عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : ” كُلُّ أَمَّتِى مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ ، وَإِنَّ مِنَ الْمَجَانَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ، ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ ، فَيَقُولَ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا ، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللهِ عَنْهُ” .
أخرجه البخاري 6069 ومسلم 224 .
Dari Salim bin Abdillah, berkata : Aku mendengar Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Setiap
umatku dimaafkan kecuali orang yang berbuat dosa secara
terang-terangan. Sesungguhnya termasuk perbuatan menampakkan dosa secara
terang-terangan jika seseorang yang berbuat dosa pada malam hari,
padahal Allah telah menutupinya, lalu di pagi hari dia mengatakan :
wahai fulan, saya tadi malam telah melakukan dosa demikian dan demikian.
Allah telah menutupi dosanya pada malam hari namun dia malah membuka
penutup Allah pada pagi harinya.” (HR. Bukari : 6069 dan Muslim : 224)
Fawaaid hadits :
Tidak sebagaimana umat-umat sebelumnya, dari kalangan umat nabi Nuh, Shalih, Hud atau Musa ‘alihimmussalam. Ketika mereka durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka Allah menyegerakan adzab bagi mereka di dunia sebelum adzab di akhirat.
Allah ta’ala berfirman :
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Dari Tsauban radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَإِنَّ رَبِّي قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَنْ لَا أُهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ يَسْتَبِيحُ بَيْضَتَهُمْ وَلَوْ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا أَوْ قَالَ مَنْ بَيْنَ أَقْطَارِهَا حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا
Adapun bentuk maaf Allah kepada umat ini di akhirat adalah bahwa mereka tidak akan kekal di dalam neraka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَخْرُجُ مِنْ النَّارِ وَقَالَ شُعْبَةُ أَخْرِجُوا مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنْ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ شَعِيرَةً , أَخْرِجُوا مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنْ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ بُرَّةً, أَخْرِجُوا مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنْ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ ذَرَّةً
Syu’bah berkata; “Sesuatu yang setara dengan timbangan dzurrah yang ringan.”
(HR. Tirmidzi; dan beliau kemudian berkata: “hadits ini hasan shahih”)
Kedua : Ancaman dan peringatan keras bagi orang yang menampakkan perbuatan maksiat.
Diantara dalil yang menunjukkan hal tersebut selain hadits ini adalah firman Allah ta’ala :
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Dalam ayat ini Allah mengancam orang yang punya keinginan bahwa perbuatan maksiatnya tersebar dengan adzab yang pedih di dunia dan di akhirat, bagaimana lagi dengan orang yang telah terang-terangan menampakkan perbuatan maksiatnya ??
Bukankah kerusakan yang ada di bumi disebabkan karena perbuatan maksiat ?!
Allah ta’ala berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Imam Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini berkata :
)ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ) بأن النقص في الزروع والثمار بسبب المعاصي
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut” bahwa kekurangan dalam pertanian dan buah-buahan disebabkan karena maksiat.Abul Aliyah rahimahullah berkata :
وقال أبو العالية: ( من عصى الله في الأرض فقد أفسد في الأرض لأن صلاح الأرض والسماء بالطاعة(
“Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah di bumi maka dia telah
berbuat kerusakan di atas muka bumi, karena baiknya bumi dan langit
dengan ketaatan.”Orang yang menampakkan perbuatan maksiat di hadapan orang lain, menunjukkan lemahnya rasa malu yang ada dalam hatinya, padahal malu merupakan akhlaq islam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَخُلُقُ الإِسْلاَمِ الْحَيَاءُ
Bukankah Nabi kita yang mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kita supaya punya rasa malu, terlebih lagi malu kepada Allah ta’ala, Rabb yang telah menciptakan dan memberi segala kenikmatan kepada kita.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:اسْتَحْيُوا مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ ، قَالَ : قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللهِ ، إِنَّا نَسْتَحْيِي وَالْحَمْدُ ِللهِ ، قَالَ : لَيْسَ ذَاكَ ، وَلكِنَّ الاِسْتِحْيَاءَ مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ : أَنْ تَحْفَظَ الرَّاْسَ وَمَا وَعَى ، وَالْبَطْنَ وَمَا حَوَى ، وَلْتَذْكُرِ الْمَوْتَ وَالْبِلَى ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ تَرَكَ زِينَةَ الدُّنْيَا ، فَمَنْ فَعَلَ ذلِكَ ، فَقَدِ اسْتَحْيَا مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ
Ketiga : hendaknya kita meminta dan berdo’a kepada Allah supaya Dia menutupi dan memaafkan semua dosa dan kesalahan kita.
Karena diantara nama Allah ta’ala adalah Al Ghafar yang artinya Dzat menutupi dan memaafkan dosa.
Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ يُدْنِي الْمُؤْمِنَ فَيَضَعُ عَلَيْهِ كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ فَيَقُوْلُ: أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا، أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا؟ فَيَقُوْلُ: نَعَمْ، أَيْ رَبِّ. حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوْبِهِ وَرَأَى فِي نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ، قَالَ: سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ. فَيُعْطِي كِتَابَ حَسَنَاتِهِ
Semoga Allah menutupi serta mengampuni segala dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan.
****
Banyak mengambil faedah dari : http://www.saaid.net/Doat/hamesabadr/27.htm
Sumber: http://abukarimah.wordpress.com/2012/05/07/jangan-menampakkan-dosa/
Artikel lain: Aib, Sesuatu yang Seharusnya Ditutupi
0 komentar:
Posting Komentar