Dua Kali Aku Lakukan Selama 90 Tahun!!!
Apanya yang dua kali?! Lantas bagaimana tentang 90 tahun?!
Qadhi qudhat (Hakim Agung) negeri Syam, Sulaiman bin Hamzah
al-Maqdisi – masih ada keturunan dengan Ibn Qudamah, pengarang kitab
al-Mughni – ia berkata: “Aku tidak pernah melaksanakan shalat fardhu
sendirian kecuali dua kali, dan seakan-akan aku tidak pernah
melaksanakan dua shalat tersebut.”
Tahukah anda, berapakah umur Sulaiman al-Maqdisi ketika mengatakan hal ini? Umurnya saat itu sekitar 90 tahun!
Nampaknya sekarang anda tercengang keheranan, anda bertanya dalam
hati: “90 tahun tidak pernah meninggalkan shalat berjama’ah kecuali
hanya dua kali, sementara aku yang masih muda belia dalam seminggu aku
tidak bisa shalat berjama’ah kecuali hanya satu atau dua kali saja!”
Karena itu muncul satu pertanyaan penting, mengapa generasi salaf dan
sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sangat memperhatikan
shalat berjama’ah? Sampai-sampai salah seorang dari mereka ketika
meninggalkan shalat berjama’ah dua kali saja, ia mengatakan:
“Seakan-akan aku tidak mendirikan shalat tersebut.”
Jawabnya sangat mudah, yaitu mereka adalah orang-orang yang
mengetahui benar fadhilah shalat berjama’ah, dan pada saat yang
bersamaan mereka juga selalu menuruti nasihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam, karena beliaulah yang memerintahkan mereka dalam banyak hadis
untuk melaksanakan shalat berjama’ah. Di antara hadis-hadis tersebut
misalnya:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
« مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ
بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ
خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ
دَرَجَةً »
“Siapa yang bersuci di rumahnya, kemudian berjalan menuju masjid
untuk melaksanakan kewajiban shalat dari sekian banyak kewajiban yang
dibebankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dua langkah kakinya,
salah satunya menghapuskan dosa, dan langkah satunya lagi mengangkat
derajatnya.” (HR. Muslim)
Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:
« مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنْ الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ »
“Siapa yang berjalan di waktu pagi atau sore menuju masjid,
niscaya Allah menyiapkan tempat kembalinya kelak di sorga, setiap kali
ia pergi pagi atau sore ke masjid.” (HR. Bukhari)
Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
« أَعْظَمُ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ
فَأَبْعَدُهُمْ مَمْشًى وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى
يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الَّذِي يُصَلِّي
ثُمَّ يَنَامُ »
“Manusia yang paling agung dalam shalatnya adalah yang paling
jauh jarak yang ditempuhnya, dan orang yang menunggu shalat (di masjid)
supaya bisa shalat bersama imam, adalah lebih besar pahalanya dari pada
orang yang shalat (berjama’ah) kemudian tidur.” (HR. Bukhari)
Saudaraku…! Bagaimana menurutmu perhatian dan pengagungan Nabi shallallahu'alaihi wa sallam terhadap perintah shalat berjama’ah? Karena itulah, tidak pernah kita
dengar dari generasi salaf ada orang yang meremehkan dan menggampangkan
shalat berjama’ah dengan alasan bahwa hal ini diperselisihkan di antara
ulama’, sementara kita hidup di zaman ini yang sangat membutuhkan kepada
pahala yang besar.
Anda berhak tahu, bahwa shalat berjama’ah memiliki faedah dan manfaat selain pahala besar yang telah disebutkan:
Anda berhak tahu, bahwa shalat berjama’ah memiliki faedah dan manfaat selain pahala besar yang telah disebutkan:
- Jika anda ingin khusyu’ dalam shalat dan merasakan lezatnya shalat, maka anda harus melaksanakannya secara berjama’ah, karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Setan itu bersama orang yang sendirian, jika ia berdua maka setan semakin menjauh.”
- Jika anda ingin berada di bawah naungan Arsy Allah Yang Maha Pengasih kelak di hari kiamat, maka anda harus melaksanakan shalat berjama’ah, hingga hati anda tertambat kepada masjid, ketika itu anda termasuk dalam hadis: “Tujuh orang akan mendapatkan naungan dari Allah, pada hari yang tidak ada naungan selain naungan Allah… di antaranya adalah orang yang hatinya selalu terpaut kepada mesjid.”
- Jika anda ingin ditulis bagi anda dua pembebasan dari api neraka dan kemunafikan, maka peliharalah shalat berjama’ah dimulai dengan takbir bersama imam (sejak awal shalat) selama 40 hari terus menerus sebagaimana dikabarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Akhirnya, anda harus mengetahui bahwasanya anda tidak akan bisa dekat
dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sesuatu yang Dia cintai
melebihi shalat-shalat fardhu berjama’ah, sebagaimana Allah berfirman
dalam hadis qudsi: “Seorang hamba tidaklah mendekat kepada-Ku dengan
sesuatu yang lebih Aku cintai dari pada apa-apa yang telah Aku wajibkan
kepada mereka.”
Mulailah dari sekarang, jaga dan peliharalah shalat berjama’ah di masjid, dan singkirkanlah debu-debu kemalasan.
Saya tutup tulisan ini dengan satu pemandangan yang tiada bandingnya,
dari berita-berita mereka yang selalu rindu dengan shalat
(berjama’ah). Tersebutlah salah seorang da’i al-muhaddits yang
terpercaya; Ibrahim bin Maimun al-Marwazi, ia bekerja sebagai tukang
emas. Ibn Ma’in berkata tentang dirinya:
“Jika ia sedang mengangkat palu, tiba-tiba mendengar suara azan, maka ia tidak akan meneruskan memukul dengan palunya.”
Kita berdo’a memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar
memberikan hidayah-Nya kepada kita menuju keridhoan Allah dan
karunia-Nya, dan agar Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang
selalu memperhatikan shalat tepat pada waktunya secara berjama’ah.
(Sumber: Majalah Qiblati Edisi 10 Tahun I)
0 komentar:
Posting Komentar