Penulis: Abdullah bin Abdul Aziz At tuwaijiry
Di antara perkara yang diada- adakan (bid'ah) pada bulan Syawwal adalah Bid'ah
hari raya Al Abrar (orang-orang baik) (atau dikenal dengan hari raya
Ketupat.pent.), yaitu hari kedelapan Syawwal. Setelah orang-orang
menyelesaikan puasa bulan Ramadhan dan mereka berbuka pada hari pertama
bulan Syawwal -yaitu hari raya (iedul) fitri- mereka mulai berpuasa enam
hari pertama dari bulan Syawwal dan pada hari kedelapan mereka membuat
hari raya yang mereka namakan iedul abrar (biasanya dikenal dengan hari
raya Ketupat. Pent )
Syaikhul Islam lbnu Taimiyah – rahimahullah-
berkata: "adapun membuat musim tertentu selain musim yang disyariatkan
seperti sebagian malam bulan Rabi'ul Awwal yang disebut malam maulid,
atau sebagian malam bulan Rajab, tanggal 18 Dzulhijjah, Jum'at pertama
bulan Rajab, atau tanggal 8 Syawwal yang orang-orang jahil menamakannya
dengan hari raya Al Abrar ( hari raya Ketupat) ; maka itu semua adalah
bid'ah yang tidak disunnahkan dan tidak dilakukan oleh para salaf.
Wallahu Subhanahu wata'ala a'1am.
Peringatan hari raya ini
biasanya dilakukan di salah satu masjid yang terkenal, para wanitapun
berikhtilat (bercampur) dengan laki-laki, mereka bersalam-salaman dan
mengucapkan lafadz-lafadz jahiliyyah tatkala berjabatan tangan, kemudian
mereka pergi ke tempat dibuatnya sebagian makanan khusus untuk perayaan
itu.
(Lihat : As Sunan wal mubtadi'at al muta'alliqah bil adzkar
wassholawat karya Muhammad bin Abdis Salam As Syaqiriy hal. 166) (Kitab
Al Bida' Al Hauliyyah karya : Abdullah bin Abdul Aziz At tuwaijiry. Cet.
I Darul Fadhilah Riyadh, Hal. 350. Penterjemah : Muhammad Ar Rifa'i)
Hari kedelapan dari syawwal ini orang umum menamakannya sebagai Iedul
Abrar (hari raya orang yang baik) yaitu orang- orang yang telah puasa enam hari syawwal. Namun hal ini adalah bid'ah. Maka hari ke delapan ini
bukanlah sebagai hari raya, bukan untuk orang baik (abrar) dan bukan
pula bagi orang jahat (Fujjar). Sesungguhnya ucapan mereka (yaitu iedul
abrar) mengandung konskwensi bahwa orang yang tidak puasa enam hari dari
syawwal maka bukan termasuk orang baik, demikian ini adalah keliru.
Karena orang yang telah menunaikan kewajibannya maka dia, tanpa
diragukan adalah orang yang baik walaupun tentunya sebagian orang
kebaikannya ada yang lebih sempurna dari yang lain. (Syarhul Mumti'
Karya As Syaikh Ibnu Utsaimin jilid 6 bab shaum Tathawwu')
Sumber: www.darussalaf.or.id/ Diarsipkan: www.faisalchoir.blogspot.com
Bid'ah Hari Raya Ketupat (Hari Raya Al Abrar)
Faisal Choir Blog :
Blog ini merupakan kumpulan Artikel dan Ebook Islami dari berbagai sumber. Silahkan jika ingin menyalin atau menyebarkan isi dari Blog ini dengan mencantumkan sumbernya, semoga bermanfaat. “Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR. Muslim). Twitter | Facebook | Google Plus
0 komentar:
Posting Komentar