Oleh: 
                    
                                        Ust. Ahmad Zainuddin, Lc. 
Hidup di dunia, kebutuhan rumah atau  tempat tinggal dilihat dari
 sisi ekonomi merupakan kebutuhan primer bagi  manusia. Rumah merupakan 
tempat berlindung dari panas dan hujan maupun  terpaan dingin angin 
bahkan dari ancaman binatang buas. Rumah juga  tempat membina keluarga, 
lebih dari itu rumah merupakan prestise  perlambang kemakmuran 
penghuninya atau tingkat budaya manusia yang dulu  sebagai penghuni gua 
sekarang sebagai penghuni rumah mewah dengan  arsetektur modern.
Mengingat begitu penting peranan rumah bagi manusia, maka muncul berbagai cabang aktifitas manusia berkaitan dengan rumah, hitung saja misalnya: toko bahan bangunan, kontraktor, developer, KPR, arsitektur, bahkan desain interior. Persawahan dan ladang subur, hutan dan pantai disulap menjadi perumahan. Inipun masih belum dapat secara keseluruhan memenuhi kebutuhan perumahan manusia, bahkan memenuhi kebutuhan perumahan dengan model kepemilikan rumah secara kredit atau membangun rumah di atas lahan yang bukan haknya.
Mengingat begitu penting peranan rumah bagi manusia, maka muncul berbagai cabang aktifitas manusia berkaitan dengan rumah, hitung saja misalnya: toko bahan bangunan, kontraktor, developer, KPR, arsitektur, bahkan desain interior. Persawahan dan ladang subur, hutan dan pantai disulap menjadi perumahan. Inipun masih belum dapat secara keseluruhan memenuhi kebutuhan perumahan manusia, bahkan memenuhi kebutuhan perumahan dengan model kepemilikan rumah secara kredit atau membangun rumah di atas lahan yang bukan haknya.
Inilah perlombaan  manusia untuk memiliki rumah sendiri yang kadang 
mengabaikan sisi-sisi  kemanusiannya sendiri, karena berprinsip hidup 
materialisme.
Berapa  banyak manusia berusaha dan bersusah payah serta sengsara 
untuk  membangun rumah di dunia ini, lalu ia habiskan harta, 
kesungguhan,  pikiran, dan waktunya yang sangat banyak sekali. Lalu 
rumah yang  dibangun dengan megah tersebut beresiko hancur, kebakaran, 
roboh, dan  rusak. Seandainya rumahnya kokoh dan tetap utuh, maka 
pemiliknya pasti  akan mati. Kadang orang membuat rumah hingga suka 
duka, keringat, dan  kegelisahan menerpanya. Bahkan kadang harus 
mengusap air wajahnya  menahan malu untuk mencari hutangan dan minta 
penangguhan dan tambahan  tempo pembayaran. Pada akhirnya ia tahu pasti 
rumah tersebut  meninggalkannya atau ia meninggalkan rumah tersebut. 
Pada umumnya ada tiga macam syahwat dunia yang tertanam dalam diri kita yang harus selalu diwasapadai dan dikendalikan, yakni syahwat wanita, anak dan harta benda. Allah menjelaskan:
Realitas Manusia 
Pada umumnya ada tiga macam syahwat dunia yang tertanam dalam diri kita yang harus selalu diwasapadai dan dikendalikan, yakni syahwat wanita, anak dan harta benda. Allah menjelaskan:
“Dijadikan indah pada  (pandangan) manusia kecintaan kepada 
apa-apa yang diingini, yaitu:  wanita-wanita, anak-anak, harta yang 
banyak dari jenis emas, perak, kuda  pilihan, binatang-binatang ternak 
dan sawah ladang. Itulah kesenangan  hidup di dunia, dan di sisi 
Allah-lah tempat kembali yang lebih baik  (surga).” (QS. Ali Imran: 14)
Dari ayat tersebut dapat kita  pahami bahwa bila ketiga syahwat 
tersebut telah menjadi tujuan hidup  kita sehingga melupakan pada 
balasan Allah di akhirat, maka ingatlah,  saat itu berarti kita sudah 
dikuasasi dan dikendalikan olehnya. Awalnya  memang bisa hanya sekedar 
kesenangan dan kecintaan biasa sebagai  manusia. Namun, lalma-kelamaan 
bisa berubah menjadi orientasi hidup  duniawi semata, dan kemudian 
dengan tidak disadari bisa meningkat dan  berubah menjadi tuhan yang 
disembah dan ditaati.
Saat ini, tidak sedikit kita lihat orang-orang yang menjadikan wanita, anak-anak, dan harta menjadi tuhan.
Bagi  orang-orang seperti ini, mereka tidak akan pernah mau peduli 
halal atau  haram. Yang penting mereka meraih apa yang mereka inginkan 
dari wanita,  anak, dan harta. Wanita, anak-anak, dan harta telah 
melalaikan mereka  dari mengingat Allah. Wanita, anak-anak, dan harta 
telah memalingkan  mereka dari jalan hidup yang Allah ciptakan untuk 
mereka. Dengan tanpa  disadari, mereka membangkang kepada Allah, kepada 
Rasulullah, dan kepada  ajaran Islam yang Allah turunkan, dan Rasulullah
 ajarkan untuk  menyelamatkan kehidupan mereka di dunia dan sekaligus di
 akhirat kelak.
Agar  hidup kita di dunia yang sementara ini tidak menjadi hamba 
syahwat dan  kesenangan dunia, pada ayat berikutnya Allah menawarkan 
kepada kita  sebuah kehidupan dan balasan akhirat yang jauh lebih baik 
dan lebih  dahsyat dari apa saja yang mungkin kita peroleh di dunia ini,
 seperti  firman-Nya:
Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa  yang lebih baik 
dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa  (kepada 
Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di  bawahnya 
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka  dikaruniai) 
istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah  Maha 
Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran: 15)
Inilah  tawaran Allah pada kita semua. Masihkah mata kita buta 
sehingga tidak  dapat membedakan antara kenikmatan dunia yang sementara 
dan tidak  seberapa dengan kenikmatan akhirat dan surga yang sangat luar
 biasa?  Masihkah hati kita keras bagaikan batu sehingga tidak mampu 
meyakini  kebenaran tawaran Allah itu? Masihkah telinga kita pekak dan 
tuli  sehingga tidak mampu mendengar tawaran Allah itu dengan baik? 
Masihkan  pikiran kita picik dan sempit sehingga tidak bisa mencerna dan
 memahami  tawaran dan janji Allah yang maha dahsyat itu?
Sebuah fakta yang  tak terbantahkan yang selalu kita saksikan bahwa 
setiap manusia pasti  mati. Saat kematian tiba, tak ada lagi manfaat 
harta, anak, istri,  teman, handai tolan, pangkat, jabatan, karir dan 
apa saja yang kita  miliki di dunia ini. Semuanya akan kita tinggalkan. 
Rumah mewah tidak  lagi berguna.
Kita akan diusung ke sebuah "rumah" dalam tanah yang  luasnya hanya 3 x
 1.5 m2 saja. Harta yang melimpah tidak lagi dapat kita  nikmati. Saat 
kematian, kita hanya dibekali dengan beberepa lembar kain  kafan yang 
menutupi tubuh kita. Pangkat dan kedudukan yang tinggi tidak  lagi 
berguna, karena kita sudah kaku, tidak bisa lagi bergerak dan  
berbicara, serta kantor dan tempat bermain kita dibatasi sebuah tempat  
sempit yang bernama liang lahat di dalam bumi sana.
Istri, anak,  dan keluarga yang kita cintai tidak bisa berbuat 
apa-apa saat jasad kita  ditimbun dengan tanah yang perlahan-lahan 
menghilang dari pandangan  mereka. Mereka terpaksa meninggalkan kita 
sendirian di dalam kubur  setelah pemakaman selesai. Tidak ada seorang 
istri, atau anak, atau  keluarga, teman, anak buah dan sebagainya yang 
mau mendampingi kita  dengan setia setelah kita dikubur.
Semua ini adalah fakta bahwa  semua apa yang ada dan kita miliki di 
dunia ini hanya sebatas di dunia.  Peristiwa kematian akan memutus 
semuanya dengan kita. Sebab itu, orang  yang cerdas ialah orang yang 
dapat melihat kebenaran fakta tersebut dan  dia mensiasatinya dengan 
siasat yang akan menguntungkannya setelah mati,  bukan sebelum kematian.
 Rasul shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
“Orang  yang pintar itu ialah orang yang mampu mengevaluasi 
diriniya dan beramal  (mencurahkan semua potensinya) untuk kepentingan 
setelah mati.  Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang mengikuti 
hawa nafsunya dan  berangan-angan kepada Allah.” (HR. Attirmizi no. 2383 dan dishahihkan al-Albani dalam silsilah ahadis Shahihah).
Salah  satu bukti kita tidak tertipu oleh kesenangan dan syahwat 
dunia ialah  kita tidak terlena dalam kehidupan dunia ini. Pada waktu 
yang sama, kita  dapat memfokuskan hidup kita di dunia ini untuk 
mencapai kehidupan  akhirat. Kita optimalkan semua potensi yang ada pada
 kita, khususnya  jiwa, raga, istri, anak, harta, dan waktu kita untuk 
membangun rumah  abadi kita di surga; bukan rumah di dunia yang fana dan
 yang kita diami  hanya sementara. Karena istana dan rumah surga sangat 
jauh perbedaannya  dengan istana dan rumah di dunia.
Inginkah “Rumah” di surga?
Saudaraku! Maukah Anda memiliki tempat tinggal atau rumah di Surga? Apakah Anda berharap memiliki kamar atau tenda di surga?
Apakah Anda sangat menginginkan rumah atau istana di surga?
Bila  Anda menginginkannya dengan jujur dari lubuk kalbu, maka 
amalkanlah  amalan-amalan berikut dengan ikhlas mengharap keridhaan 
Allah untuk  mewujudkan impian dan harapan tersebut.
Percaya atau Tidak?!
Kamu mungkin beramal satu amalan yang hanya menghabiskan 30 menit per hari lalu dapatkan rumah di surga –dengan izin Allah-.
Mungkin Anda mendapatkan rumah di surga dengan izin Allah hanya dengan beramal menghabiskan 20 menit saja per hari!!
Mungkin Anda mendapatkan rumah di surga dengan izin Allah hanya dengan beramal menghabiskan 15 menit saja!!
Mungkin Anda mendapatkan rumah di surga dengan izin Allah hanya dengan beramal menghabiskan 3 menit saja!!
Mungkin Anda mendapatkan rumah di surga dengan izin Allah hanya dengan beramal menghabiskan 15 detik saja!!
Bahkan mungkin Anda mendapatkan rumah di surga dengan izin Allah hanya dengan beramal menghabiskan 3 detik saja!!
Spektakuler!!!!!
Apabila Anda sudah ingin sekali mengetahui amalan tersebut, maka lihatlah keterangan dibawah ini.
1.  Iman kepada Allah
Karena siapa yang hidup dalam keadaan beriman 
dan  meninggal dalam keadaan iman kepada Allah maka mendapatkan kemah di
  Surga dengan izin Allah. Bagaimana tidak? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabd: 
((إِنَّ لِلْمُؤْمِنِ فِى الْجَنَّةِ لَخَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ وَاحِدَةٍ مُجَوَّفَةٍ طُولُهَا سِتُّونَ مِيلاً لِلْمُؤْمِنِ فِيهَا أَهْلُونَ يَطُوفُ عَلَيْهِمُ الْمُؤْمِنُ فَلاَ يَرَى بَعْضُهُمْ بَعْضًا))
“Sesungguhnya  seorang mukmin mendapatkan kemah di surga dari 
satu mutiara yang  berongga, panjangnya 60 mil. Seorang mukmin juga 
memiliki para istri di  surga yang seorang mukmin keliling menggilirnya.
 Sebagian mereka tidak  melihat sebagian lainnya.” (HR Muslim).
2. Iman kepada Allah dan amal shalih
{وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُم بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِندَنَا زُلْفَى إِلَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُوْلَئِكَ لَهُمْ جَزَاء الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ}
“Dan  sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu 
yang  mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun; tetapi orang-orang yang 
 beriman dan mengerjakan amal-amal (saleh, mereka Itulah yang memperoleh
  balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan;
  dan mereka aman sentosa di kamar-kamar (dalam surga).” (QS. Saba’: 37).
Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya 3:714:
((أي في منازل الجنة العالية آمنون من كل بأسٍ وخوف وآذى ومن كل شر يُحذر منه((.
Maksudnya  adalah rumah-rumah surga yang tinggi dalam keadaan aman 
dari semua  kekerasan, ketakutan, dan ganguan serta seluruh keburukan 
yang tidak  disukai.
3. Iman kepada Allah dan RasulNya serta berjihad di Jalan Allah. 
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (10) تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ (11) يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ}[الصف (10-12
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah  kamu aku tunjukkan suatu 
perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari  azab yang pedih? (yaitu) 
kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan  berjihad di jalan Allah 
dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik  bagimu, jika kamu 
mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu  dan memasukkanmu 
ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya  sungai-sungai; dan 
(memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di  dalam jannah 'Adn. 
Itulah keberuntungan yang besar.” (QS ash-Shaf : 10-12).
Ibnu katsir menjelaskan dalam tafsirnya 4:464 :
أي إن فعلتم ما أمرتكم به ودللتكم عليه غفرت لكم الزلات، وأدخلتكم الجنات والمساكن الطيبات والدرجات العاليات.
“Maksudnya  apabila kalian lakukan yang telah Aku perintahkan kepada 
kalian dan  telah Aku tunjukkan, maka Aku akan mengampuni semua 
kesalahan kalian dan  Aku masukkan kedalam Surga dan berikan tempat 
tinggal yang baik dan  derajat yang tinggi.
4. Iman kepada Allah dan membenarkan para Rasul. 
Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda:
إنَّ أهْلَ الجَنَّةِ لَيَتَرَاءوْنَ أَهْلَ الغُرَفِ مِن فَوْقِهِمْ كَمَا تَرَاءوْنَ الكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الغَابِرَ فِي الأُفُق مِنَ المَشْرِقِ أو المَغْرِبِ لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ )) قالُوا : يا رسول الله ؛ تِلْكَ مَنَازِلُ الأنبياء لاَ يَبْلُغُها غَيْرُهُمْ قال : (( بَلَى والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ، رِجَالٌ آمَنُوا بِاللهِ وَصَدَّقُوا المُرْسَلِينَ )) . متفق عليه .
“Sesungguhnya penduduk surga melihat-lihat pemilik kamar-kamar di atas
  mereka sebagaimana melihat bintang-bintang gemerlapan di langit dari  
timur atau barat karena perbedaan tingkat diantara mereka. Mereka  
bertanya: Wahai Rasulullah ! itu rumah-rumah para Nabi yang tidak akan  
bisa mencapainya selain mereka? Nabi menjawab: Tidak, demi Allah yang  
jiwaku ditanganNya (dapat dicapai) oleh orang-orang yang beriman kepada 
 Allah dan membenarkan para Rasul.” (Muttafaqun ‘alaihi).
5. Takwa kepada Allah
Seperti dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
Seperti dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
{لَكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِّن فَوْقِهَا غُرَفٌ مَّبْنِيَّةٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَعْدَ اللَّهِ لَا يُخْلِفُ اللَّهُ الْمِيعَادَ}
“Tetapi  orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya 
mereka mendapat tempat-tempat  yang tinggi, di atasnya dibangun pula 
tempat-tempat yang Tinggi yang di  bawahnya mengalir sungai-sungai. 
Allah telah berjanji dengan  sebenar-benarnya. Allah tidak akan 
memungkiri janji-Nya.” (QS az-Zumar : 20).
Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya 4:64: 
أي مساكن عالية طباق بعضها فوق بعض
Maksudnya rumah yang tinggi bertingkat.
6. Meminta terus menerus dengan ikhlas agar dikaruniai Allah mati syahid di jalan-Nya
  
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dalam sabdanya:
((مَنْ سَأَلَ الله تَعَالَى الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ))
“Siapa  yang meminta kepada Allah mati syahid dengan jujur, 
niscaya Allah akan  menyampaikannya ke tingkat (tempat tinggal) para 
syuhadak kendati ia  mati di atas kasurnya.” (HR. Muslim)
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menjelaskan dalam Syarah Riyadh ash-Shalihin, 1:285:
((فإذا سأل الإنسان ربه وقال : اللهم إني أسألك الشهادة في سبيلك – ولا تكون الشهادة إلا بالقتال لتكون كلمة الله هي العليا – فإن الله تعالى إذا علم منه صدق القول والنية أنزله منازل الشهداء وإن مات في فراشه((
“Apabila  seorang meminta kepada Allah dan berkata: Wahai Allah! 
Sesungguhnya aku  memohon kepada Engkau mati syahid dijalan-Mu, -mati 
syahid tidak ada  kecuali dengan perang untuk meninggikan kalimat Allah-
 maka Allah  apabila mengetahui darinya kejujuran ucapan dan niat maka 
Allah akan  tempatkan di rumah-rumah Syuhada’ walaupun meninggal diatas 
tempat  tidur.”
Bagaimana kita tidak mau memanfaatkan pahala besar ini yang hanya butuh sekitar 5 detik saja!
7.   Membangun masjid lillah walaupun hanya sebesar lubang tempat  
bertelurnya burung.
Bagaimana tidak? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda:
((مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ)) [صحيح الجامع : 6128]
“Siapa yang  membangun masjid karena Allah walaupun hanya 
selubang tempat burung  bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan 
baginya (rumah) seperti  itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah, 
Al-Baihaqi, al-bazzar dan ibnu  Hibban dalam shahihnya dan dishahihkan 
al-Albani dalam Shahih al-Jaami’  no. 6128)
Makna (مفحص قطاة) artinya lubang yang dipakai burung menaruh telurnya. Dan (قطاة) adalah sejenis merpati liar.
Al-Haafizh ibnu Hajar berkata dalam al-Fath, 1:679:
((من بني مسجداً)) التنكير فيه للشيوع. فيدخل فيه الكبير والصغير
“(Siapa yang membangun masjid) bersifat nakirah untuk menyeluruh pada jenisnya, sehingga masuk yang besar dan yang kecil.
Bahkan  pahala tersebut berlaku pada orang yang bersedekah walaupun 
hanya satu  bata saja atau senilainya untuk pembangunan masjid. (*Baca ulasan seputar masjid disini.)
8. Ke masjid waktu subuh dan malam hari untuk shalat jamaah dan kegiatan ibadah lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((مَنْ غَدَا إِلَى المَسْجِد أَوْ رَاحَ ، أَعَدَّ اللهُ لَهُ في الجَنَّةِ نُزُلاً كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ)). متفق عليه
“Siapa yang ke masjid waktu subuh atau malam hari, maka Allah menyiapkan baginya tempat tinggal di surga setiap kali ia berangkat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Al-Haafizh ibnu Hajar dalam Fathul Bari,  2:183, menyatakan:
 (نُزُلاً) dengan di-dhommah-kan huruf nun dan zainya  berarti tempat 
yang disiapkan untuk istirahat  dan dengan disukunkan  huruf zai-nya 
berarti semua yang disiapkan untuk yang baru datang berupa  penyambutan 
tamu dan sejenisnya.
Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Syarah Riyadhush Shalihin, 3:202 menyatakan:
((وظاهر الحديث أن من غدا إلى المسجد أو راح، سواءً غدا للصلاة أو لطلب علم أو لغير ذلك من مقاصد الخير أن الله يكتب له في الجنة نزلاً((
Makna  tekstual dari hadis ini menunjukkan bahwa orang yang pergi ke 
masjid  pagi-pagi atau sore hari, baik berangkat pagi-pagi untuk shalat 
atau  menuntut ilmu atau selainnya dari kebaikan, maka Allah akan 
menetapkan  untuknya tempat tinggal di surga.
9. Menyambung barisan dalam shalat dengan menutup sela-sela antara dia dengan sebelahnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
مَنْ سَدَّ فُرْجَةًّ بَنَي اللهُ لَهُ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ وَرَفَعَهُ بِهَا دَرَجَةً . الصحيحة : 1892
“Siapa yang menutup sela-sela barisan dalam shalat, maka Allah bangunkan rumah di surga dan angkat derajatnya.” (HR al-Muhaamili dalam amaalinya dan dishahihkan al-Albani dalm Silsilah ash-Shahihah no. 1892).
Gimana tidak mau? Hanya cukup 3 detik saja!
10.  Shalat sunah rawatib sebanyak 12 rakaat setiap hari.
Yakni, 
empat  rakaat sebelum shalat zuhur dan dua rakaat setelahnya, 2 rakaat 
setelah  shalat maghrib, 2 rakaat setelah shalat isya dan dua rakaat 
sebelum  shalat subuh. Rasul shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
((مَنْ ثَابَرَ عَلَى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً من السُنة بَنَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ)). [صحيح الجامع : 6183]
“Siapa  yang selalu shalat 12 rakaat setiap hari dan malam, maka 
dibangunkan  baginya rumah di surga. yakni empat rakaat sebelum shalat 
zuhur dan dua  rakaat setelahnya, 2 rakaat setelah shalat maghrib, 2 
rakaat setelah  shalat isya dan dua rakaat sebelum shalat subuh.” (HR an-nasaa’i dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jaami’ no. 6183)
Juga  Imam Muslim meriwayatkan dari an-Nu’maan bin Salim dari Amru 
bin Aus  beliau berkata: Telah menceritakan kepadaku Ambasah bin Abi 
Sufyaan  dalam masa sakit yang membawanya pada kematian satu hadis yang 
 dibanggakannya. Ambasah  berkata: Aku mendengar Ummu Habibah berkata:  
Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ)) )مسلم(
Siapa yang shalat 12 rakaat setiap hari dan malam, maka dibangunkan baginya rumah di surga
قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
وَقَالَ عَنْبَسَةُ فَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ أُمِّ حَبِيبَةَ.
وَقَالَ عَمْرُو بْنُ أَوْسٍ مَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ عَنْبَسَةَ.
وَقَالَ النُّعْمَانُ بْنُ سَالِمٍ مَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ عَمْرِو بْنِ أَوْسٍ
Ummu Habibah berkata: “Tidaklah aku meninggalkannya sejak aku mendengarkannya dari Rasulullah.”
Ambasah berkata: “Tidaklah aku meninggalkannya sejak aku mendengarkannya dari Ummu habibah.”
Amru bin Aus berkata: “Tidaklah aku meninggalkannya sejak aku mendengarkannya dari Ambasah.”
An-Nu’maan bin Saalim  berkata: “Tidaklah aku meninggalkannya sejak aku mendengarkannya dari Amru bin Aus.”
Bagaimana mungkin seorang tidak menginginkan pahala ketaatan ini. Ketaatan yang hanya menghabiskan kurang lebih 30 menit.
11.  Shalat dhuha empat rakaat dan empat rakaat sebelum zuhur
Seperti yang  diriwayatkan Al-bani dan kumpulan hadist-hadis shahih, 
Rasul shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
((مَنْ صَلَّى الضُّحَى أَرْبَعاً وَقَبْلَ الأُوْلَى أَرْبَعاً بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ)) [الصحيحة : 2349]
“Siapa  yang shalat dhuha empat rakaat dan empat rakaat sebelum 
shalat pertama  (shalat zuhur), maka dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR ath-Thabrani dalam al-Ausath dan dishahihkan al-Albani dalam Silsilah Ahaadits Shahihah no. 2349).
Syaikh al-Albani menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan shalat pertama adalah shalat zuhur.
Bagaimana mungkin seorang meninggalkannya padahal hanya butuh 20 menit saja.
12. Meperbanyak membaca surat Al-Ikhlas, minimal 10 kali setiap hari. 
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ حَتَّى يَخْتِمَهَا عَشْرَ مَرَّاتٍ بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي الْجَنَّةِ فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ إِذَنْ أَسْتَكْثِرَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُ أَكْثَرُ وَأَطْيَبُ [الصحيحة : 2/137]
“Siapa yang membaca  qulhuwa allahu ahad sampai selesai sebanyak sepuluh kali, maka Allah akan membangunkan baginya istana di surga.” Umar bertanya: “Kalau begitu  kita memperbanyak istana wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Allah lebih banyak dan lebih baik.” (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani dalam Silsilah Shahihah no. 589 juz 2:137).
Bagaimana seorang meninggalkan pahala besar ini, padahal hanya butuh 3 menit saja!
13. Bicara yang baik
14. Memberi makan pada fakir miskin
15. Rajin berpuasa
16. Shalat malam (tahajjud).
14. Memberi makan pada fakir miskin
15. Rajin berpuasa
16. Shalat malam (tahajjud).
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
 :
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِمَنْ أَطَابَ الْكَلَامَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
“Sesungguhnya di surga itu ada kamar-kamar yang dapat dilihat luarnya dari dalamnya, dan dalamnya dari luarnya.” Maka seorang Badwi berkata: “Untuk siapa itu wahai Rasulullah?” Beliau berkata: “Untuk
  orang yang baik perkataannya, memberikan makan pada orang lain, terus 
 menerus berpuasa (puasa Daud) dan shalat di malam hari sedangkan 
manusia  sedang tidur nyenyak.” (HR. At-Tirmizi  dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 1984) 
17. Meninggalkan perdebatan kendati mengandung unsur kebenaran
(( أنا زعيمٌ ببيت في ربض الجنة لمن ترك المراء وإن كان محقاً وبيتٍ في وسط الجنة لمن ترك الكذب وإن كان مازحاً وبيت في أعلى الجنة لمن حسن خلقه)). [صحيح أبي داود : 4015]
“Saya menjamin sebuah rumah di surga  bagi orang yang 
meninggalkan perdebatan kendati dia benar, rumah di  tengah surga bagi 
orang yang meninggalkan kebohongan kendati hanya  bercanda, dan rumah di
 lantai atas surga bagi orang yang memperbaiki  akhlaknya (sampai 
menjadi akhlak hasanah).” (HR. Abu Daud dishahihkan al-Albani dalam shahih sunan Abi dawud no. 4015)
20. Sabar atas kematian anaknya.
Sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
((إِذَا مَاتَ وَلَدُ الْعَبْدِ قَالَ اللَّهُ لِمَلَائِكَتِهِ قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِي فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيَقُولُ قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيَقُولُ مَاذَا قَالَ عَبْدِي فَيَقُولُونَ حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ فَيَقُولُ اللَّهُ ابْنُوا لِعَبْدِي بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بَيْتَ الْحَمْدِ )) [الصحيحة : 1408]
“Apabila  wafat anak seorang hamba (manusia), maka Allah berkata 
pada  malaikat-Nya: Kalian telah mengambil nyawa anak hamba-Ku? Mereka  
menjawab : “Benar.” Allah berfirman lagi: “Kalian telah mencabut nyawa  
buah hatinya?” Maka malaikatpun menjawab: “Benar.” Lalu Allah berkata:  
“Apa yang dikatakan hamba-Ku itu?” Mereka menjawab: “Dia memuji-Mu dan mengucapkan: ‘Innalillahi wa inna ialihi raji’un’.” Maka Allah berfirman: “Bangunkan bagi hamba-Ku itu rumah di surga dan beri nama rumah itu dengan “Baitul Hamdi (Rumah Pujian).” (HR. At-Tirmizi dan dishahihkan al-Albani dalam Silsilah Ahadis Shahihah, no. 1408) 
21 dan 22. Mengunjungi orang sakit atau saudara seiman
Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
((مَنْ عَادَ مَرِيضاً أَوْ زَارَ أخاً لَهُ في الله ، نَادَاهُ مُنَادٍ : بِأنْ طِبْتَ ، وَطَابَ مَمْشَاكَ ، وَتَبَوَّأتَ مِنَ الجَنَّةِ مَنْزِلاً)). [صحيح الترمذي : 1633]
“Siapa yang mengunjungi orang sakit atau  saudaranya seiman (seagama 
Islam), maka ia diseru oleh orang (malaikat):  ‘Engkau adalah orang baik
 dan baik pula perjalananmu dan Allah telah  menyiapkan bagimu rumah di 
surga’.” (HR. At-Tirmizi dan dishahihkan  al-Albani dalan Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 1633) 
Sungguh agung pahala amalan yang hanya menghabiskan kurang lebih seperempat jam saja.
(*Bonus: Sholawat dari 70 RIBU Malaikat bagi siapa yang mengunjungi orang sakit. Baca disini.)
(*Bonus: Sholawat dari 70 RIBU Malaikat bagi siapa yang mengunjungi orang sakit. Baca disini.)
23. Membaca doa masuk pasar. 
Seperti dijelaskan dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ دَخَلَ السُّوقَ فَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ وَرَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ دَرَجَةٍ وَبُنِيَ لَهُ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ
Siapa yang masuk pasar berdoa dengan doa:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul
 hamdu, yuhyii wa yumiit, wa huwa hayyun laa yamuut, bi yadihil khoir, 
wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir” 
“Maka Allah akan tetapkan  sejuta kebaikan dan menghapus darinya 
sejuta dosa dan mengangkat sejuta  derajat serta dibangunkan baginya 
rumah di surga.” (HR at-Tirmidzi dan ibnu Majah dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jaami’ no. 11176)Inipun tidak membutuhkan lebih dari 15 detik!
Sekarang percayakah Anda?
Anda membangun rumah di surga hanya dalam waktu:
- 30 menit dengan melaksanakan 12 rakaat sunah rawatib perhari.
- 20 menit dengan melaksanakan 8 rakaat (4 rakaat dhuha dan 4 rakaat sebelum zuhur).
- 15 menit dengan menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudara karena Allah.
- 3 menit dengan membaca surat al-Ikhlash 10 kali.
- 15 detik dengan berdoa ketika masuk pasar.
- 5 detik dengan memohon kepada Allah mati syahid.
- 3 detik dengan merapatkan barisan shalat dan menutupi sela-sela antara kamu dengan sebelahmu.
Subhanallah dengan amalan mudah seperti ini mendapatkan rumah di surga yang dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau :
الجنة بناؤها لبنة من فضة و لبنة من ذهب و ملاطها المسك الأذفر و حصباؤها اللؤلؤ و الياقوت و تربتها الزعفران من يدخلها ينعم لا يبأس و يخلد لا يموت لا تبلى ثيابهم و لا يفنى شبابهم
“Bangunan di surga batu batanya dari perak dan dari emas. Tanah lapisannya dari minyak kesturi terbaik dan lantainya dari mutiara dan batu yaqut, tanahnya adalah za’faran. Siapa yang memasukinya akan mendapatkan kenikmatan yang tidak putus dan kekal yang tidak ada kematian, pakaian mereka tidak rusak dan usia mudanya tidak hilang.” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi dari Abu Hurairoh dan Syaikh al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jaami’ no. 3116)
Mari beramal untuk membangun RUMAH di surga!
****
Artikel www.PengusahaMuslim.com Diarsipkan: www.faisalchoir.blogspot.com
(*Tambahan dari Samudera Ilmu) Semoga kita dimudahkan dalam merutinkan mengamalkannya, sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Kaya ..
Sebarkan Artikel ini...
(*Tambahan dari Samudera Ilmu) Semoga kita dimudahkan dalam merutinkan mengamalkannya, sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Kaya ..
Sebarkan Artikel ini...
“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR Muslim no. 2674).
 
 

 








Subhanallah, lahaulla walakuata ilabillah. .Allahu akbar, maha besar Allah <3
BalasHapusmas lapad doa mati syahidnya gimana
BalasHapusSubhanallah....
BalasHapus