Takhrij Hadist
Hadist tersebut dikeluarkan oleh Al Imam At-Tirmidzi di dalam kitab Sifati Jahannam, bab Jaa’a fii shifati Syaraabi Ahlin Nar No. 2585, dari hadist Ibnu Abbas radlhiyallahu’anhu dengan lafaz, ”Sesungguhnya Nabi Shallahu’alaihi wa Sallam membaca ayat ini,’Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah sekali kali kamu mati melainkan dalam keadaan bersera diri kepada Allah”. (Ali Imran:102) Lalu beliau bersabda, ”Seandainya setitik dari zaqqum diteteskan di dunia niscaya akan menghancurkan kehidupan semua penghuninya. Lalu bagaimana dengan keadaan orang yang menjadikan zaqqum sebagai makanannya ?”
Dan dia (At-Tirmidzi-red) mengatakan di ujung hadist, “Bahwa ini adalah hadist hasan shahih”.
Hadis ini juga dikeluarkan oleh Ibnu Majjah dalam sunannya, kitab Az-Zuhud, bab Shifat An Nar, 8/4325.
Imam Ahmad mengeluarkan hadist ini di dalam musnadnya.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani menshahihkan hadist ini di dalam kitabnya, Shahih Jami’ Shaghir, no 5250 dari hadist Ibnu Abbas radlhiyallahu’anhu.
Fiqh Hadist
- Banyak sekali motivasi yang dapat membawa manusia untuk melakukan kebaikan dan keutamaan antara seorang manusia dengan manusia lain.
- Sebagian manusia ada yang memberi motivasi karena mencintai kebaikan dan keutamaan. Sebagian yang lain ada yang memberi motivasi karena senang pahala dan keutamaan yang didapat. Sebagiannya ada yang memberi motivasi karena takut siksa dan sakit, begitu seterusnya.
- Semakin kuat motivasi seseorang, makin giat dia dalam berbuat kebajikan dan menghiasi dirinya dengan keutamaan, pun dengan sebaliknya.
- Hadist yang ada di hadapan kita ini, secara tidak langsung mengajak golongan manusia yang tidak melakukan kebajikan melainkan hanya karena takut akan siksa Allah Subhanahu wa ta’ala, mengajak mereka dengan menjalankan kebaikan dan mensucikan diri dari hal-hal yang dapat merusak sebelum zaqqum menjadi makanannya kelak di hari kiamat. Di mana, salah satu gambaran dari zaqqum ini adalah apabila diteteskan di dunia akan merusak kehidupan menusia dan hijaunya tanaman di muka bumi.
Karakteristik Zaqqum
Beberapa nash Al-qur’an menerangkan tentang sifat-sifat Zaqqum.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, ”(Makanan surga) itulah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang dzalim. Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka jahim”.(As Shaffat:62 – 68 )
Dalam firman yang lain dikatakan, “Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidik di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas”.(Ad Dukhaan:43-46)
Allah Subhanahu wa ta’ala juga melansirnya di dalam firman-Nya, “Kemudian sesungguhnya kamu hai orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum. Itulah hidangan untuk mereka pada hari pembalasan”.(Al-Waqiah:51-56)
Tafsir seputar Azzaqum
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, para pakar tafsir menerangkan bahwa Az Zaqqum adalah sebuah pohon yang tumbuh di dasar neraka Saqar atau dasar neraka Jahannam. Dan neraka Jahannam telah dinyalakan hingga mendidih seperti kotoran minyak. Para penghuninya sangat rakus dalam memakannya sehingga memenuhi perutnya sebagaimana air panas yang mendidih, air yang memiliki temperatur paling tinggi.
Kemudian setelah mereka makan lalu minum air yang sangat panas seperti unta yang kehausan, minum tidak ada henti hingga mati.
Faidah Hadist
- hadist tersebut menunjukkan beberapa sangat pentingnya berpegang dengan manhaj Allah Subhanahu wa ta’ala, supaya manusia menjalankan ketaatan-ketaatan dan melepaskan diri dari bentuk maksiat dan keburukan sebelum datangnya satu hari yang tiada lagi berguna jual beli dan sebelum pohon zaqqum menjadi santapan yang memasuki mulutnya serta air yang sangat panas menjadi pelepas dahaganya. Sangat buruk siksa di dalam neraka yang mana belum pernah sebelumnya dilihat oleh mata, didengar telinga, dan juga belum pernah terbetik dalam hati manusia.
- Hiburan bagi para penegak kebenaran, meski mereka mendapatkan cobaan dari pendukung kebatilan, berupa cercaan, hinaan, dan pengucilan. Mereka tidak akan memperoleh siksa yang begitu pedih sepreti yang akan menimpa orang-orang yang banyak berbuat dosa di hari kiamat kelak.
- Tidak meninggalkan hukuman dalam pendidikan. Sebab, biasanya manusia tidak akan menjalankan kebaikan dan meninggalkan diri dari berhias dengan keutamaan kecuali setelah ditakut-takuti.
Allahu A’lam bish shawab
Dikutip dari Majalah ElFata Vol 07:2 2007
Sumber: http://maramissetiawan.wordpress.com/2007/02/17/pohon-neraka-jahanam/
0 komentar:
Posting Komentar