Buah-Buhan di Surga, Gambaran Kenikmatan yang Tiada Tara
Oleh : Ustadz
Abdullah Taslim al-Buthoni, MA hafizhahullah
MUQODDIMAH
Berbicara tentang kenikmatan di
surga -semoga Allah Azza wa Jalla memudahkan kita menjadi penghuni surga-
berarti membahas suatu kenikmatan tinggi dan kekal yang tiada taranya. Betapa
tidak, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggambarkan tersebut sedemikian jelas dan
terperinci, sehingga menjadikan hamba-hamba-Nya yang beriman selalu bersegera
dan berlomba-lomba untuk meraihnya.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَى? مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ
وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah
(berlomba-lombalah) kamu untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
(QS. Ali ‘Imran/3:133).
Dalam ayat lain, Dia Azza wa
Jalla juga berfirman:
وَفِي ذَ?لِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ
Dan untuk yang demikian itu
hendaklah orang-orang (yang beriman) berlomba-lomba (untuk meraihnya). (QS.
al-Muthaffifin/83:26).
Oleh karena itu, dalam hadits
yang shahih tentang gambaran tingginya kenikmatan surga, Malaikat Jibril
Alaihissallam yang melihatnya, berkata kepada Allah Azza wa Jalla.
أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لاَيَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ إِلاَّ دَخَلَهَا
Demi kemahamuliaan-Mu, tidaklah
seorang pun yang mendengar tentang (tingginya kenikmatan) surga kecuali ia
ingin masuk ke dalamnya. [1]
Cukuplah firman-firman Allah Azza
wa Jalla berikut ini menggambarkan kesempurnaan kenikmatan di surga:
وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ.
نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ
Di dalam surga kamu memperoleh
apa (segala kenikmatan) yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya
apa (segala kenikmatan) yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb)
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Fushshilat/41:31-32).
يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ
الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Diedarkan kepada mereka
piring-piring dari emas dan gelas-gelas, dan di dalam surga itu terdapat segala
apa (kenikmatan) yang diinginkan oleh hati dan sedap (dipandang) mata, dan kamu
kekal di dalamnya. (QS. az-Zukhruf/43:71).
KENIKMATAN
DI SURGA TIADA TARANYA
Allah Azza wa Jalla berfirman:
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً
بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Tidak ada seorang pun yang
mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat
tinggi di surga) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa
yang telah mereka kerjakan. (QS. as-Sajdah/32:17).
Imam Ibnu Katsir rahimahullah
mengatakan, ”Arti ayat di atas, (ialah) tidak ada seorang pun yang mengetahui
agungnya ganjaran (kebaikan) yang Allah sembunyikan (dan sediakan) bagi mereka
(orang-orang yang beriman) di surga, (yaitu) berupa kenikmatan yang abadi dan
berbagai kelezatan yang belum pernah disaksikan semisalnya oleh seorangpun”[2]
Gambaran tentang tingginya
kenikmatan ini dinyatakan dalam hadits qudsi yang shahih, Allah Azza wa Jalla
berfirman:
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّا لحِينَ مَ لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ
سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرِ
Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku
yang shalih kenikmatan (tinggi di surga) yang belum pernah dilihat oleh mata,
didengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia.[3]
Artinya, semua kenikmatan dan
keindahan di dunia yang pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga atau
dibayangkan dalam hati manusia, maka kenikmatan di surga jauh melebihi semua
itu.[4]
Oleh karena itu, semua kenikmatan
dan kesenangan di surga yang Allah Azza wa Jalla sebutkan dalam ayat-ayat
al-Qur’an, seperti istana-istana dari emas dan perak, isteri-isteri,
buah-buahan, sungai-sungai, taman-taman indah, dan berbagai kenikmatan lainnya;
semua itu, meskipun nama-namaya sama dengan yang ada di dunia, akan tetapi
hakikat kenikmatannya jauh berbeda, karena kenikmatan di surga jauh lebih
tinggi dan sempurna.
Sahabat yang mulia, ‘Abdullah bin
‘Abbas Radhiyallahu nahuma berkata, ”tidak ada sesuatu pun di dunia yang serupa
dengan apa yang ada di surga kecuali namanya (saja)”.[5]
BUAH-BUAHAN
DI SURGA
Allah Subhanahu wa Ta’ala
menjelaskan dalam ayat-ayat al-Qur’an berbagai macam buah-buahan yang lezat
sebagai makanan bagi penduduk surga. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ. وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ.
وَحُورٌ عِينٌ. كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ. جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
Dan (di dalam surga terdapat)
buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka
inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli,
laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka
kerjakan (di dunia). (QS. al-Waqi’ah/56:20-24).
فِيهِمَا مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجَانِ
Di dalam kedua surga itu terdapat
segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan. (QS. ar-Rahman/55:52)
فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ
Di dalam keduanya ada
(macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima. (QS. ar-Rahman/55:68).
Semua itu Allah Subhanahu wa
Ta’ala jadikan mudah untuk mereka jangkau dan nikmati. Allah Azza wa Jalla
berfirman:
وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلًا
Dan naungan (pohon-pohon surga
itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan untuk dipetik dengan
semudah-mudahnya. (QS. al-Insan/76:14).
Kenikmatan ini kekal abadi dan
tidak akan habinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ. لَا مَقْطُوعَةٍ وَلَا مَمْنُوعَةٍ
Dan (di dalam surga terdapat)
buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang
mengambilnya. (QS. al-Waqi’ah/56:32-33).
GAMBARAN
KENIKMATAN BUAH-BUAHAN DI SURGA
Dalam al-Qur’an, Allah Subhanahu
wa Ta’ala menjelaskan tingginya kenikmatan dan kelezatan buah-buahan di surga
yang dirasakan oleh penghuni Surga. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا
قَالُوا هَ?ذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ
فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan sampaikanlah berita gembira
kepada mereka yang beriman dan beramal shalih, bahwa bagi mereka disediakan
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap kali mereka diberi
rizki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan,”Inilah yang pernah
diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa, dan untuk
mereka, di dalamnya ada isteri-isteri yang suci, dan mereka kekal di dalamnya.
(QS. al-Baqarah/2:25).
Makna firman Allah Azza wa Jalla
dalam ayat ini “mereka diberi buah-buahan yang serupa...”, ada tiga penafsiran
dari para ulama ahli tafsir:
- Buah-buahan di surga serupa dengan buah-buahan di dunia dalam rupa dan warnanya, tetapi rasanya jelas berbeda (karena buah-buahan di surga jauh lebih nikmat). Ini pendapat Imam Mujahid, Abul ‘Aliyah, adh-Dhahhak, as-Suddi dan Muqatil.
- Kedua : Semua buah-buahan di surga serupa dalam kelezatan dan keindahannya, tidak ada keburukan padanya. Demikian ini menurut Imam al-Hasan al-Bashri dan Ibnu Juraij.
- Ketiga : Buah-buahan di surga serupa dengan buah-buahan di dunia dalam bentuk dan namanya, akan tetapi buah-buahan di surga lebih indah rupanya dan lebih lezat rasanya. Demikian menurut Imam Qatadah dan Ibnu Zaid.[6]
Syaikh ‘Abdur-Rahman as-Sa’di
rahimahullah mengatakan, “Ada yang berpendapat (bahwa maknanya), serupa dalam
namanya (tetapi) berbeda rasanya. Ada yang berpendapat, serupa dalam warnanya
(tetapi) berbeda namanya. Ada juga yang berpendapat, (semua buaha-buahan di
surga) serupa satu sama lainnya dalam keindahan, kelezatan dan kenikmatannya,
mungkin saja pendapat (terakhir) ini yang benar”.[7]
PENUTUP
Inilah gambaran sebagian dari
kenikmatan dan keindahan Surga yang tiada taranya. Masih banyak kenikmatan dan
keindahan Surga lainnya yang tidak mungkin dibahas dalam tulisan ringkas
seperti ini.
Semoga Allah Azza wa Jalla,
dengan rahmat dan taufik-Nya, memudahkan kita untuk selalu meniti jalan menuju
surga-Nya dan dihindarkan dari semua jalan yang menyimpang dari jalan-Nya yang
lurus. Sesungguhnya Dia Subhanahu wa Ta’ala Maha Pemberi petunjuk dan Maka
Kuasa atas segala sesuatu.
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا
فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
Negeri akhirat itu, Kami jadikan
untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan
(maksiat) di (muka) bumi, dan kesudahan (yang baik) itu (surga) adalah bagi
orang-orang yang bertakwa. (QS. al Qashash/28:83).
Wallahit taufiq.[]
Sumber: AlManhaj.or.id dari Majalah as-Sunnah Ed.7
Thn.XVIII_1434H/2013M
e-Book ini didownload dari www.ibnumajjah.wordpress.com
[1]. HR. Abu Dawud (no.4.744) dan
at-Tirmidzi (4/693). Dinyatakan shahih oleh Imam at-Tirmidzi dan Syaikh
al-Albani.
[2] Kitab Tafsir Ibnu Katsir, 3/606.
[3] HSR al-Bukhari (no.3.072) dan Muslim (no.2.824).
[4] Lihat kitab Faidhul-Qadir, 4/473.
[5] Dikeluarkan oleh Imam Hannad
bin as-Sariy dalam az-Zuhd (no. 3 dan 8) dan Ibnu Jarir ath-Thabari (1/105),
dinyatakan shahih sanad-nya oleh penyunting kitab Taqribut-Tadmuriyyah, hlm.42.
[6] Keterangan Imam Ibnul-Jauzi dalam tafsir
beliau, Zadul-Masir,1/53.
[7] Kitab Taisirul-Karimir-Rahman, hlm.46.
0 komentar:
Posting Komentar