Di antara Sumber Kekuatan
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, tatkala Fatimah radhiyallahu ‘anha meminta pembantu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mengajarkan kepada Ali dan Fatimah seraya bersabda,
أَلَا أُعَلِّمُكُمَا خَيْرًا مِمَّا سَأَلْتُمَا؟ إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا أَنْ تُكَبِّرَا اللهَ أَرْبَعًا وَثَلَاثِيْنَ وَتُسَبِّحَاهُ ثَلَاثَةً وَثَلَاثِيْنَ وَتَحْمَدَاهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ، فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ
“Inginkah kalian berdua aku ajari tentang sesuatu yang lebih baik dari (pembantu) yang kalian berdua minta? Apabila kalian berdua telah mengambil tempat pembaringan, hendaknya kalian berdua bertakbir (membaca Allahu Akbar) 34 kali, bertasbih (membaca Subhanallahu) 33 kali, dan bertahmid (membaca Alhamdulillah) 33 kali. Maka, itu (semua) lebih baik daripada seorang pembantu.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim]Tentang Saling Mencela
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالاَ فَعَلَى الْبَادِئِ مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُوْمُ
“Dua orang yang saling mencela, apa yang diucapkan keduanya (ditanggung) oleh yang memulai, selama orang yang dizalimi tidak melampaui batas.” [Diriwayatkan oleh Muslim]Nasehat Mendalam untuk Kaum Perempuan
Dari Abu Sa’îd Al-Khudry radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ، فَإِنِّي أُرِيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ
“Wahai sekalian kaum perempuan, bersedekahlah. Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku mayoritas penduduk neraka adalah kalian.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim]Dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الِاسْتِغْفَارَ، فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ
“Wahai sekalian kaum perempuan, bersedekahlah dan perbanyaklah istighfar. Sesungguhnya aku telah melihat kalian adalah mayoritas penduduk neraka.” [Diriwayatkan oleh Muslim]Tentang Semangat dan Lesu dalam Beramal
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Âsh radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي فَقَدِ اهْتَدَى، وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ
“Sesungguhnya setiap amalan mempunyai suatu semangat, dan pada setiap semangat memiliki kejenuhan. Maka barangsiapa kejenuhannya (mengarah) kepada sunnahku, sungguh dia telah mendapat petunjuk, dan barangsiapa kejenuhannya (mengarah) kepada selain (sunnahku), sungguh telah binasa.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Abi ‘Âshim, Ath-Thahâwy, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibbân dan Al-Baihaqy dalam Syu’abul Îmân. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dan Syaikh Muqbil]Bukan dari Akhlak Mukmin
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلاَ اللَّعَّانِ وَلاَ الْفَاحِشِ وَلاَ الْبَذِيءِ
“Seorang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, suka berkata keji, dan suka berkata kasar.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bukhary dalam Al-Adab Al-Mufrad, At-Tirmidzy dan Al-Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dan Syaikh Muqbil]Dari Sejelek-Jelek Manusia
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallâhu ‘anhu, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكُهُ السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ، وَمَنْ يَتَّخِذُ الْقُبُورَ مَسَاجِدَ
“Sesungguhnya, termasuk sejelek-jelek manusia adalah orang yang didapati oleh hari kiamat, sementara mereka masih hidup, dan orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid (tempat ibadah).” [Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, Al-Bazzar, dan selainnya dengan sanad yang hasan]Menghargai Istri
Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً، إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang mukmin membenci kepada seorang mukminah (istrinya). Jika ia membenci sebuah akhlak dari (istrinya), dia akan ridha darinya pada hal yang lain.” [Diriwayatkan oleh Muslim]Di Antara Etika Bermajelis
Dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallâhu ‘anhumâ, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يُقِيمُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ مَقْعَدِهِ، ثُمَّ يَجْلِسُ فِيهِ وَلَكِنْ تَفَسَّحُوا وَتَوَسَّعُوا
“Janganlah seorang menyuruh orang lain bangkit dari tempat duduknya, kemudian dia duduk padanya, akan tetapi hendaklah kalian memperlapang dan memperluasnya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim. Lafazh hadits milik Muslim]Fitnah Perempuan
Dari Usamah bin Zaid radhiyallâhu ‘anhumâ, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku tinggalkan setelahku suatu fitnah yang lebih berbahaya terhadap laki-laki daripada (fitnah) perempuan.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim. Lafazh hadits milik Al-Bukhâry]Sejauh Mana Hak Seorang Suami?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ كُنْتُ آمِرَا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan. Dishahihkan oleh Al Albany dari Irwa`ul Ghalil no. 1998]Sebab Bertambahnya Ilmu
Barangsiapa yang menghendaki ilmu, hendaknya dia bertakwa kepada Allah Subhânahu wa Ta’âlâ. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ
“Bertakwalah kepada Allah, Allah (pasti) memberi ilmu kepada kalian.” [Al-Baqarah: 282]Tentang Rasa Malu
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
“Sesungguhnya, di antara pembicaraan kenabian terdahulu yang ditangkap oleh manusia adalah, ‘Apabila tidak malu, berbuatlah engkau sesukamu.’.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dari Abu Mas’ûd radhiyallâhu ‘anhu]Sumber Akhlak yang Mulia
Dasar pijakan untuk akhlak mulia adalah firman Allah Subhânahu Wa Ta’âlâ,
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Ambillah rasa maaf, perintahlah dengan yang ma’ruf, dan berpalinglah dari orang-orang jahil.” [Al-A’râf: 199]Wasiat Yang Agung
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ، وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ، وَأَجْمِعِ الْيَأْسَ عَمَّا فِي أَيْدِي النَّاسِ
“Apabila berdiri pada shalatmu, kerjakanlah shalat sebagaimana shalat perpisahan, janganlah engkau berbicara dengan pembicaraan yang engkau akan mintakan maaf darinya, serta kumpulkanlah keputus-asaan pada segala yang berada di tangan manusia.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Majâh dari Abu Ayyûb radhiyallâhu ‘anhu. Ash-Shahîhah no. 401]Hakikat Kehidupan
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jibrîl ‘alaihissalâm datang kepada seraya berkata,
يَا مُحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ
‘Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu karena sungguh engkau akan meninggal, cintailah siapapun yang engkau sukai karena sungguh engkau akan berpisah dengannya, beramallah sesukamu karena engkau pasti mendapat imbalannya.’.” [Dalam Ash-Shahîhah no. 831 dari beberapa orang shahabat.]Perhatikan Niatmu
Ibnul Mubarak rahimahullâh berkata,
رُبَّ عملٍ صغيرٍ تعظِّمهُ النيَّةُ، وربَّ عمل كبيرٍ تُصَغِّره النيَّةُ
“Kadang sebuah amalan kecil diperbesar oleh niat, dan kadang sebuah amalan besar diperkecil oleh niat.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunya sebagaimana dalam Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam]Demikianlah Perjalanan ke Negeri Akhirat
Dari Anas bin Mâlik radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ، وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
“Surga diiitari dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, sedangkan neraka diitari dengan berbagai syahwat.”[Diriwayatkan oleh Muslim]Dari Mana datangnya Musibah?
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian maka itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (kesalahan-kesalahan kalian).” [Asy-Syûrâ: 30]Di antara Sebab Musibah dan Petaka
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kepada jalan yang benar).” [Ar-Rûm: 41]Bahaya Mencari Aib Orang Lain
Dari Ibnu Umar radhiyallâhu ‘anhumâ, Rasulullah bersabda shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ، لَا تُؤْذُوا المُسْلِمِينَ وَلَا تُعَيِّرُوهُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ المُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ
“Wahai sekalian manusia, barangsiapa yang beriman dengan lisannya, sedangkan keimanan belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin juga janganlah mencela mereka, serta janganlah kalian mencari-cari aurat mereka. Sesungguhnya, barangsiapa yang mencari-cari aurat saudaranya sesama muslim, Allah akan mencari-cari auratnya. Barangsiapa yang auratnya dicari-cari oleh Allah, niscaya Allah akan mempermalukannya, walaupun dia berada di tengah rumahnya.” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy dan selainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalamShahîhul Jamî’]Hukum Menyentuh Perempuan Bukan Mahram
Dari Ma’qil bin Yasâr radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لَا تَحِلُّ لَهُ
“Andaikata seorang lelaki kepalanya ditusuk dengan jarum besi, hal itu lebik baik daripada dia menyentuh perempuan yang tidak halal baginya (baca: bukan mahramnya).”[Diriwayatkan oleh Ar-Rûyâny, Ath-Thabarâny dan Al-Baihaqy. Dikuatkan oleh Al-Albany dalam Ash-Shahîhah no. 226]
Yang Tidak Pernah Kenyang
Dari Anas bin Mâlik radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْهُومَانِ لَا يَشْبَعَانِ: مَنْهُومٌ فِي عِلْمٍ لَا يَشْبَعُ، وَمَنْهُومٌ فِي دُنْيَا لَا يَشْبَعُ
“Dua ketamakan yang tidak pernah kenyang: ketamakan terhadap ilmu tidak pernah kenyang, dan ketamakan terhadap dunia tidak pernah kenyang.” [Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan selainnya. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahîh Al-Jamî’]
Peringatan untuk Penyebar Berita
Dari Bilâl bin Harits Al-Muzany radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ فَيَكْتُبُ اللَّهُ لَهُ بِهَا رِضْوَانَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ فَيَكْتُبُ اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا سَخَطَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian berbicara dengan sebuah kalimat berupa keridhaan Allah -tidak pernah dia menyangka akan tersebar sedemikian rupa- maka, lantaran (kalimat itu), Allah menulis keridhaan baginya hingga hari tatkala dia menghadap kepada-Nya. Dan sungguh seorang lelaki di antara kalian berbicara dengan sebuah kalimat berupa kemurkaan Allah -tidak pernah dia menyangka akan tersebar sedemikian rupa- maka, lantaran (kalimat itu), Allah menulis kemurkaan baginya hingga hari saat dia menghadap kepada-Nya.”[Diriwayatkan oleh Imam Malik, Ahmad, At-Tirmidzy, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan selainnya.Ash-Shahîhah no. 888]
Kalimat-Kalimat Agung
Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata, “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Siapakah yang mau menerima kalimat-kalimat ini agar diamalkan dan diajarkan kepada siapa saja yang akan mengamalkannya?’ Abu Hurairah menjawab, ‘Saya, wahai Rasulullah.’ Kemudian beliau memegang kedua tanganku seraya bertutur,
اتَّقِ الْمَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ وَأَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُسْلِمًا وَلاَ تُكْثِرِ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ
‘Takutlah engkau kepada segala sesuatu yang diharamkan, niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah. Ridhailah segala sesuatu yang Allah bagi kepadamu, engkau pasti menjadi manusia yang paling cukup. Berbuat baiklah kepada tetanggamu, niscaya engkau menjadi seorang mukmin. Cintailah untuk manusia, segala sesuatu yang engkau cintai untuk dirimu, engkau pasti menjadi seorang muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa karena banyak tertawa akan mematikan hati.’.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzy, dan selainnya. Baca Ash-Shahîhah no. 930]Hakikat Perbekalan
Dari Al-Barâ` bin ‘Âzib radhiyallâhu ‘anhumâ, beliau bertutur, “Kami pernah bersama Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam pada sebuah jenazah, kemudian beliau duduk di pinggir kubur, lalu menangis hingga membasahi tanah. Beliau bersabda,
يَا إِخْوَانِى لِمِثْلِ هَذَا فَأَعِدُّوا
‘Wahai saudara-saudaraku, untuk (keadaan) seperti ini hendaknya kalian bersiap.’.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, dan selainnya.Baca Ash-Shahîhah no. 1751]Lima Perkara Sebelum datang Lima Perkara
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallâhu ‘anhumâ, dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda kepada seorang lelaki sembari menasihati lelaki itu,
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkan segera lima perkara sebelum (datang) lima perkara: waktu mudamu sebelum (datang) waktu tuamu, kesehatanmu sebelum (datang) sakitmu, kekayaanmu sebelum (datang) kefakiranmu, waktu luangmu sebelum (datang) waktu sibukmu, dan kehidupanmu sebelum (datang) kematianmu.” [Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan selainnya. Dishahihkan oleh Al-Albany rahimahullâh]Jalan Keselamatan
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhany radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan keselamatan itu?” Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam menjawab,
أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ
“Jagalah lisan engkau, hendaknya engkau merasa lapang dengan rumahmu, dan tangisilah kesalahanmu.” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy dan selainnya.Shahîh At-Targhîb dan Ash-Shahîhah]Kedahsyatan Api Neraka
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Jibril ‘alaihissalâm,
مَا لِيْ لَا أَرَى مِيْكَائِيْلَ ضَاحِكًا قَطُّ قَالَ مَا ضَحِكَ مِيْكَائِيْلُ مُنْذُ خُلِقَتِ النَّارُ
“Mengapa saya sama sekali tidak pernah melihat Mika`il tertawa? (JIbril) menjawab, ‘Mika`il tidak pernah tertawa semenjak neraka diciptakan.’.”[Dihasankan oleh Al-Albany dengan seluruh jalurnya dalam Ash-Shahîhah dan Shahîh At-Targhîb]Mata yang Terjaga dari Api Neraka
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلَاثَةٌ لَا تَرَى أَعْيُنُهُمُ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ : عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَعَيْنٌ حَرَسَتْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَعَيْنٌ غَضَّتْ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ
“Ada tiga (orang) yang mata-mata mereka tidak akan melihat nerakan pada hari kiamat: mata yang menangis karena takut kepada Allah, mata yang berjaga-jaga di jalan Allah, dan mata yang menundukkan pandangan dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah.” [Dishahihkan oleh Al-Albany rahimahullâh dalam Ash-Shahîhah no. 2673 dari sejumlah shahabat]Tentang Mendengar Pembicaraan Orang Lain
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنِ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ، وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ، أَوْ يَفِرُّونَ مِنْهُ، صُبَّ فِي أُذُنِهِ الآنُكُ يَوْمَ القِيَامَةِ
“Barangsiapa yang mendengar pembicaraan suatu kaum, sedang kaum itu tidak senang kepadanya atau mereka lari darinya, akan dituangkan timah putih pada telinganya pada hari kiamat.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dari Ibnu ‘Abbâs radhiyallâhu ‘anhumâ]Tentang ‘Insya Allah’
Biasakanlah mengucapkan, ‘Insya Allah,’ atas sesuatu hal yang akan datang.
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا (23) إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ
“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu, ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi,’ kecuali (dengan menyebut), ‘Insya Allah’.” [Al-Kahf: 23-24]Dua Nikmat yang Terlalaikan
Dari Ibnu Abbas radhiyallâhu ‘anhumâ, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، الصِّحَّةُ، وَالْفَرَاغُ
“Dua nikmat yang banyak manusia merugi di dalamnya: kesehatan dan waktu luang.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary]Kaidah Dalam Beraktivitas
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ
“Sesungguhnya Allah mencintai apabila seseorang di antara kalian melakukan amalan, dia yang melakukannya secara mutqin (sempurna/lengkap).” [Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan selainnya. Silsilah Ahâdist Ash-Shahîhah no. 1113]Tanda Kebaikan Allah kepada Hamba
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, Allah akan memahamkannya dalam agama.”[Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim dari Mu’âwiyah bin Abi Sufyân radhiyallâhu ‘anhu]Yang Paling Mulia di Sisi Allah
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” [Al-Hujurât: 13]Keadaan Kebanyakan Manusia
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” [Ar-Rûm: 7]Ayat di atas adalah celaan bagi orang-orang yang mengenal berbagai jalan untuk mendapatkan dunia, namun lalai dari akhiratnya.
Hakikat Yang Terlupakan
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ
“Segala sesuatu yang berada di sisi kalian akan sirna, dan segala sesuatu yang berada di sisi Allah akan kekal.” [An-Nahl: 96]Akhlah yang Baik adalah Sumber Kebaikan
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
“(Perbuatan) kebajikan (berasal) dari akhlak yang baik, dan dosa-dosa adalah segala sesuatu yang menyesakkan dadamu dan engkau enggan bila manusia mengetahuinya.” (Diriwayatkan oleh Muslim)Menghargai Istri
Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً، إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang mukmin membenci kepada seorang mukminah (istrinya). Jika ia membenci sebuah akhlak dari (istrinya), dia akan ridha darinya pada hal yang lain.” [Diriwayatkan oleh Muslim]Sumber: Dzulqarnain.Net
0 komentar:
Posting Komentar