728x90 AdSpace

Pos Terbaru

Perumpamaan Kebenaran dan Kebathilan dalam Al-Qur'an - 2


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَابِيًا وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِثْلُهُ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الأرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ

"Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air dilembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikian Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap dibumi. Demikianlah Allah membuat perumpaman-perupamaan." (Qs. Ar Ra'd : 17)

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata:

Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa ta'ala membandingkan wahyu yang diturunkan olehNya dengan bentuk kehidupan hati, serta kemampuan pendengaran dan  penglihatan dengan air yang membawa kehidupan bagi bumi melalui tumbuh-tumbuhan; selanjutnya membandingkan hati dengan lembah, karena hati yang besar dapat menyerap banyak ilmu sebagaimana lembah yang besar dapat menampung banyak air. Di lain sisi hati yang kecil hanya dapat menyerap berdasarkan ukurannya seperti halnya lembah yang kecil. Hati memikul petunjuk dan pengetahuan berdasarkan kapasitasnya sama dengan cara aliran air yang datang dan bersentuhan dengan tanah kemudian melewatinya; membawa kotoran dan busa.

Sama halnya jika pengetahuan dan petunjuk bersentuhan dengan hati, mereka menggoncangkan apa yang ada didalamnya berupa nafsu dan keraguan untuk mencabutnya sama seperti obat bekerja ketika di konsumsi dan bereaksi dalam badan menghilangkan elemen yang berbahaya demi menjamin tercapainya penyembuhan secara menyeluruh terlepas rasa pahit yang dirasakan. Ini adalah cara Allah Subhanahu wa ta'ala "menunjukkan (perumpamaan) kebenaran dan kebathilan".

Kemudian Dia menyebutkan perumpamaan api, yaitu, "Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu." Kotoran dan tanahlah yang disingkirkan selama proses membuat emas, perak, tembaga, dan besi. Api menyingkirkannya, membedakannya dan memisahkannya dari logam berharga yang berguna. Semua kotoran dibuang serta disingkirkan "akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harga." Dengan cara yang sama, nafsu dan keraguan diangkat dari hati yang beriman dan dibuang seperti halnya air yang mengalir dan api menyingkirkan buih, sampah dan kotoran serta yang tersisa didasar lembah adalah air bersih yang diminum manusia, dialirkan serta diberikan kepada ternak mereka. Sama halnya dengan keyakinan yang suci dan tidak ternodai yang menetap ditengah hati, mengakar yang mana darinya seseorang dan lainnya memperoleh keuntungan.

Siapa yang tidak memahami dua perumpamaan ini dan tidak merujuk kepadanya serta mencoba untuk mengerti apa yang dimaksudkan olehnya maka ia bukanlah diantara mereka (yang memiliki sifat yang disebutkan dari dua perumpamaan tadi), dan Allah Subahanhu wa ta'ala pemberi kemenangan.

(Al-Amtsal Fi Al-Qur'an, Oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya:

Ayat diatas mengandung dua perumpamaan, kekuatan dan keabadian yang benar (haq) dan kelemahan serta kefanaan yang bathil.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, "Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air dilembah-lembah menurut ukurannya," Ada yang besar sehingga dapat menampung banyak air dan ada pula yang kecil yang dapat menampung air seukurannya. Ini adalah perumpamaan perbedaan hati manusia. Ada yang luas dapat menampung ilmu yang banyak dan ada yang sempit yang hanya dapat menampung sedikit ilmu. "Maka arus itu membawa buih yang mengambang" maksudnya adalah muncullah buih diatas permukaan air yang mengalir ke lembah-lembah itu. Ini adalah perumpamaan pertama.

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala, "Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikian Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap dibumi." Ini perumpamaan yang kedua: Sesuatu yang dilebur dalam api berupa emas ataupun perak untuk perhiasan atau tembaga dan besi yang dilebur untuk membuat perkakas, maka di permukaannya terdapat pula buih seperti buih air hujan.

Firman-Nya, "Demikian Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil," Maksudnya, Jika hak dan bathil itu bertemu, maka kebathilan itu tidak memiliki kekuatan dan keabadian, seperti halnya buih yang tidak kuat bersama air, tidak pula bersama emas atau perak atau logam lainnya yang melebur didalam api. Bahkan buih (yang pada asalnya mengambang itu) kemudian akan mengecil dan akhirnya menghilang.

Oleh karena itu Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, "Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya,"  Buih yang tidak dapat dimanfaatkan, bakan buih itu akan terpisah dan akhirnya hilang ditepi lembah, tersangkut diakar-akar pohon, atau dikikis oleh angin. Begitu pula halnya kotoran (buih) dipermukaan emas, perak, besi dan tembaga yang dileburkan, ia akan hilang tidak akan kembali lagi. Adapun yang tinggal hanyalah air, emas dan logam lainnya yang dapat dimanfaatkan.

Maka dari itu Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, "adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap dibumi. Demikianlah Allah membuat perumpaman-perupamaan." Makna ayat ini seperti firman Allah Subhanahu wa ta'ala, "Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia. Dan tidak ada yang memahami kecuali orang-orang yang berilmu."  (Qs. Al-'Ankabuut: 43)

Sebagian kaum Salaf mengatakan, "Setiap kali membaca perumpamaan dalam Al-Qur'an dan aku tidak dapat memahaminya, maka aku menangisi diriku sendiri. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala telah mengatakan, "Dan tidak ada yang memahami kecuali orang-orang yang berilmu." (Menangis karena takut celaan-Nya).

Mengenai firman Allah Subhanahu wa ta'ala, "Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air dilembah-lembah menurut ukurannya," dan seterusnya, 'Ali Abi Talhah menuturkan dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu'anhuma, beliau berkata, "Ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah. Perumpamaan ini menggambarkan betapa besarnya peran keyakinan yang terkandung didalam hati (yang di ibaratkan dengan air, emas, perak, dan logam lain). Sebab, perbuatan apapun tidak akan bermanfaat jika dilakukan dengan hati yang ragu (yang diibaratkan dengan buih). Hanya hati yang yakin, yang akan selalu mendatangkan manfaat bagi orang yang memilikinya. Inilah perumpamaan dari firman Alah Subhanahu wa ta'ala, "Adapun buih" Yakni keraguan, "Akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia," yakni keyakinan "Maka ia tetap dibumi". Sebagaimana emas dan perak yang dilebur dalam api, lalu setelah diambil kemurniannya kotoran-kotorannya tetap dibiarkan didalam api. Seperti itu pula, Allah hanya akan menerima dari hati yang yakin dan meninggalkan hati yang ragu." (Ath-Thabari XVI/410)

Perumpamaan Air dan Api dalam Hadits

Dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim disebutkan sebuah hadits dari Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Perupamaan ilmu dan petunjuk yang dengannya Allah mengutusku adalah seperti hujan lebat yang menimpa bumi. (Pertama), diantara bumi itu ada tanah yang sabar yang dapat menerima air lalu tanah itu menumbuhkan rumput yang banyak. Ada pula tanah tandus yang keras yang dapat menampung air, lalu air itu dijadikan Allah bermanfaat bagi manusia, baik untuk di minum, memberi minum ternak, dan untuk bercocok tanam. (Kedua), hujan itu juga menimpa tanah lainnya yang gersang, yang tidak dapat menampung air dan tidak dapat pula menumbuhkan rerumputan. (Perumpamaan yang pertama), ialah bagi orang yang memahami agama Allah serta berguna baginya apa yang dengannya Allah mengutusku. Ia mengetahui dan mengajarkannya. Dan yang terakhir (Perumpamaan yang kedua), ialah perumpamaan orang yang sombong dari ilmu (agama Allah) dan tidak mempelajarinya, serta tidak mau menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus." (HR. al-Bukhari no.79 dan Muslim no.2282) Hadits ini mengandung perumpamaan air.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Perumpamaan aku dan kalian, adalah bagaikan seorang laki-laki yang menyalakan api. Lalu tatkala cahaya itu menerangi sekitarnya, maka kupu-kupu dan binatang-binatang yang biasanya jatuh kedalam api berdatangan mendekati api tersebut, hingga nyaris terbakar. Maka laki-laki itu mnghalangi binatang-binatang itu agar tidak jatuh kedalamnya, namun mereka berhasil mengalahkan laki-laki itu, hingga akhirnya merekapun menjerumuskan diri kealam api. Itulah perumpamaan aku dan kalian. Aku menghalangi kalian agar tidak terjerumus kedalam neraka (seraya berkata), 'Mari menjauh darinya'. Namun kalian mengalahkanku sehingga kalianpun terjerumus kedalamnya." (HR. Bukhari no. 6483, Muslim no. 2284, Ahmad II/321) Hadits ini mengandung perumpamaan dengan api.

(Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4 Hal. 734-739. Pustaka Ibnu Katsir)

Faisal Choir Blog :

Blog ini merupakan kumpulan Artikel dan Ebook Islami dari berbagai sumber. Silahkan jika ingin menyalin atau menyebarkan isi dari Blog ini dengan mencantumkan sumbernya, semoga bermanfaat. “Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR. Muslim). Twitter | Facebook | Google Plus

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Perumpamaan Kebenaran dan Kebathilan dalam Al-Qur'an - 2 Description: Rating: 5 Reviewed By: samudera ilmu
Scroll to Top