Syaikh Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar As-Syinqity pernah mengatakan:
Tidaklah hati seorang hamba selalu beristigfar melainkan akan disucikan
- Bila ia lemah, maka akan dikuatkan
- Bila ia sakit, maka akan disembuhkan
- Bila ia diuji, maka akan diangkat ujian itu darinya.
- Bila ia kalut, maka akan diberi petunjuk
- Dan bila ia galau, maka akan diberi ketenangan.
Sepeninggal Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, Istigfar merupakan satu-satunya benteng aman yang tersisa untuk kita (dari adzab Allah). Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
”Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.”(QS.al-Anfal: 33). .
Ibnu katsir rahimahullah berkata:
Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak istigfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya.
Maka apa lagi yang kau tunggu...? Perbanyaklah istigfar....
.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:
"Bila engkau ingin berdo'a, sementara waktu yang kau miliki begitu sempit, padahal dadamu dipenuhi oleh begitu banyak keinginan, maka jadikan seluruh isi do'amu istigfar, agar Allah memaafkanmu. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya. .
Ya Allah.. Sesungguhnya Engkau Maha pemaaf, mencintai kemaafan, maka ampunilah kami.
👤 Ustadz Aan Chandra Thalib حفظه الله تعالى
Sumber: Abdul Rokhman As-Syukur
Imam al-Qurthubi rahimahullah pernah mengatakan:
"Istighfar; jika dipanjatkan oleh orang-orang bejat (sekalipun), bisa menolak terjadinya hal-hal yang buruk dan mampu menepis berbagai kemudaratan.” (Tafsir al-Qurthubi: 7/399)
Qotadah rahimahulah berkata, “Al-Qur’an menunjukkan kepada kalian atas penyakit kalian dan obatnya; adapun penyakit kalian adalah dosa-dosa sedangkan obatnya adalah istighfar”.
Seseorang bertanya kepada Ibnul Jauzi rahimahullah, ”Apakah yang paling utama, apakah aku harus bertasbih atau istighfar?” Beliau menjawab, ”Baju yang kotor lebih membutuhkan sabun daripada minyak wangi.” (Jawaahiru Shifatish Shafwah)
Istighfar membuat kehidupan menjadi mudah, terasa ringan berbagai ujian dan cobaan
Imam al-Qurthubi rahimahullah pernah mengatakan:
"Istighfar; jika dipanjatkan oleh orang-orang bejat (sekalipun), bisa menolak terjadinya hal-hal yang buruk dan mampu menepis berbagai kemudaratan.” (Tafsir al-Qurthubi: 7/399)
Qotadah rahimahulah berkata, “Al-Qur’an menunjukkan kepada kalian atas penyakit kalian dan obatnya; adapun penyakit kalian adalah dosa-dosa sedangkan obatnya adalah istighfar”.
Seseorang bertanya kepada Ibnul Jauzi rahimahullah, ”Apakah yang paling utama, apakah aku harus bertasbih atau istighfar?” Beliau menjawab, ”Baju yang kotor lebih membutuhkan sabun daripada minyak wangi.” (Jawaahiru Shifatish Shafwah)
Istighfar membuat kehidupan menjadi mudah, terasa ringan berbagai ujian dan cobaan
Allah Ta’ala berfirman:
“dan hendaklah kamu meminta ampun [istighfar] kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan.” (Qs. Hud:3)
Syaikh Muhammad Amin As-Syinqiti berkata menafsirkan ayat ini:
“Pendapat terkuat tentang yang dimaksud dengan kenikmatan adalah rizki yang melimpah, kehidupan yang lapang dan keselamatan didunia dan yang dimaksud dengan waktu yang ditentukan adalah kematian.” (Adhwa’ul Bayan 2/170, Darul Fikr, Libanon, 1415 H, Asy-Syamilah)
Kemudian istighfar juga membuat musibah tidak jadi turun, kemudian jika turun memudahkan kita menghadapinya, dan segera bisa menghilangkan musibah tersebut.
Imam Al-Qurthubi rahimahullah menukil dari Ibnu Shubaih dalam tafsirnya , bahwasanya ia berkata:
”Ada seorang laki-laki mengadu kepadanya Hasan Al-Bashri tentang kegersangan bumi maka beliau berkata kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!”,
yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!”
yang lain lagi berkata kepadanya,”Doakanlah (aku) kepada Allah, agar Ia memberiku anak!” maka beliau mengatakan kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!”
Dan yang lain lagi mengadu tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan pula kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!”
Dan kamipun menganjurkan demikian kepada orang tersebut
Maka Hasan Al-Bashri menjawab:”Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh [ayat 10-12].”
[Jami’ Liahkamil Quran 18/302, Darul Kutub Al-Mishriyah, kairo, cet. Ke-2, 1348 H, Asy-Syamilah]
"Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (Qs. Nuh : 10-12)
0 komentar:
Posting Komentar