Syirik sudah kita pahami bersama adalah sejelek-jeleknya dosa. Namun
sebagian orang keliru dalam memahami syirik, dikira syirik hanyalah
bentuk penyembahan terhadap berhala atau meyakini ada pencipta selain
Allah. Padahal syirik tidak terbatas pada itu saja. Dan sekali lagi
syirik yang kita bahas bukanlah yang artinya ‘
meri’ dalam bahasa Jawa atau artinya iri. Namun yang dibahas, syirik adalah bentuk peribadahan pada selain Allah.
Beberapa kekeliruan dalam memahami syirik:
1- Syirik dianggap hanyalah bentuk penyembahan terhadap berhala.
Sedangkan bentuk beribadah pada wali, orang sholih atau pada kuburan,
maka bukanlah syirik. Bentuk peribadahan yang ada hanyalah tawassul,
meminta syafa’at atau semacam itu. Sehingga syirik hanyalah bentuk
peribadahan pada berhala.
Bantahan: Bentuk peribadahan kepada berhala adalah
di antara jenis syirik. Syirik adalah meminta pada selain Allah baik
dari berhala maupun selainnya. Dan sesembahan orang musyrik
bermacam-macam, tidak hanya berhala. Sesembahan mereka ada berupa
berhala. Ada yang berupa matahari dan rembulan. Ada yang berupa setan,
juga ada yang berupa pohon dan batu. Ada pula yang menyembah malaikat.
Ada pula yang menyembah wali dan orang sholih. Jadi sekali lagi bukan
hanya terbatas pada penyembahan pada berhala saja.
Dalil bahwasanya sesembahan orang musyrik bukan hanya berhala namun beraneka ragam, sebagaimana dalil berikut.
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ
“
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan.” (QS. Fushshilat: 37). Ini menunjukkan bahwa ada orang musyrik yang menyembah matahari dan rembulan.
وَلَا يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلَائِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ أَرْبَابًا
“
Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan.” (QS. Ali Imran: 80). Dalil yang disebut di sini menunjukkan bahwa ada orang musyrik yang menyembah malaikat dan nabi.
وَإِذْ
قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ
اتَّخِذُونِي وَأُمِّي إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ
مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنتُ قُلْتُهُ
فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي
نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ
“
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam,
adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua
orang tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah
patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku
pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada
diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".”(QS. Al Maidah: 116). Ini juga dalil bahwa Nabi juga ada yang disembah.
أُوْلَئِكَ
الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمْ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ
أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ
“
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan
kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada
Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya.” (QS. Al Isro’: 57). Orang sholih pun ada yang disembah dan ini termasuk kesyirikan.
أَفَرَأَيْتُمْ اللَّاتَ وَالْعُزَّى وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَى
“
Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) mengaggap al
Lata dan al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian
(sebagai anak perempuan Allah)” (QS. An Najm: 19-20). Dalil ini juga menunjukkan pohon dan batu ada yang disembah.
2- Yang dianggap syirik adalah jika meyakini bahwa ada pencipta
selain Allah, ada yang memberi rizki selain Allah dan ada yang mengatur
alam semesta selain Allah. Jadi dianggap seseorang disebut bertauhid
jika meyakini bahwa tidak ada pencipta, pemberi rizki dan pengatur alam
semesta selain Allah.
Bantahan: Keyakinan seperti ini benar. Namun
seseorang disebut musyrik (berbuat syirik) di masa silam bukanlah karena
keyakinan di atas. Mereka tidak disebut musyrik karena tidak meyakini
perkara rububiyah di atas. Mereka sama sekali tidak meyakini bahwa
berhala itu dapat mencipta, memberi rizki, dapat menghidupkan atau
mematikan.
Berhala-berhala tadi hanya dijadikan perantara dalam
beribadah kepada Allah. Allah
Ta’ala berfirman,
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ
“
Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan,
dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di
sisi Allah".” (QS. Yunus: 18).
Orang-orang musyrik tidaklah
mengatakan bahwa berhala-berhala tadi menciptakan mereka atau memberi
rizki pada mereka, namun yang mereka yakini, berhala-berhala tersebut
bisa memberikan syafa’at kepada mereka di sisi Allah dan menjadi
perantara pada Allah. Ini adalah keyakinan sesat, yaitu hanya membatasi
syirik pada tauhid rububiyah saja ketika tidak meyakini Allah sebagai
pencipta dan pemberi rizki. Bahkan sejelek-jelek syirik adalah syirik
dalam hal uluhiyah
yaitu memalingkan satu jenis ibadah kepada selain
Allah. Inilah syirik yang telah diperingatkan dengan keras dan menjadi
misi utama para rasul diutus, serta menjadi sebab disyari’atkannya
jihad. Sedangkan keyakinan bahwa berhala itu bisa mencipta dan memberi
rizki hampir-hampir jarang ditemui, yang diyakini adalah berhala-berhala
tadi dijadikan perantara dan pemberi syafa’at di sisi Allah.
3- Yang disebut syirik adalah dalam tauhid hakimiyah yaitu ketika tidak berhukum dengan hukum Allah.
Bantahan: Ini memang di antara jenis syirik karena
pensyariatan hukum hanya menjadi wewenang Allah. Namun syirik bukan
hanya dibatasi dalam hal ini. Bahkan syirik lebih umum dari itu. Syirik
terdapat dalam do’a, tumbal sembelihan pada selain Allah, nadzar pada
selain Allah, dan istighotsah pada selain Allah. Jika dikhususkan pada
tauhid hakimiyah saja, maka itu keliru.
Jadi, Syirik adalah …
Jika kita merenungkan Al Qur’an yang disebut syirik adalah
memalingkan ibadah pada selain Allah. Dalilnya sebagaimana dalam
beberapa ayat berikut,
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ
“
Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan,
dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di
sisi Allah".” (QS. Yunus: 18).
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ
“
Katakanlah: " Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan)
selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di
langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam
(penciptaan) langit dan bumi” (QS. Saba’: 22). Dalil ini menunjukkan syirik dalam do’a karena dipalingkannya do’a pada selain Allah.
Dalil berikut pula menunjukkan bahwa tumbal sembelihan hanya boleh untuk Allah,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“
Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah” (QS. Al Kautsar: 2)
قُلْ
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ
الْمُسْلِمِينَ (163)
“
Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan
demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".” (QS. Al An’am:
162-163). Sembelihan dan shalat kepada selain Allah termasuk syirik dan
syirik itu sendiri beraneka ragam macamnya.
Kaedah yang benar dalam memahami syirik:
Syirik adalah memalingkan salah satu ibadah kepada selain Allah. Orang yang memalingkannya disebut musyrik.
Wallahu waliyyut taufiq.
(*) Dikembangkan dari tulisan Syaikhuna -guru kami- Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan -
hafizhohullah- dalam kitab “
Durus fii Syarh Nawaqidhil Islam”, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahun 1425 H, hal. 41-43.
@ Diselesaikan sebagai bahan Khutbah Jumat, di Pesantren Darush
Sholihin, Warak, Girisekar, Panggang-Gunung Kidul, 6 Syawal 1433 H
www.rumaysho.com
0 komentar:
Posting Komentar