 10 ribu hadirin, tidak seorangpun dari mereka kecuali trenyuh/luluh hatinya atau meneteskan air mata (*karena nasehat dan ceramahku). Akupun berkata pada jiwaku :
Bagaimana nasibmu jika mereka seluruhnya selamat (*di akhirat) sedangkan engkau celaka??.
Maka akupun berucap dengan lisan perasaanku : Wahai Tuhanku..., wahai Tuhanku...jika kelak Engkau menetapkan untuk mengadzabku maka janganlah Engkau mengabarkan kepada mereka tentang tersiksanya aku... demi untuk menjaga kemuliaanMu bukan demi aku, agar mereka tidak berkata : Allah yang telah ditunjukan/diserukan oleh Ibnul Jauzi telah mengadzab Ibnul Jauzi "
(lihat Soidul Khootir hal 78)
Bekerja Untuk Memperolehnya
Subhanallah!... Surga telah berhias untuk para peminangnya. Mereka bekerja keras untuk mendapatkan maharnya. Sementara Rabb Yang Maha Mulia memperkenalkan Diri-Nya kepada para pencinta dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Mereka bekerja untuk perjumpaan tersebut, namun engkau hanya sibuk dengan bangkai... (Imam Ibnu Qayyim al Jauziyyah rahimahullahu, al Fawaa-id)
NB : "Bangkai" yang dimaksud adalah dunia.
Kenalilah Kebenaran
" Sungguh suatu hari aku di majelisku maka aku melihat di sekitarku lebih dari 10 ribu hadirin, tidak seorangpun dari mereka kecuali trenyuh/luluh hatinya atau meneteskan air mata (*karena nasehat dan ceramahku). Akupun berkata pada jiwaku :
Bagaimana nasibmu jika mereka seluruhnya selamat (*di akhirat) sedangkan engkau celaka??.
Maka akupun berucap dengan lisan perasaanku : Wahai Tuhanku..., wahai Tuhanku...jika kelak Engkau menetapkan untuk mengadzabku maka janganlah Engkau mengabarkan kepada mereka tentang tersiksanya aku... demi untuk menjaga kemuliaanMu bukan demi aku, agar mereka tidak berkata : Allah yang telah ditunjukan/diserukan oleh Ibnul Jauzi telah mengadzab Ibnul Jauzi "
(lihat Soidul Khootir hal 78)
Bekerja Untuk Memperolehnya
Subhanallah!... Surga telah berhias untuk para peminangnya. Mereka bekerja keras untuk mendapatkan maharnya. Sementara Rabb Yang Maha Mulia memperkenalkan Diri-Nya kepada para pencinta dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Mereka bekerja untuk perjumpaan tersebut, namun engkau hanya sibuk dengan bangkai... (Imam Ibnu Qayyim al Jauziyyah rahimahullahu, al Fawaa-id)
NB : "Bangkai" yang dimaksud adalah dunia.
Kenalilah Kebenaran
Semangatlah wahai Muslim, untuk mengenal Islam-mu dari Kitab Rabb-mu dan Sunnah Nabi-mu dan jangan mengatakan : Berkata fulan!
Karena kebenaran tidak dikenali dengan tokoh. Bahkan kenalilah kebenaran niscaya engkau akan mengenali tokoh-tokoh tersebut.
(Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani rahimahullahu, as Silsilah ash Shahihah, I/ 193)
Mati Diatas Petunjuk Allah dan Rasul-Nya
"Jalan (agama) Allah ini panjang. Kita berjalan diatasnya seperti penyu. Bukanlah menjadi yang terpenting bagi kita sampai di penghujung jalan. Akan tetapi, tujuan utama kita adalah mati diatas jalan tersebut…" (Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, semoga Allah merahmati beliau)
JANGAN MENGKHIANATI JAMINAN ALLAH TA'ALA
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda (artinya) : "Barangsiapa yang menunaikan shalat Shubuh, dia berada dalam jaminan perlindungan Allah. Maka janganlah kamu mengkhianati Allah dalam perjanjian-Nya itu. Siapa yang membunuhnya, Allah akan mengejarnya hingga Dia mencampakkannya dalam neraka dengan wajahnya!" (Shahih Sunan Ibni Majah rahimahullah, no. 3203)
Isya' dan Subuh Berjamaah
Dari Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : "Barangsiapa yang shalat Isya' bersama jamaah, seakan-akan dia shalat separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat Subuh bersama jamaah, maka seakan-akan dia shalat sepanjang malam". (Terjemah HR. Muslim rahimahullahu)
Karena Hanya Sebuah Jarum
Diriwayatkan bahwa seorang yang shalih diperlihatkan dalam mimpi setelah kematiannya. Ditanyakan padanya : Apa yang Allah perbuat terhadapmu?
Ia menjawab : “Baik. Hanya saja, aku terhalang dari surga disebabkan oleh sebuah jarum yang aku pinjam dan tidak aku kembalikan”.
(Al Kabaa’ir, adz-Dzahaby, hal. 121)
Cukupkan Diri Dengan Sunnah Nabi
Seorang Tabi'in yang mulia, Sa'id bin al Musayyib rahimahullahu pernah melihat seorang laki-laki shalat setelah terbitnya fajar lebih dari dua rakaat. Dia memperbanyak padanya ruku' dan sujud. Sa'id pun melarangnya.
Orang itu berkata : "Wahai Abu Muhammad, Allah akan menyiksaku karena shalat?!"
Sa'id menjawab : "Tidak... Namun Dia akan menyiksamu karena menyelisihi Sunnah!
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda (artinya) : "Barangsiapa yang menunaikan shalat Shubuh, dia berada dalam jaminan perlindungan Allah. Maka janganlah kamu mengkhianati Allah dalam perjanjian-Nya itu. Siapa yang membunuhnya, Allah akan mengejarnya hingga Dia mencampakkannya dalam neraka dengan wajahnya!" (Shahih Sunan Ibni Majah rahimahullah, no. 3203)
Isya' dan Subuh Berjamaah
Dari Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : "Barangsiapa yang shalat Isya' bersama jamaah, seakan-akan dia shalat separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat Subuh bersama jamaah, maka seakan-akan dia shalat sepanjang malam". (Terjemah HR. Muslim rahimahullahu)
Karena Hanya Sebuah Jarum
Diriwayatkan bahwa seorang yang shalih diperlihatkan dalam mimpi setelah kematiannya. Ditanyakan padanya : Apa yang Allah perbuat terhadapmu?
Ia menjawab : “Baik. Hanya saja, aku terhalang dari surga disebabkan oleh sebuah jarum yang aku pinjam dan tidak aku kembalikan”.
(Al Kabaa’ir, adz-Dzahaby, hal. 121)
Cukupkan Diri Dengan Sunnah Nabi
Seorang Tabi'in yang mulia, Sa'id bin al Musayyib rahimahullahu pernah melihat seorang laki-laki shalat setelah terbitnya fajar lebih dari dua rakaat. Dia memperbanyak padanya ruku' dan sujud. Sa'id pun melarangnya.
Orang itu berkata : "Wahai Abu Muhammad, Allah akan menyiksaku karena shalat?!"
Sa'id menjawab : "Tidak... Namun Dia akan menyiksamu karena menyelisihi Sunnah!
(Diriwayatkan oleh Imam Abdurrazzaq dan al Baihaqi)
Sunnah adalah Keselamatan
Berkata Imam Malik bin Anas rahimahullahu : "As Sunnah adalah bahtera Nuh. Siapa yang ikut naik diatasnya dia akan selamat, dan siapa yang berpaling darinya dia akan tenggelam". (Tarikh Baghdad, VII/ 336, Tarikh Dimasyq, XIV/ 9)
Sunnah adalah Keselamatan
Berkata Imam Malik bin Anas rahimahullahu : "As Sunnah adalah bahtera Nuh. Siapa yang ikut naik diatasnya dia akan selamat, dan siapa yang berpaling darinya dia akan tenggelam". (Tarikh Baghdad, VII/ 336, Tarikh Dimasyq, XIV/ 9)
SELAMATKAN BUMI
Allah Ta'ala berfirman : "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan-tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)". (QS. ar Ruum ayat 41)
Setiap Perbuatan Baik adalah Sedekah
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda : "Tidaklah seorang muslim menanam tanaman atau menaburkan benih, kemudian dimakan oleh burung, manusia atau hewan, melainkan hal itu akan bernilai sedekah baginya". (HR. al Bukhary dan Muslim)
Amal yang Bisa Menyelamatkanmu
Abdullah bin Umar pernah melihat payung diatas kubur (putranya) Abdurrahman. Ia pun berkata : “Cabutlah payung itu, karena yang menaunginya adalah amalannya!!”. (Diriwayatkan Imam al Bukhary rahimahullahu dengan redaksi ta'liq dalam kitab al Jana-iz)
Shalat Malam
Berkata Abu ad Darda' radhiyallahu 'anhu : "Shalatlah dua rakaat di kegelapan malam untuk kegelapan kubur". (Jaami' al 'Uluum wa al Hikam, hal. 264)
Mengucapkan Jazakallahu khairan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang diperbuat kebaikan terhadap dirinya, lalu dia mengucapkan kepada pelaku (kebaikan) tersebut : Jazaakallaahu khairan; maka sungguh dia telah sempurna dalam memuji".(Terjemah HR. at Tirmidzi rahimahullahu ta'ala, no. 2035)
Allah Ta'ala berfirman : "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan-tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)". (QS. ar Ruum ayat 41)
Setiap Perbuatan Baik adalah Sedekah
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda : "Tidaklah seorang muslim menanam tanaman atau menaburkan benih, kemudian dimakan oleh burung, manusia atau hewan, melainkan hal itu akan bernilai sedekah baginya". (HR. al Bukhary dan Muslim)
Amal yang Bisa Menyelamatkanmu
Abdullah bin Umar pernah melihat payung diatas kubur (putranya) Abdurrahman. Ia pun berkata : “Cabutlah payung itu, karena yang menaunginya adalah amalannya!!”. (Diriwayatkan Imam al Bukhary rahimahullahu dengan redaksi ta'liq dalam kitab al Jana-iz)
Shalat Malam
Berkata Abu ad Darda' radhiyallahu 'anhu : "Shalatlah dua rakaat di kegelapan malam untuk kegelapan kubur". (Jaami' al 'Uluum wa al Hikam, hal. 264)
Mengucapkan Jazakallahu khairan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang diperbuat kebaikan terhadap dirinya, lalu dia mengucapkan kepada pelaku (kebaikan) tersebut : Jazaakallaahu khairan; maka sungguh dia telah sempurna dalam memuji".(Terjemah HR. at Tirmidzi rahimahullahu ta'ala, no. 2035)
PERBENDAHARAAN SURGA
Dari Abdullah bin Qais radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Wahai Abdullah ibnu Qais, maukah aku tunjukkan kepadamu sebuah perbendaharaan dari perbendaharaan-perbendaharaan surga?"
Aku berkata : "Tentu saja wahai Rasulullah".
Beliau bersabda : "Bacalah : Laa haula wa laa quwwata ilaa billaahi!"
(Terjemah HR. al Bukhary dan Muslim, semoga Allah merahmati keduanya)
Dari Abdullah bin Qais radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Wahai Abdullah ibnu Qais, maukah aku tunjukkan kepadamu sebuah perbendaharaan dari perbendaharaan-perbendaharaan surga?"
Aku berkata : "Tentu saja wahai Rasulullah".
Beliau bersabda : "Bacalah : Laa haula wa laa quwwata ilaa billaahi!"
(Terjemah HR. al Bukhary dan Muslim, semoga Allah merahmati keduanya)
JADILAH SEPERTI SANG KEKASIH
Kekasih kita, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya. Dan aku adalah sebaik-baik orang diantara kalian terhadap keluarganya" (Terjemah HR. at Tirmidzi rahimahullahu)
Kekasih kita, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya. Dan aku adalah sebaik-baik orang diantara kalian terhadap keluarganya" (Terjemah HR. at Tirmidzi rahimahullahu)
ALLAH BERADA DIATAS SELURUH LANGIT
Berkata Imam Abul Hasan al Asy'ari rahimahullahu :
"... Dan Allah berfirman menceritakan tentang Fir'aun :
يا هامان ابن لي صرحًا لعلي أبلغ الأسباب، أسباب السموات فأطلع إلى إله موسى وإني لأظنه كاذبًا
'Wahai Haman, buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu;
(yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta!' (QS. 40 : 36-37)
Dia mendustakan Musa dalam perkataannya bahwa Allah berada diatas seluruh langit..."
(Al Ibaanah min Ushuul ad Diyaanah, hal. 48)
Berkata Imam Abul Hasan al Asy'ari rahimahullahu :
"... Dan Allah berfirman menceritakan tentang Fir'aun :
يا هامان ابن لي صرحًا لعلي أبلغ الأسباب، أسباب السموات فأطلع إلى إله موسى وإني لأظنه كاذبًا
'Wahai Haman, buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu;
(yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta!' (QS. 40 : 36-37)
Dia mendustakan Musa dalam perkataannya bahwa Allah berada diatas seluruh langit..."
(Al Ibaanah min Ushuul ad Diyaanah, hal. 48)
MENGADULAH HANYA KEPADA ALLAH
Allah berfirman tentang perkataan Ya'qub 'alaihissalam :
إنما أشكو بثّي و حزني إلى الله
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku". (QS. Yusuf : 86)
Salinglah Memberi Hadiah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Hendaknya kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai". (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh al Albani, semoga Allah merahmati keduanya)
Obat Dari Dosa
Berkata Abu Dzarr al Ghifary radhiyallahu 'anhu : "Setiap penyakit ada obatnya; dan obat dari dosa-dosa adalah istighfar". (Jaami' al 'Uluum wa al Hikam, hal. 741)
Allah berfirman tentang perkataan Ya'qub 'alaihissalam :
إنما أشكو بثّي و حزني إلى الله
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku". (QS. Yusuf : 86)
Salinglah Memberi Hadiah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Hendaknya kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai". (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh al Albani, semoga Allah merahmati keduanya)
Obat Dari Dosa
Berkata Abu Dzarr al Ghifary radhiyallahu 'anhu : "Setiap penyakit ada obatnya; dan obat dari dosa-dosa adalah istighfar". (Jaami' al 'Uluum wa al Hikam, hal. 741)
PENGHUNI KUBUR TIDAK MAMPU BERBUAT APA-APA
Syaikh Muhammad Rasyid Ridha rahimahullahu menyebutkan bahwa ketika tentara Russia maju untuk menyerbu Kota Bukhara, penduduk kota bersegera pergi dan meminta pertolongan kepada kubur “Pelindung Bukhara” yang mereka sebut sebagai “Syah Naqsyaband”. Sama sekali hal tersebut tidak bermanfaat untuk mereka dan Bukhara terjajah ratusan tahun di bawah kekuasaan Uni Soviet.
Beliau juga menyebutkan bahwa ketika tersebar berbagai macam bencana dan serangan tentara asing terhadap penduduk Marrakesh (sekarang di Kerajaan Maroko), penduduk berkumpul di sekitar kubur “Syaikh Idris” di Kota Fez; meminta perlindungan dan kebebasan dari sang penghuni kubur dan melupakan tuntutan zaman yang mengharuskan mereka untuk mentarbiyah diri dan mempersiapkan kekuatan militer yang mampu menahan serangan musuh…
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.
(al Inhiraafaat al ‘Aqadiyyah, hal. 458 dan 218)
Syaikh Muhammad Rasyid Ridha rahimahullahu menyebutkan bahwa ketika tentara Russia maju untuk menyerbu Kota Bukhara, penduduk kota bersegera pergi dan meminta pertolongan kepada kubur “Pelindung Bukhara” yang mereka sebut sebagai “Syah Naqsyaband”. Sama sekali hal tersebut tidak bermanfaat untuk mereka dan Bukhara terjajah ratusan tahun di bawah kekuasaan Uni Soviet.
Beliau juga menyebutkan bahwa ketika tersebar berbagai macam bencana dan serangan tentara asing terhadap penduduk Marrakesh (sekarang di Kerajaan Maroko), penduduk berkumpul di sekitar kubur “Syaikh Idris” di Kota Fez; meminta perlindungan dan kebebasan dari sang penghuni kubur dan melupakan tuntutan zaman yang mengharuskan mereka untuk mentarbiyah diri dan mempersiapkan kekuatan militer yang mampu menahan serangan musuh…
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.
(al Inhiraafaat al ‘Aqadiyyah, hal. 458 dan 218)
DISAYANG OLEH YANG ADA DI LANGIT
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
الراحمون يرحمهم الرحمن، ارحموا من فى الأرض يرحمكم من فى السماء
"Orang-orang yang penyayang akan disayang oleh Ar Rahman (Dzat Yang Maha Penyayang). Sayangilah siapa yang ada di bumi, niscaya kalian akan disayang oleh Yang berada di langit". (HR. at Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad dan al Hakim, dan dishahihkan oleh al Albani, semoga Allah merahmati mereka)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
الراحمون يرحمهم الرحمن، ارحموا من فى الأرض يرحمكم من فى السماء
"Orang-orang yang penyayang akan disayang oleh Ar Rahman (Dzat Yang Maha Penyayang). Sayangilah siapa yang ada di bumi, niscaya kalian akan disayang oleh Yang berada di langit". (HR. at Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad dan al Hakim, dan dishahihkan oleh al Albani, semoga Allah merahmati mereka)
YANG BERADA DI LANGIT AKAN MURKA KEPADANYA
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
والذي نفسي بيده، ما من رجل يدعو امرأته إلى فراشه فتأبى عليه إلا كان الذي فى السماء ساخطا عليها حتى يرضى عنها
"Demi jiwaku yang berada di Tangan-Nya, tidaklah seorang laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidur dan dia enggan terhadap ajakan suaminya, melainkan (Dzat) Yang berada di langit akan murka kepadanya sampai suaminya ridho terhadapnya". (HR. Muslim rahimahullahu)
Kegelapan Kubur
Dari Hani', maula Utsman radhiyallahu anhu, ia berkata :
Dahulu Utsman jika berdiri di samping kubur, dia akan menangis sampai basah janggutnya. Ditanyakan padanya : Saat mengingat surga dan neraka, engkau tidak menangis, tapi engkau menangis karena ini?
Ia menjawab : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya kubur adalah persinggahan pertama dari negeri akhirat. Jika seseorang selamat, maka yang setelahnya lebih mudah. Jika dia tidak selamat, maka yang sesudahnya jauh lebih buruk".
Ia berkata lagi : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Aku tidak pernah melihat pemandangan yang buruk melainkan kubur lebih buruk darinya!" (Terjemah hadits dalam Shahih Sunan Ibni Majah, no. 3461)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
والذي نفسي بيده، ما من رجل يدعو امرأته إلى فراشه فتأبى عليه إلا كان الذي فى السماء ساخطا عليها حتى يرضى عنها
"Demi jiwaku yang berada di Tangan-Nya, tidaklah seorang laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidur dan dia enggan terhadap ajakan suaminya, melainkan (Dzat) Yang berada di langit akan murka kepadanya sampai suaminya ridho terhadapnya". (HR. Muslim rahimahullahu)
Kegelapan Kubur
Dari Hani', maula Utsman radhiyallahu anhu, ia berkata :
Dahulu Utsman jika berdiri di samping kubur, dia akan menangis sampai basah janggutnya. Ditanyakan padanya : Saat mengingat surga dan neraka, engkau tidak menangis, tapi engkau menangis karena ini?
Ia menjawab : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya kubur adalah persinggahan pertama dari negeri akhirat. Jika seseorang selamat, maka yang setelahnya lebih mudah. Jika dia tidak selamat, maka yang sesudahnya jauh lebih buruk".
Ia berkata lagi : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Aku tidak pernah melihat pemandangan yang buruk melainkan kubur lebih buruk darinya!" (Terjemah hadits dalam Shahih Sunan Ibni Majah, no. 3461)
MEREKA MEMANFAATKAN KEJAHILAN PARA "PEMUJA" KUBUR
Diantara kejadian yang sangat masyhur tentang pendudukan Perancis atas kota Kairouan, Tunisia, adalah kisah berikut ini :
Seorang laki-laki Perancis “masuk” Islam dan menamakan dirinya “Sayyid Ahmad al Hadi”. Ia berusaha keras untuk mendapatkan ilmu Syari’ah hingga akhirnya memperoleh gelar kesarjanaan yang tinggi dalam bidang tersebut. Ia pun ditunjuk menjadi imam untuk sebuah masjid besar di Kota Kairouan.
Ketika tentara Perancis menyerang dan mendekati kota Kairouan, penduduk pun bersiap-siap untuk mempertahankan kota. Mereka datang kepada Sang Imam dan memintanya untuk “bermusyawarah” dengan kubur “Syaikh” yang ada dalam masjid, yang mereka yakini sebagai “wali”.
Masuklah Sayyid Ahmad ke dalam kompleks makam. Tidak lama kemudian ia keluar dengan wajah yang sedih karena musibah yang akan menimpa penduduk kota tersebut. Ia berkata kepada mereka : “Syaikh menasehati kalian untuk menyerah, karena kota ini pasti akan jatuh ke tangan musuh” (?!!).
Orang-orang awam itu pun akhirnya mengikuti perkataannya dan sama sekali tidak mengadakan perlawanan sedikit pun untuk mempertahankan Kota Kairouan. Akhirnya, tentara Perancis memasuki kota dengan aman pada tanggal 26 Oktober 1881 Miladi.
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun…
Sumber : Dum’ah ‘ala at Tauhid, hal. 77-78, dengan menukil dari at Tashawwuf baina al Haqq wa al Khalq, oleh Muhammad Fihr Syaqafah, hal. 211.
Diantara kejadian yang sangat masyhur tentang pendudukan Perancis atas kota Kairouan, Tunisia, adalah kisah berikut ini :
Seorang laki-laki Perancis “masuk” Islam dan menamakan dirinya “Sayyid Ahmad al Hadi”. Ia berusaha keras untuk mendapatkan ilmu Syari’ah hingga akhirnya memperoleh gelar kesarjanaan yang tinggi dalam bidang tersebut. Ia pun ditunjuk menjadi imam untuk sebuah masjid besar di Kota Kairouan.
Ketika tentara Perancis menyerang dan mendekati kota Kairouan, penduduk pun bersiap-siap untuk mempertahankan kota. Mereka datang kepada Sang Imam dan memintanya untuk “bermusyawarah” dengan kubur “Syaikh” yang ada dalam masjid, yang mereka yakini sebagai “wali”.
Masuklah Sayyid Ahmad ke dalam kompleks makam. Tidak lama kemudian ia keluar dengan wajah yang sedih karena musibah yang akan menimpa penduduk kota tersebut. Ia berkata kepada mereka : “Syaikh menasehati kalian untuk menyerah, karena kota ini pasti akan jatuh ke tangan musuh” (?!!).
Orang-orang awam itu pun akhirnya mengikuti perkataannya dan sama sekali tidak mengadakan perlawanan sedikit pun untuk mempertahankan Kota Kairouan. Akhirnya, tentara Perancis memasuki kota dengan aman pada tanggal 26 Oktober 1881 Miladi.
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun…
Sumber : Dum’ah ‘ala at Tauhid, hal. 77-78, dengan menukil dari at Tashawwuf baina al Haqq wa al Khalq, oleh Muhammad Fihr Syaqafah, hal. 211.
Wahai Wanita....
Kehormatan besar menjadi milik wanita yang berhasil menjadikan manusia besar dalam kemanusiaannya, bukan wanita yang menjadikan manusia besar dalam kebinatangannya.
Mungkin wanita tipe kedua ini biasa disebut cantik oleh manusia, tapi sejatinya dia buruk, tidak cantik. Sebab, seorang mukmin dengan keimanan yang benar mesti hidup bersama apa yang bisa memperbaiki manusia, bukan apa yang dianggap baik oleh manusia". (Mushtafa Shadiq ar Rafi'i)
Mungkin wanita tipe kedua ini biasa disebut cantik oleh manusia, tapi sejatinya dia buruk, tidak cantik. Sebab, seorang mukmin dengan keimanan yang benar mesti hidup bersama apa yang bisa memperbaiki manusia, bukan apa yang dianggap baik oleh manusia". (Mushtafa Shadiq ar Rafi'i)
Perhatikan Nasehat Indah Berikut !!
Berkata al-Hasan bin ‘Arafah : Ibnul Mubarak pernah berkata kepadaku : “Aku pernah meminjam pena di negeri Syam dan lupa mengembalikannya. Ketika tiba di Merv*, aku mendapatkan pena itu bersamaku. Aku pun kembali ke Syam, wahai Abu Ali, untuk mengembalikan pena tersebut”. (Shifah ash-Shofwah, IV/145)
*Negeri Syam saat ini terbagi ke berbagai macam negara; Palestina, Syria, Jordania dan sebagian Lebanon. Kota Merv sekarang berada di Republik Turkmenistan di Asia Tengah bekas jajahan Soviet. Antara Syam dan Turkmenistan berjarak ribuan kilometer.
*Negeri Syam saat ini terbagi ke berbagai macam negara; Palestina, Syria, Jordania dan sebagian Lebanon. Kota Merv sekarang berada di Republik Turkmenistan di Asia Tengah bekas jajahan Soviet. Antara Syam dan Turkmenistan berjarak ribuan kilometer.
ALLAH BER-ISTIWA' DI ATAS 'ARSY
Imam Abul Hasan al Asy'ari rahimahullahu berkata :
و رأينا المسلمين جميعا يرفعون أيديهم إذا دعوا نحو السماء، لأن الله مستو على العرش الذي هو فوق السموات، فلو لا أن الله عز وجل على العرش لم يرفعوا أيديهم نحو العرش
"Dan kami melihat kaum muslimin seluruhnya jika berdoa mengangkat tangan-tangan mereka ke arah langit, karena Allah ber-istiwa' di atas 'Arsy yang berada di atas seluruh langit. Kalau bukan karena Allah 'azza wa jalla berada di atas 'Arsy, niscaya mereka tidak akan mengangkat tangan-tangan mereka ke arah langit" (Al Ibaanah fi Ushuul ad Diyaanah, hal. 45)
Imam Abul Hasan al Asy'ari rahimahullahu berkata :
و رأينا المسلمين جميعا يرفعون أيديهم إذا دعوا نحو السماء، لأن الله مستو على العرش الذي هو فوق السموات، فلو لا أن الله عز وجل على العرش لم يرفعوا أيديهم نحو العرش
"Dan kami melihat kaum muslimin seluruhnya jika berdoa mengangkat tangan-tangan mereka ke arah langit, karena Allah ber-istiwa' di atas 'Arsy yang berada di atas seluruh langit. Kalau bukan karena Allah 'azza wa jalla berada di atas 'Arsy, niscaya mereka tidak akan mengangkat tangan-tangan mereka ke arah langit" (Al Ibaanah fi Ushuul ad Diyaanah, hal. 45)
SAUDARI MUSLIMAH.. INILAH KEDUDUKAN SUAMI ANDA
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Seandainya aku (boleh) memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku akan memerintahkan seorang wanita bersujud kepada suaminya". (Terjemah HR. at Tirmidzi rahimahullahu, dan beliau berkata : "Hadits hasan shahih".)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Seandainya aku (boleh) memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku akan memerintahkan seorang wanita bersujud kepada suaminya". (Terjemah HR. at Tirmidzi rahimahullahu, dan beliau berkata : "Hadits hasan shahih".)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Ridha Rabb berada pada ridha kedua orang tua, dan kemurkaan Rabb berada pada kemurkaan kedua orang tua". (Terjemah HR. at Tirmidzi, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan al Hakim, semoga Allah merahmati mereka)
Nasehat 3 Hal
Wahb bin Munabbih rahimahullahu berkata : "Jauhilah hawa nafsu yang diperturutkan, kawan yang buruk dan kagumnya seseorang terhadap dirinya sendiri". (Siyar A'laam an Nubalaa', IV/ 549)
Untuk Mencari Bekal, Bukan Untuk Bermain !
Al Hasan al Bashri rahimahullahu berkata : "Sungguh aneh satu kaum yang diperintahkan untuk berbekal dan diseru untuk bepergian, namun mereka hanya duduk bermain-main". (Mukhtashar Minhaaj al Qaashidiin, hal. 369)
Orang yang Lembut Hatinya
Umar ibnul Khattab radhiyallahu 'anhu berkata : "Duduklah bersama orang-orang yang bertaubat, karena merekalah orang-orang yang paling lembut hatinya". (Al Ihyaa', IV/ 16)
Jangan Lupa Tujuan Hidupmu !
Ali bin Hasan berkata : "Aku heran dengan orang yang bekerja untuk negeri yang akan hancur binasa dan melupakan negeri yang kekal abadi". (Shifah ash Shofwah, II/ 95.)
Hilal
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu: “(Kata) ‘hilal’ ( هلال ) diambil dari makna الظهور (nampak) dan رفع الصوت (kerasnya suara). Maka terbitnya hilal itu di langit dan tidak nampaknya di bumi, tidak memiliki konsekuensi hukum apa-apa secara bathin maupun zhahir…”. (Majmu’ Fatawa, XXV/ 109)
Jangan Sombong...
Ali bin al Hasan berkata : "Aku heran dengan orang yang angkuh dan sombong; yang kemarin dia adalah setetes air mani dan esok dia akan menjadi bangkai". (Shifah ash Shofwah, II/ 95)
Dunia ada 3 Hari
Al Hasan al Bashri rahimahullahu berkata : "Dunia ini terbagi 3 hari; hari kemarin yang telah berlalu, hari esok yang mungkin engkau tidak akan jumpai dan hari ini yang menjadi milikmu, maka beramallah padanya". (Kitab Az Zuhd, hal. 196)
Nasehat 3 Hal
Wahb bin Munabbih rahimahullahu berkata : "Jauhilah hawa nafsu yang diperturutkan, kawan yang buruk dan kagumnya seseorang terhadap dirinya sendiri". (Siyar A'laam an Nubalaa', IV/ 549)
Untuk Mencari Bekal, Bukan Untuk Bermain !
Al Hasan al Bashri rahimahullahu berkata : "Sungguh aneh satu kaum yang diperintahkan untuk berbekal dan diseru untuk bepergian, namun mereka hanya duduk bermain-main". (Mukhtashar Minhaaj al Qaashidiin, hal. 369)
Orang yang Lembut Hatinya
Umar ibnul Khattab radhiyallahu 'anhu berkata : "Duduklah bersama orang-orang yang bertaubat, karena merekalah orang-orang yang paling lembut hatinya". (Al Ihyaa', IV/ 16)
Jangan Lupa Tujuan Hidupmu !
Ali bin Hasan berkata : "Aku heran dengan orang yang bekerja untuk negeri yang akan hancur binasa dan melupakan negeri yang kekal abadi". (Shifah ash Shofwah, II/ 95.)
Hilal
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu: “(Kata) ‘hilal’ ( هلال ) diambil dari makna الظهور (nampak) dan رفع الصوت (kerasnya suara). Maka terbitnya hilal itu di langit dan tidak nampaknya di bumi, tidak memiliki konsekuensi hukum apa-apa secara bathin maupun zhahir…”. (Majmu’ Fatawa, XXV/ 109)
Jangan Sombong...
Ali bin al Hasan berkata : "Aku heran dengan orang yang angkuh dan sombong; yang kemarin dia adalah setetes air mani dan esok dia akan menjadi bangkai". (Shifah ash Shofwah, II/ 95)
Dunia ada 3 Hari
Al Hasan al Bashri rahimahullahu berkata : "Dunia ini terbagi 3 hari; hari kemarin yang telah berlalu, hari esok yang mungkin engkau tidak akan jumpai dan hari ini yang menjadi milikmu, maka beramallah padanya". (Kitab Az Zuhd, hal. 196)
Adzan dan Shaf Pertama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Seandainya manusia tahu apa yang ada pada adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan mengundi, niscaya mereka akan saling mengundi". (Terjemah hadits Muttafaq 'alaihi.)
Taqwa Adalah Kunci Segala Kebaikan
Wahai orang yang meminta dibukakan pintu penghasilan tanpa kunci ketakwaan.. bagaimana mungkin engkau memperluas jalan dosa-dosa dan engkau mengadukan sempitnya rezki?! (al Fawaa-id, Ibnu Qayyim al Jauziyyah)
Jika Berbisik-bisik dalam Urusan Agama
Umar bin Abdul Aziz berkata : ”Jika engkau melihat satu kaum berbisik-bisik tentang sesuatu dalam urusan agamanya tanpa mengikut sertakan orang umum, maka ketahuilah mereka berada diatas pondasi kesesatan”. (Imam ad Dârimi)
Jauhi Ahlu Bid'ah
Berkata Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu : “Jangan kalian duduk bersama pengikut hawa nafsu (Ahli Bid’ah). Karena duduk bersama mereka akan membuat hati berpenyakit” (Riwayat Imam al Laalikaa'i dlm "Syarh Ushuul al I'tiqaad" & Ibnu Baththah dlm "al Ibaanah")
Cinta Butuh Bukti
Yahya bin Mu’adz : "Tidaklah benar orang yang mengaku cinta kepada Allah, namun dia tidak menjaga aturan-aturan-Nya". (Jaami' al 'Uluum wa al Hikam, hal. 726)
Taqwa Adalah Kunci Segala Kebaikan
Wahai orang yang meminta dibukakan pintu penghasilan tanpa kunci ketakwaan.. bagaimana mungkin engkau memperluas jalan dosa-dosa dan engkau mengadukan sempitnya rezki?! (al Fawaa-id, Ibnu Qayyim al Jauziyyah)
Jika Berbisik-bisik dalam Urusan Agama
Umar bin Abdul Aziz berkata : ”Jika engkau melihat satu kaum berbisik-bisik tentang sesuatu dalam urusan agamanya tanpa mengikut sertakan orang umum, maka ketahuilah mereka berada diatas pondasi kesesatan”. (Imam ad Dârimi)
Jauhi Ahlu Bid'ah
Berkata Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu : “Jangan kalian duduk bersama pengikut hawa nafsu (Ahli Bid’ah). Karena duduk bersama mereka akan membuat hati berpenyakit” (Riwayat Imam al Laalikaa'i dlm "Syarh Ushuul al I'tiqaad" & Ibnu Baththah dlm "al Ibaanah")
Cinta Butuh Bukti
Yahya bin Mu’adz : "Tidaklah benar orang yang mengaku cinta kepada Allah, namun dia tidak menjaga aturan-aturan-Nya". (Jaami' al 'Uluum wa al Hikam, hal. 726)
Jangan Biarkan Untuk Syaitan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Jika makanan salah seorang dari kalian terjatuh, hendaklah dia memungutnya, membersihkan bagian yang kotor darinya dan memakannya. Janganlah dia membiarkannya untuk syaitan. Jangan pula dia membersihkan tangannya dengan kain sampai dia menjilat jari-jarinya, karena dia tidak tahu dimana berkah makanannya itu". (Terjemah HR. Muslim)
Obsesi Terhadap Dunia
Seorang manusia akan tersiksa di dunia ini sebesar obsesi-obsesinya terhadap dunia tersebut. (Ibnul Qayyim dalam kitab "al Fawa’id")
Cukup Dengan Dalil yang Tegas
Berkata Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albany rahimahullah ta'ala :
طالبُ الحقّ يكفيه دليلٌ واحدٌ، و صاحبُ الهوى لا يكفيه ألف دليل
"Pencari kebenaran akan mencukupinya satu dalil, namun pengekor hawa nafsu (ahli bid'ah) tidak akan cukup baginya seribu dalil..."
Berhati-hatilah dengan yang Samar
Berkata Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu : “Sesungguhnya akan terjadi perkara-perkara yang musytabihat / samar-samar. Maka hendaknya kalian pelan-pelan. Karena sesungguhnya, seseorang menjadi pengikut dalam kebaikan lebih baik daripada menjadi pemimpin dalam keburukan”. [al Bida’ li ibn Wadhdhah, hal. 169]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Jika makanan salah seorang dari kalian terjatuh, hendaklah dia memungutnya, membersihkan bagian yang kotor darinya dan memakannya. Janganlah dia membiarkannya untuk syaitan. Jangan pula dia membersihkan tangannya dengan kain sampai dia menjilat jari-jarinya, karena dia tidak tahu dimana berkah makanannya itu". (Terjemah HR. Muslim)
Obsesi Terhadap Dunia
Seorang manusia akan tersiksa di dunia ini sebesar obsesi-obsesinya terhadap dunia tersebut. (Ibnul Qayyim dalam kitab "al Fawa’id")
Cukup Dengan Dalil yang Tegas
Berkata Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albany rahimahullah ta'ala :
طالبُ الحقّ يكفيه دليلٌ واحدٌ، و صاحبُ الهوى لا يكفيه ألف دليل
"Pencari kebenaran akan mencukupinya satu dalil, namun pengekor hawa nafsu (ahli bid'ah) tidak akan cukup baginya seribu dalil..."
Berhati-hatilah dengan yang Samar
Berkata Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu : “Sesungguhnya akan terjadi perkara-perkara yang musytabihat / samar-samar. Maka hendaknya kalian pelan-pelan. Karena sesungguhnya, seseorang menjadi pengikut dalam kebaikan lebih baik daripada menjadi pemimpin dalam keburukan”. [al Bida’ li ibn Wadhdhah, hal. 169]
Berkata Abdullah bin Mas'ud al Hudzali radhiyallahu 'anhu : “Kalian berada di suatu masa, yang terbaik diantara kalian adalah yang bersegera dalam segala urusan. Dan akan datang setelah kalian nanti suatu masa, yang terbaik diantara kalian adalah yang berhati-hati dan diam karena banyaknya perkara yang samar”. [Ihya’ Ulum ad Dien, I/ 136]
Sadarilah !!!
Jika Allah telah menjadikan laki-laki sebagai “qawwam” atas wanita, maka itu untuk sebuah perkara yang fitri. Karena itulah Dia telah menganugerahkan keistimewaan-keistimewaan yang sesuai dengan bentuk tanggungjawab.
Pembebanan tanggungjawab yang sama dalam segala sesuatu adalah perkara yang tidak masuk akal. Karena jika tidak demikian, tidak ada perlunya menciptakan jenis kedua!!
(Syaikh Athiyyah Shaqr)
Persiapkan !!
Atha' as-Sullamy berdoa : "Ya Rabb! Kasihanilah aku dalam keterasinganku di dunia, kesendirianku di dalam kubur dan lamanya aku berdiri kelak dihadapan-Mu.." (Shifah ash-Shofwah, III/ 233)
Sadarilah !!!
Jika Allah telah menjadikan laki-laki sebagai “qawwam” atas wanita, maka itu untuk sebuah perkara yang fitri. Karena itulah Dia telah menganugerahkan keistimewaan-keistimewaan yang sesuai dengan bentuk tanggungjawab.
Pembebanan tanggungjawab yang sama dalam segala sesuatu adalah perkara yang tidak masuk akal. Karena jika tidak demikian, tidak ada perlunya menciptakan jenis kedua!!
(Syaikh Athiyyah Shaqr)
Persiapkan !!
Atha' as-Sullamy berdoa : "Ya Rabb! Kasihanilah aku dalam keterasinganku di dunia, kesendirianku di dalam kubur dan lamanya aku berdiri kelak dihadapan-Mu.." (Shifah ash-Shofwah, III/ 233)
Yahya bin Mu'adz berkata :"Kasian anak Adam.. Seandainya dia takut neraka sebagaimana takutnya kepada kefakiran, niscaya dia akan masuk surga". (Tarikh Baghdad, XIV/ 212)
Teguh Diatas Sunnah
Imam Al-Bukhari rahimahullaahu ta'ala berkata, "Orang muslim yang paling utama adalah orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia), maka bersabarlah wahai para pencinta sunnah (Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam), karena sesungguhnya kalian adalah orang yang paling sedikit jumlahnya (di kalangan manusia) karena asingnya Islam."
Siapa yang Paling Terancam Bahaya?
Ali bin al Husain ditanya :"Siapa orang yang paling terancam bahaya?"
Beliau menjawab :"Yang tidak melihat dunia sebagai bahaya untuk dirinya".
(Uyuun al Akhbaar, II/ 230)
Akhlaq
Umar ibnul Khattab : "Kebajikan adalah sesuatu yang mudah; wajah yang berseri-seri dan perkataan yang lemah lembut". (Ihya' Ulum ad Dien : IV/ 215)
Al Fawa-id
Abdullah bin Mas'ud : "Tidak ada di muka bumi ini sesuatu yang lebih layak untuk dikekang daripada lisan". (al Fawaa-id, hal. 217)
Teguh Diatas Sunnah
Imam Al-Bukhari rahimahullaahu ta'ala berkata, "Orang muslim yang paling utama adalah orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia), maka bersabarlah wahai para pencinta sunnah (Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam), karena sesungguhnya kalian adalah orang yang paling sedikit jumlahnya (di kalangan manusia) karena asingnya Islam."
Siapa yang Paling Terancam Bahaya?
Ali bin al Husain ditanya :"Siapa orang yang paling terancam bahaya?"
Beliau menjawab :"Yang tidak melihat dunia sebagai bahaya untuk dirinya".
(Uyuun al Akhbaar, II/ 230)
Akhlaq
Umar ibnul Khattab : "Kebajikan adalah sesuatu yang mudah; wajah yang berseri-seri dan perkataan yang lemah lembut". (Ihya' Ulum ad Dien : IV/ 215)
Al Fawa-id
Abdullah bin Mas'ud : "Tidak ada di muka bumi ini sesuatu yang lebih layak untuk dikekang daripada lisan". (al Fawaa-id, hal. 217)
Ibnul Qayyim : "Jauhilah orang yang memusuhi Ahlu al Kitab dan Sunnah, agar jangan sampai kerugiannya menimpamu". (al Fawaa-id, hal. 113)
Abdullah bin Mas'ud : "Seandainya aku memperolok-olok seekor anjing, aku khawatir akan diubah menjadi seekor anjing". (Al Fawaa-id, hal. 216)
Yahya bin Muadz : "Dunia yang dicari orang yang berakal jauh lebih baik daripada dunia yang ditinggalkan oleh orang yang bodoh". (al Fawaa-id, hal. 257)
Zuhud
Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah (Wafat: 728H) mengatakan, "Zuhud adalah engkau meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Manakala wara' adalah engkau meninggalkan apa yang engkau khuwatir akan memudharatkan kehidupan akhirat." [Mukaddimah kitab az-Zuhud oleh Ibnul Mubarak tahqiq Dr. Ahmad Farid]
Adab Para Ulama
Berkata istri Yahya bin Yahya : Aku melihat Yahya memasuki rumah dan mendahulukan Ishaq.
Zuhud
Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah (Wafat: 728H) mengatakan, "Zuhud adalah engkau meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Manakala wara' adalah engkau meninggalkan apa yang engkau khuwatir akan memudharatkan kehidupan akhirat." [Mukaddimah kitab az-Zuhud oleh Ibnul Mubarak tahqiq Dr. Ahmad Farid]
Adab Para Ulama
Berkata istri Yahya bin Yahya : Aku melihat Yahya memasuki rumah dan mendahulukan Ishaq.
Aku bertanya kepadanya : Engkau yang lebih tua usianya atau Ishaq?
Ia menjawab : Aku lebih tua darinya.
Aku bertanya lagi : Lalu mengapa engkau mendahulukannya?
Ia menjawab : Aku mendahulukan ilmu !
[Dzamm al Kalaam IV/257]
Berpegang teguh dengan sunnah adalah keselamatan
Dari Abu Huroiroh, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan, para Shahabat bertanya : ‘Siapakah gerangan yang enggan itu ?’ jawab Beliau, orang yang ta’at kepadaku dia masuk surga dan yang durhaka kepadaku maka sungguh dialah orang yang enggan itu.” (HR. Bukhary 7280)
Dari Abu Huroiroh radliallahu’anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang dengannya. Yaitu Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. Al Hakim 1/93 dan Beliau menshahihkannya)
Hadits ini memiliki banyak penguat.
Dari Irbadl bin Sariyah, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
“Barangsiapa di antara kalian yang hidup nanti maka dia akan menyaksikan perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang terbimbing sepeninggalku, pegangilah sunnahku dan gigitlah dengan geraham-geraham kalian.” (HR. Abu Dawud 4607, At Tirmidzy 2676, Ibnu Majah 440 dan Ahmad 4/126 dengan sanad yang shahih)
Ubay bin Ka’ab a berkata, ” Ikutilah oleh kalian sunnah Rasulullah dan janganlah kalian membikin kebid’ahan…..” (Riwayat Muhammad bin Nasher Al Marwazy dalam As Sunnah (2 dan Ibnu Wadldloh dalam Al Bida’ (17)
Az Zuhry rahimahullah berkata, “Berpegang teguh dengan sunnah adalah keselamatan” (riwayat Al Lalikaiy 15)
Abul Aliyah rahimahullah berkata, “Wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnah nabi kalian dan apa yang dijalani oleh para Shahabat “. (riwayat Abdur Rozzaq dalam Al Mushonnaf 20758, Al Marwazy dalam Sunnah 8 dan Lalikaiy 17)
Al Auza’iy rahimahullah berkata, “Kita berjalan bersama dengan Sunnah kemanapun dia berjalan.” (riwayat Al Lalikaiy 47)
Bersusah Payah Untuk Kebahagiaan yang Kekal
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata: “Barangsiapa yang menginginkan akhirat, berarti dia akan mengalami kesulitan di dunia. Barangsiapa menghendaki dunia, maka dia akan mengalami kesulitan di akhirat. Wahai sekalian manusia, bersusah payahlah kalian dengan sesuatu yang musnah untuk kebahagiaan yang kekal.” (Siyar A’lamin Nubala, 1/496)
Qalbu yang Selamat
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Tidak sempurna keselamatan qalbu seorang hamba melainkan setelah selamat dari lima perkara: syirik yang menentang tauhid, bid’ah yang menyelisihi As-Sunnah, syahwat yang menyelisihi perintah, kelalaian yang menyelisihi dzikir, dan hawa nafsu yang menyelisihi ikhlas.” (Ad-Da`u wad Dawa`, hal. 138)
Ia menjawab : Aku lebih tua darinya.
Aku bertanya lagi : Lalu mengapa engkau mendahulukannya?
Ia menjawab : Aku mendahulukan ilmu !
[Dzamm al Kalaam IV/257]
Berpegang teguh dengan sunnah adalah keselamatan
Dari Abu Huroiroh, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan, para Shahabat bertanya : ‘Siapakah gerangan yang enggan itu ?’ jawab Beliau, orang yang ta’at kepadaku dia masuk surga dan yang durhaka kepadaku maka sungguh dialah orang yang enggan itu.” (HR. Bukhary 7280)
Dari Abu Huroiroh radliallahu’anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang dengannya. Yaitu Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. Al Hakim 1/93 dan Beliau menshahihkannya)
Hadits ini memiliki banyak penguat.
Dari Irbadl bin Sariyah, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
“Barangsiapa di antara kalian yang hidup nanti maka dia akan menyaksikan perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang terbimbing sepeninggalku, pegangilah sunnahku dan gigitlah dengan geraham-geraham kalian.” (HR. Abu Dawud 4607, At Tirmidzy 2676, Ibnu Majah 440 dan Ahmad 4/126 dengan sanad yang shahih)
Ubay bin Ka’ab a berkata, ” Ikutilah oleh kalian sunnah Rasulullah dan janganlah kalian membikin kebid’ahan…..” (Riwayat Muhammad bin Nasher Al Marwazy dalam As Sunnah (2 dan Ibnu Wadldloh dalam Al Bida’ (17)
Az Zuhry rahimahullah berkata, “Berpegang teguh dengan sunnah adalah keselamatan” (riwayat Al Lalikaiy 15)
Abul Aliyah rahimahullah berkata, “Wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnah nabi kalian dan apa yang dijalani oleh para Shahabat “. (riwayat Abdur Rozzaq dalam Al Mushonnaf 20758, Al Marwazy dalam Sunnah 8 dan Lalikaiy 17)
Al Auza’iy rahimahullah berkata, “Kita berjalan bersama dengan Sunnah kemanapun dia berjalan.” (riwayat Al Lalikaiy 47)
Bersusah Payah Untuk Kebahagiaan yang Kekal
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata: “Barangsiapa yang menginginkan akhirat, berarti dia akan mengalami kesulitan di dunia. Barangsiapa menghendaki dunia, maka dia akan mengalami kesulitan di akhirat. Wahai sekalian manusia, bersusah payahlah kalian dengan sesuatu yang musnah untuk kebahagiaan yang kekal.” (Siyar A’lamin Nubala, 1/496)
Qalbu yang Selamat
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Tidak sempurna keselamatan qalbu seorang hamba melainkan setelah selamat dari lima perkara: syirik yang menentang tauhid, bid’ah yang menyelisihi As-Sunnah, syahwat yang menyelisihi perintah, kelalaian yang menyelisihi dzikir, dan hawa nafsu yang menyelisihi ikhlas.” (Ad-Da`u wad Dawa`, hal. 138)
Mereka Sama !
"Orang yang mengatakan kekejian dan orang yang menyebarkannya, dalam dosa adalah sama"
Tidak Perlu melihat Manusia
Kebaikan dalam 5 Perkara
Kata Imam Syafi’i rahimahullah,
الخير في خمسة: غنى النفس، وكف الاذى، وكسب الحلال، والتقوى، والثقة بالله
“Kebaikan itu ada dalam lima hal:- Hati yang selalu merasa cukup (ghinan nafs)
- Menahan diri dari menyakiti orang lain
- Mencari rizki yang halal
- Bertakwa
- Begitu yakin pada janji Allah.”
Semoga kita bisa memiliki hati semacam ini. Wallahu waliyyut taufiq. www.rumaysho.com
Lihat Temannya
Jangan menetapkan penilaian terhadap seseorang sampai kamu memperhatikan siapa yang menjadi temannya. (Al Ibanah 2/480 No. 514)
Diantara Kebaikan Ilmu Syar'i
Akan lahir dari ilmu:
- kemuliaan walaupun orangnya hina,
- kekuatan walaupun orangnya lemah,
- kedekatan walaupun orangnya jauh,
- kekayaan walaupun orangnya fakir, dan
- kewibawaan walaupun orangnya tawadhu'
(Wahab bin Munabbih rahimahullah)
Ujian Adalah kebaikan
Berkata Asy-Syibli :
أحبك الخلق لنعمائك وأنا أحبك لبلائك
"Manusia mencintai-Mu karena nikmat-Mu, tapi aku mencintai-Mu karena ujian-Mu." (Shifatush Shafwah : 2/458)
Ucapan Seseorang Boleh Ditinggalkan Kecuali Rasulullah
Al-Imam Malik rahimahullah mengatakan,
كُلُّ كَلَامٍ فِيْهِ مَقْبُولٌ وَمَرْدُودٌ إِلاَّ كَلَامَ صَاحِبِ هَذَا الْقَبْرِ
“Setiap perkataan bisa diterima dan bisa ditolak, selain perkataan penghuni kubur ini (yakni, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam).” (Siyar A’lami an-Nubala, 8/93)
Hal yang sama diucapkan pula oleh al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, “Pendapat seseorang bisa diambil dan ditinggalkan, selain (apa yang dari) Nabi n (wajib diterima atau diambil).” (Masa’il al-Imam Ahmad, no. 1786. Lihat Ithafu al-‘Uqul bi Syarhi ats-Tsalatsatil Ushul, asy-Syaikh Ubaid bin Abdillah al-Jabiri, hlm. 9)
Keutamaan Ilmu
Imam Syafi'i berkata: "Mencari Ilmu lebih baik daripada shalat sunnah." [Hilyatul Auliya' 9/119]
Qatadah berkata: "Satu bab ilmu yang dihafalkan seseorang untuk mencari keshalihan pribadinya dan juga keshalihan orang banyak lebih baik daripada ibadah satu tahun penuh." [Hilyatul Auliya' 2/341]
Hasan berkata: "Sungguh, satu bab ilmu yang aku pelajari lebih aku sukai dariapda dunia dan isinya." [Hilyatul Auliya' 6/271]
Ketahuilah !!
Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah perbuatan keji merajalela pada suatu kaum, yang dipraktekkan secara terang-terangan di tengah-tengah mereka, melainkan pasti akan merebak wabah dan penyakit membinasakan yang belum pernah ada pada generasi sebelumnya. Dan tidaklah suatu kaum menahan (tidak membayar) zakat, melainkan mereka akan dihalangi dari tetesan air dari langit, kalau saja bukan karena binatang ternak, niscaya mereka tidak akan diberi hujan. Dan tidaklah suatu kaum (berbuat curang dalam jual beli dengan) mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka akan ditimpa kekeringan yang berkepanjangan dan dahsyatnya beban hidup, serta kejahatan penguasa. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka berhukum dengan hukum selain hukum Allah, melainkan Allah menjadikan musuh menguasai mereka dan merampas sebagian yang dikuasai oleh tangan-tangan mereka. Dan tidaklah mereka menolak (tidak mengamalkan) Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, melainkan Allah akan menjadikan pertikaian atau permusuhan antara sesama mereka.” (Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib no. 2187)
Istighfar
Imam al-Qurthubi rahimahullaah (wafat: 671-H) pernah mengatakan:
وَالِاسْتِغْفَارُ وَإِنْ وَقَعَ مِنَ الْفُجَّارِ يُدْفَعُ بِهِ ضَرْبٌ مِنَ الشُّرُورِ وَالْأَضْرَارِ
“Istighfar; jika dipanjatkan oleh orang-orang bejat (sekalipun), bisa menolak terjadinya hal-hal yang buruk dan mampu menepis berbagai kemudaratan.” [Tafsir al-Qurthubi: 7/399]
3 Perkara
Imam Dzun Nun Al-Mishri (wafat 246H) rahimahullah berkata: "Dulu para 'Ulama saling memberi Wasiat & Menulis Surat kepada yang lain dengan 3 PERKARA: Barangsiapa memperbaiki perkara yang ia sembunyikan, maka Allah akan memperbaiki perkara yang ia tampakkan. Barangsiapa memperbaiki hubungan antara dia dan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungan antara dia & manusia. Barangsiapa memperbaiki urusan akhiratnya, maka Allah akan memperbaiki urusan dunianya" (As-Siyar 19/141)('Awaiqu Ath-Tholab karya Syaikh Abdussalam Barjas rahimahullah)
Bait Syair dalam Kitab Ighatsat Al-Lahfan karya Ibnul Qoyyim
Katakanlah kepada mereka, perkataan seorang yang ahli menasehati
Dan hak suatu nasehat adalah didengarkan
Sejak kapan orang-orang mengetahui dalam agama kita
Bahwa nyanyian adalah sunnah yang diikuti?
Dan seseorang diperbolehkan makan seperti keledai
Dan menari-nari dalam kerumunan hingga terjatuh
Mereka mengatakan, Kami mabuk karena rasa cinta terhadap Tuhan
Padahal yang membuat mereka mabuk tiada lain adalah amarah
Begitu pula binatang, jika telah kenyang
Hilangnya rasa haus dan rasa kenyang membuat mereka menari-nari
Seruling, nyanyian dan Yasin membuatnya mabuk,
jika dibacakan kepadanya tiada akan tertunduk
Dimanakah akal, dimanakah otak?
Tiadakah dari kalian orang yang mau mengingkari bid’ah-bid’ah ini?
Masjid-masjid kita dihinakan dengan nyanyian
Dan gereja-gereja dimuliakan dengannya.[1]
Bacalah kitab, maka mereka akan menunduk, bukan karena kusyu’
Tapi itu adalah ketundukkan orang yang lupa lagi lalai
Dan datangkanlah nyanyian, maka mereka bersuara seperti keledai
Demi Alloh, mereka menari bukanlah karena Alloh
Rebana, seruling dan irama anak kijang,
Sejak kapan engkau melihat ibadah dilakukan dengan hal-hal yang melalaikan?
Kitab itu terasa berat oleh mereka, ketika mereka melihatnya
Dipenuhi dengan perintah dan larangan
Mereka mendengar gemuruh dan kilat darinya, karena kitab berisi
Larangan dan ancaman dari melakukan hal-hal yang dilarang
Mereka melihatnya sebagai pemutus terbesar bagi hawa nafsu
Dari segala keinginannya, yaitu pemotongannya yang tiada henti
Dan lagu itu datang sesuai keinginan nafsunya
Karena itulah, lagu itu menjadi sosok yang mulia di matanya
Dimanakah lengan-lengan kokoh yang memutuskan hawa nafsu
Dari penyebab-penyebabnya, yang terdapat pada orang-orang bodoh dan lalai itu?
Jika hal itu bukan khamr yang meracuni tubuh, maka sesungguhnya ia
Adalah khamr yang meracuni akal, ia semisal dan sama dengannya
Lihatlah kemabukan yang diakibatkan ketika meminumnya
Dan lihatlah kemabukan saat mereka menikmati kelalaian itu
Perhatikanlah, bagaimana ia merobek-robek pakaiannya
Setelah ia merobek-robek hatinya yang lalai
Tentukanlah, mana di antara dua khamr ini yang lebih layak
Untuk diharamkan dan dicap Sebagai dosa disisi Alloh?[2]
[1] Ibnul Qayyim menyebutkannya dalam kitab “Ighatsat Al-Lahfan” I/353, dan tidak disebutkan siapa pengarang bait ini, bisa jadi bait-bait di atas adalah hasil karyanya.
[2] Ibid, I/346
Sumber: Buku Dakwah Salafiyah, Pemersatu Umat Di Atas Kebenaran karya Asy-Syaikh DR. Shalih bin Sa’d As-Suhaimi
Tidak setiap pertanyaan harus dijawab, tidak setiap komentar harus ditanggapi.
Telah shahih dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhum: "Barangsiapa menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan kepadanya oleh manusia, maka ia adalah orang gila." Abu Muhammad Herman
Jalan Kebenaran Itu Satu
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kebenaran itu hanya satu, yaitu jalan Allah yang lurus, tiada jalan yang mengantarkan kepada-Nya selain jalan itu. Yaitu beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan apapun, dengan cara menjalankan syari’at yang ditetapkan-Nya melalui lisan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan dengan hawa nafsu dan bid’ah-bid’ah.” (lihat at-Tafsir al-Qoyyim, hal. 116-117)
Tidak setiap pertanyaan harus dijawab, tidak setiap komentar harus ditanggapi.
Telah shahih dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhum: "Barangsiapa menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan kepadanya oleh manusia, maka ia adalah orang gila." Abu Muhammad Herman
Jalan Kebenaran Itu Satu
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kebenaran itu hanya satu, yaitu jalan Allah yang lurus, tiada jalan yang mengantarkan kepada-Nya selain jalan itu. Yaitu beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan apapun, dengan cara menjalankan syari’at yang ditetapkan-Nya melalui lisan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan dengan hawa nafsu dan bid’ah-bid’ah.” (lihat at-Tafsir al-Qoyyim, hal. 116-117)
Hakekat Sayang kepada Anak
“Orang yang membiarkan anaknya lalai dengan alasan sayang sama dia itu pada hakekatnya sayang yang bodoh. Tapi ketika orang tua yang memaksa anaknya walaupun dia nangis sekalipun untuk kebaikan si anak, itu adalah hakikat kasih sayang. Karena sayang kepada anak itu artinya memberikan kepada anak kemashlahatannya dan mencegah dari dia kemudhorotannya….” (Ust Badrusalam menukil perkataan Ibnul Qoyyim dalam kitab Madarikus Salikin.)
Menuntut Ilmu
Imam An-Nawawi rahimahullaahu ta'ala berkata,
www.faisalchoir.blogspot.com
Sumber:
- Belajar Manhaj Salafy
- Andri Maadsa Dua
- Ustadz Abu Yahya Badrusalam
- http://hikmah-ulama.blogspot.com
- Majalah Ar-risalah
- http://muslimah.or.id
- Dan dari beberapa sumber lainnya
0 komentar:
Posting Komentar